KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah sebesar 0,12persen atau 19 poin menjadi Rp 15.599 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat 15 Maret 2024. Dalam sepekan, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,06persen dari level penutupan pekan sebelumnya yang berada di Rp15.590 per dolar AS.
Menurut Analis Senior Bank Mandiri, Reny Eka Putri, beberapa sentimen yang mempengaruhi pelemahan rupiah dalam sepekan termasuk rilis data sektor tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran menjadi 3,9persen pada Februari 2024, lebih tinggi dari perkiraan pasar dan bulan Januari 2024 yang sebesar 3,7persen.
"Sementara itu, terdapat sedikit kenaikan pada NFP (non-farm payrolls) AS dengan penambahan sebesar 275.000 pada Februari 2024 seiring meningkatnya pekerjaan pada sektor kesehatan," kata Reny.
Selain itu, sentimen eksternal lainnya berasal dari serangkaian data ekonomi, terutama inflasi AS yang lebih kuat dari perkiraan. Inflasi meningkat sebesar 3,2persen secara year-on-year (yoy) pada Februari 2024, karena kenaikan harga pangan dan energi. Inflasi inti juga naik sebesar 3,8persen (yoy) pada Februari 2024, di atas konsensus sebesar 3,7persen (yoy).
"The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS lebih rendah sebesar 1,4persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 2,5persen," tambahnya.
Reny menilai bahwa data-data ekonomi tersebut membuat AS berhati-hati sebelum menyesuaikan arah suku bunganya. Pada FOMC meeting Maret 2024, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,5persen. Ekspektasi pasar mengindikasikan kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada Juni 2024 mendatang.
Pergerakan rupiah sepanjang minggu lalu dipengaruhi oleh prospek Fed Funds Rate yang diperkirakan akan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan sejalan dengan inflasi AS yang sulit turun. Rupiah berfluktuasi di kisaran Rp15.639 - Rp15.778 per dolar AS.
Di dalam negeri, pelaku pasar merespons rilis data neraca perdagangan domestik yang mengalami surplus sekitar US$0,8 miliar.
Reny memprediksi bahwa rupiah pada pekan depan berpotensi bergerak di kisaran Rp15.575 - Rp15.645 per dolar AS.