Logo
>

Rupiah Keok, Minyak Dunia Naik, Impor BBM Pertamina Aman?

Ditulis oleh KabarBursa.com
Rupiah Keok, Minyak Dunia Naik, Impor BBM Pertamina Aman?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa meskipun terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), hal tersebut tidak akan berdampak pada pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang masih banyak diimpor. Meskipun laju pelemahan rupiah sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia yang masih stabil tinggi, Pertamina memastikan kelancaran pasokan.

    Hari ini, harga minyak dunia bahkan mencapai rekor tertinggi dalam 5 bulan terakhir. Brent untuk penyelesaian Juni naik 0,5 persen menjadi US$87,83 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 0,5 persen menjadi US$84,12 per barel. Meski demikian, VP Corporate Secretary Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa perseroan telah mengamankan pengadaan stok dan pasokan BBM untuk Ramadan dan Idulfitri jauh sebelumnya. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap situasi depresiasi rupiah dan kenaikan harga minyak dunia, memastikan ketersediaan BBM untuk kebutuhan masyarakat.

    “Saat ini stoknya aman, karena sudah kita build stock sebelum musim Lebaran,” ujar Fadjar saat dihubungi, Selasa 2 April 2024.

    Selain itu, perseroan memproyeksikan adanya peningkatan penjualan BBM sebesar 5 persen hingga 6 persen. Namun, Pertamina telah menambah stok hingga 10 persen untuk mengamankan pasokan BBM di dalam negeri, bahkan sampai selesainya periode Idulfitri.

    PT Pertamina Patra Niaga, subholding commercial and trading PT Pertamina (Persero), memproyeksikan adanya peningkatan penjualan Pertalite dan Pertamax hingga 15 persen pada Ramadan dan Idulfitri 2024.

    Fadjar mengatakan penjualan Pertalite saat hari besar keagamaan itu bakal meningkat 10,2 persen menjadi 89.367 kiloliter (kl) per hari dibandingkan dengan penjualan normal pada Januari 2024 sebesar 81.130 kl per hari.

    Sementara itu, penjualan Pertamax bakal meningkat 15 persen menjadi 14.635 kl per hari dibandingkan dengan penjualan normal pada Januari 2024 sebesar 12.729 kl per hari.

    Berdasarkan stok per 19 Maret 2024, Fadjar menyebutkan stok BBM aman dalam rentang 20 hari hingga 44 hari pada Ramadan-Idulfitri 2024.

    Adapun, Pertalite dengan pasokan yang tersedia per 19 Maret 2024 bakal bertahan hingga 20,49 hari dengan asumsi penjualan sebanyak 82.508 kl per hari selama Ramadan-Idulfitri 2024. Sementara itu, Pertamax bertahan hingga 44,54 hari dengan asumsi penjualan sebanyak 13.689 kl per hari selama Ramadan-Idulfitri 2024.

    Sementara, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding petrochemical and refining Pertamina, memiliki stok minyak mentah per Maret yang bertahan hingga 25,5 hari pada RAFI 2024.

    Fadjar mengatakan kapasitas pengolahan dari KPI mencapai 908 ribu barel per hari atau barel of oil per day (BOPD).

    Untuk diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka langsung anjlok dalam pembukaan perdagangan pasar spot hari ini, Selasa 2 April 2024 melampaui level terlemah sejak 2020 silam.

    Rupiah spot dibuka langsung ambles ke Rp15.963/US$ pada pukul 09:05 WIB, menjadi valuta Asia dengan pelemahan terdalam di kawasan pagi ini, kehilangan 0,42 persen nilai dari posisi penutupan hari sebelumnya. Level itu adalah posisi rupiah terlemah sejak April 2020 ketika pandemi Covid-19 merebak dan akhirnya membawa rupiah melampaui Rp16.000/US$. Level terlemah rupiah sepanjang masa terjadi pada 23 Maret 2020 yaitu di Rp16.310/US$.

    Mayoritas mata uang Asia pagi ini tenggelam tertekan oleh penguatan tiba-tiba dolar AS akibat sentimen data manufaktur AS yang mengikis peluang penurunan bunga acuan Federal Reserve tahun ini karena kekhawatiran akan terjadinya lonjakan inflasi lagi di negeri itu. Indeks dolar AS masih bertahan perkasa di 105,039 pagi ini. Sementara di belakang rupiah, mata uang Asia lain juga melemah cukup besar. Ringgit Malaysia turun 0,38 persen, lalu won Korea Selatan dan dolar Taiwan juga melemah 0,29 persen. Disusul oleh baht Thailand yang melemah 0,24 persen, lalu peso Filipina 0,18 persen.

    Bank Indonesia sudah angkat bicara menilai pelemahan rupiah beberapa waktu belakangan ini sebagian besar adalah dampak dari pelemahan yuan China. Pada saat yang sama, permintaan valas di pasar domestik tengah meningkat sejurus dengan musim pembagian dividen dan masih kuatnya arus keluar modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

    "Rupiah lumayan agak tertekan dari kemarin kelihatannya rupiah banyak terdampak dari pelemahan CNY [yuan China]. Sementara dari domestik ada permintaan USD (dolar AS) terkait repatriasi dan masih outflow-nya asing di pasar SBN. Rilis data inflasi Indonesia kemarin yang di atas ekspektasi yang banyak disebabkan oleh volatile food, ikut mendorong pelemahan rupiah," kata Edi Susianto, Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Sekuritas Bank Indonesia, pagi ini, Selasa 2 April 2024.

    Pada Ramadan-Idulfitri 2024, berikut adalah kapasitas kilang atau refinery unit (RU) milik Pertamina:

    • RU II Dumai: 155 juta barel per hari (MBSD)
    • RU III Plaju: 105 MBSD
    • RU IV Cilacap: 338 MBSD
    • RU V Balikpapan: 60 MBSD
    • RU VI Balongan: 142 MBSD
    • RU VII Kasim: 10 MBSD
    • TPPI: 98 MBSD

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi