KABARBURSA.COM – Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Rabu, 11 Desember 2024, diperkirakan akan bergerak fluktuatif dan cenderung melemah. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah berada dalam kisaran Rp15.860 hingga Rp15.950 terhadap dolar AS.
“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.860 hingga Rp15.950,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa, 10 Desember 2024.
Faktor Eksternal dan Internal
Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah didorong oleh sejumlah faktor eksternal. Penguatan dolar AS dipicu oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah, menyusul perubahan rezim di Suriah setelah pemberontak merebut ibu kota Damaskus. Situasi ini meningkatkan permintaan dolar AS sebagai aset lindung nilai.
Di sisi lain, pasar tengah menanti rilis data harga konsumen (CPI) AS yang dijadwalkan hari ini. Data ini menjadi kunci dalam menentukan langkah Federal Reserve pada pertemuan kebijakan moneter minggu depan. “Pasar sudah memperkirakan pemotongan suku bunga seperempat poin oleh The Fed sebagai hampir pasti,” kata Ibrahim.
Dari faktor internal, Ibrahim mencatat peningkatan kinerja penjualan eceran domestik menjadi salah satu penopang stabilitas rupiah. Bank Indonesia (BI) memprakirakan Indeks Penjualan Riil (IPR) untuk November 2024 tumbuh 1,7 persen secara tahunan (yoy) ke level 211,5, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.
Namun, inflasi jangka pendek diperkirakan meningkat, terutama pada Januari 2025, seiring dengan tingginya curah hujan yang memengaruhi distribusi barang dan harga kebutuhan pokok.
Meskipun ada dukungan dari sisi fundamental domestik, Ibrahim mengingatkan bahwa dinamika eksternal masih akan menjadi faktor dominan dalam pergerakan rupiah. “Investor perlu mencermati perkembangan global, terutama data inflasi AS dan keputusan bank sentral di beberapa negara maju yang akan mengubah imbal hasil mata uang,” kata Ibrahim.
Dengan volatilitas yang cukup tinggi, pelaku pasar diimbau untuk tetap waspada dan mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan transaksi valuta asing.
Diprediksi Lemah Pekan ini
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menghadapi tekanan pada pekan ini. Berbeda dengan pekan lalu, di mana rupiah tercatat menguat meskipun hanya tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Jumat, 6 Desember 2024, rupiah spot ditutup pada posisi Rp15.845 per dolar AS, menguat sekitar 0,11 persen dibandingkan dengan posisi sebelumnya.
Meskipun demikian, rupiah hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 0,01 persen dibandingkan dengan posisi akhir pekan sebelumnya yang tercatat di Rp15.847 per dolar AS.
Sementara itu, kurs rupiah yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) atau Rupiah Jisdor ditutup pada posisi Rp15.848 per dolar AS. Rupiah Jisdor tercatat menguat 0,27 persen dari posisi sebelumnya, namun mengalami pelemahan sebesar 0,34 persen dalam sepekan terakhir dibandingkan dengan posisi Rp15.856 per dolar AS.
Ibrahim menjelaskan penguatan rupiah pada pekan lalu didorong oleh sentimen positif dari data penggajian nonpertanian (non-farm payroll) untuk bulan November. Data tersebut kemungkinan akan menjadi faktor pendorong dalam prospek penurunan suku bunga di AS.
Kekuatan pasar tenaga kerja mengurangi peluang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Prospek penurunan suku bunga ini memberikan angin segar bagi pergerakan rupiah.
“Data penggajian tersebut muncul beberapa minggu sebelum pertemuan terakhir Fed tahun ini, di mana bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin,” kata Ibrahim dalam risetnya.
Namun, untuk pekan ini, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebutkan bahwa sentimen eksternal diperkirakan akan kembali memberi tekanan terhadap rupiah. Investor menantikan data inflasi AS yang akan dirilis minggu depan. Data tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang menunjukkan kenaikan dari 2,6 persen menjadi 2,7 persen, diperkirakan dapat menekan nilai tukar rupiah.
Selain itu, Lukman juga mengingatkan mengenai potensi ketegangan geopolitik, khususnya situasi di Suriah, yang dapat memberikan dampak negatif terhadap pergerakan rupiah.
Dari sisi domestik, data indeks kepercayaan konsumen yang akan dirilis pada hari Senin dan data penjualan ritel pada hari Selasa diperkirakan akan menunjukkan angka yang lebih rendah, yang juga belum dapat membantu rupiah bertahan.
Lukman memproyeksikan rupiah masih akan berada dalam tekanan eksternal. Untuk Senin, 9 Desember 2024, ia memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp15.800 hingga Rp15.900 per dolar AS.
Ibrahim optimistis meskipun mata uang rupiah akan mengalami fluktuasi, rupiah diperkirakan akan menguat dalam rentang Rp15.800 hingga Rp15.850 per dolar AS pada hari Senin.(*)