KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa membuka dengan kenaikan, dengan investor menunggu hasil pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2024.
Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, rupiah naik lima poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.590 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.595 per dolar AS.
"Pasar mungkin mengambil sikap wait and see untuk menantikan hasil hitung cepat pemilu. Sikap ini bisa mempengaruhi pelemahan rupiah terhadap dolar AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Pada 14 Februari 2024, pemilu serentak akan dilaksanakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden RI, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Selain itu, rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) untuk bulan Januari 2024 malam ini juga menjadi perhatian, di mana rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS.
"Data inflasi konsumen ini dapat mengubah ekspektasi pasar terkait pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini," katanya.
Meskipun konsensus pasar menunjukkan kenaikan inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya, pelaku pasar tetap waspada terhadap hasil yang lebih tinggi dari perkiraan.
Jika hasilnya menunjukkan angka yang lebih tinggi, pasar akan mengharapkan pemangkasan suku bunga dilakukan lebih lama dan dolar AS dapat menguat lagi.
Ariston memproyeksikan potensi pelemahan rupiah hingga ke arah Rp15.630 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.560 per dolar AS.