Logo
>

Rupiah Diproyeksikan Menguat Didukung Fundamental Makroekonomi yang Solid

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Rupiah Diproyeksikan Menguat Didukung Fundamental Makroekonomi yang Solid

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat pada perdagangan Rabu, 11 September 2024, didukung oleh kondisi fundamental makroekonomi domestik yang kuat serta potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed). Meskipun ada tekanan dari arus modal asing yang keluar pada awal bulan ini, kekuatan fundamental ekonomi Indonesia, yang tercermin dari data penjualan eceran dan inflasi yang terkendali, diyakini akan menjadi penopang utama penguatan rupiah.

    Fundamental Makroekonomi

    Laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi tahunan (Y-on-Y) Indonesia berada pada level 2,12 persen per Agustus 2024, yang mencerminkan tingkat inflasi masih terkendali. Inflasi yang stabil ini didukung oleh kontribusi penurunan harga dari beberapa komoditas penting, seperti bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras, yang mencatat deflasi bulanan sebesar 0,03 persen.

    Selain itu, penjualan eceran pada Agustus 2024 mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,8 persen secara tahunan, tertinggi dalam empat bulan terakhir. Momentum ini juga didorong oleh perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang meningkatkan belanja masyarakat. Kinerja ini memberikan bukti kuat bahwa perekonomian domestik masih berada dalam jalur yang positif, memberikan dukungan pada stabilitas nilai tukar rupiah.

    Neraca Pembayaran dan Arus Modal

    Meskipun pada pekan pertama September terjadi arus keluar modal asing sebesar Rp2,49 triliun dari pasar keuangan Indonesia, Bank Indonesia melaporkan bahwa investor asing masih mencatatkan pembelian neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,65 triliun. Ini menunjukkan pasar obligasi Indonesia tetap menarik di mata investor asing, terutama karena ekspektasi terhadap kebijakan The Fed yang akan menurunkan suku bunga.

    Selain itu, premi risiko investasi Indonesia, yang tercermin dari kenaikan premi credit default swap (CDS) Indonesia, masih dalam batas yang wajar. Ini mencerminkan bahwa meskipun ada peningkatan persepsi risiko, fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat tetap menjadi daya tarik bagi investor global.

    Pengaruh Global: Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

    Faktor global yang turut mendorong proyeksi penguatan rupiah adalah rencana pemangkasan suku bunga The Fed. Pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed mendatang. Jika The Fed melakukan pemangkasan yang lebih dalam hingga 50 basis poin, maka rupiah bisa mendapatkan dorongan lebih besar seiring dengan melemahnya dolar AS.

    Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan dengan terkendalinya inflasi di AS dan ekspektasi penurunan suku bunga, dolar AS kemungkinan akan melemah, yang akan memberikan kesempatan bagi rupiah untuk menguat lebih lanjut.

    Proyeksi Nilai Tukar

    Berdasarkan analisis dari berbagai faktor makroekonomi dan perkembangan global, nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Rp 15.400 hingga Rp 15.490 per dolar AS pada perdagangan Rabu, 11 September 2024. Support kuat berada di Rp 15.390, sedangkan resistance diprediksi di Rp 15.500. Dengan dukungan fundamental ekonomi yang positif dan ekspektasi dari kebijakan moneter global, rupiah memiliki peluang untuk menguat pada perdagangan besok.

    Analisis berdasarkan makroekonomi ini sejalan dengan pandangan dari Nanang Wahyudin, analis dari Research & Education Coordinator di Valbury Asia Futures. Menurut Nanang, inflasi konsumen AS pada Agustus diperkirakan akan stabil di angka 0,2 persen secara bulanan, dengan perlambatan tahunan dari 2,9 persen menjadi 2,6 persen . Jika inflasi ini sesuai dengan prediksi, Nanang melihat adanya peluang penguatan jangka pendek bagi rupiah, dengan potensi kembali ke bawah level Rp15.400 per dolar AS.

    Nanang memperkirakan rupiah akan mempertahankan area resistance di sekitar Rp15.500 dan support di Rp15.390, dengan rentang pergerakan diproyeksikan berada di antara Rp15.400 hingga Rp15.490. Proyeksi ini mendekati estimasi yang diberikan oleh Hosianna Evalia Situmorang dari Bank Danamon, yang memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp15.450 hingga Rp15.550.

    Dinamika Ekonomi Tiongkok: Dampak pada Rupiah

    Perkembangan ekonomi Tiongkok juga turut mempengaruhi proyeksi nilai tukar rupiah. Data menunjukkan impor Tiongkok pada Agustus 2024 menyusut sebesar 12,3 persen, menandakan masih lemahnya permintaan di negara tersebut. Namun, peningkatan ekspor Tiongkok memberi sedikit harapan permintaan global dapat pulih secara bertahap.

    Bagi Indonesia, Tiongkok adalah salah satu mitra dagang utama. Perkembangan ekonomi di Tiongkok akan tetap menjadi perhatian, meskipun kekuatan fundamental domestik Indonesia cukup kuat untuk menahan dampak negatif dari faktor eksternal.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).