KABARBURSA.COM - Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini Rabu 15 Mei 2024, rupiah dalam kisaran terbatas setelah data inflasi harga produsen Amerika Serikat diumumkan tadi malam, sesuai ekspektasi pasar.
Respon pasar global cenderung positif ditandai dengan pergerakan yield Treasury, surat utang AS, yang turun di semua tenor dan indeks saham di Wall Street ditutup hijau. Namun, pelaku pasar belum akan bernafas lega karena masih ada data penting lagi yang akan dirilis nanti malam, yaitu inflasi harga konsumen AS untuk April.
Bila inflasi inti pada April sesuai ekspektasi atau lebih rendah, itu akan menjadi kabar baik bagi pasar, demikian juga sebaliknya. Di sisi lain, beberapa pejabat Federal Reserve, bank sentral AS, melontarkan pernyataan yang nadanya masih hawkish.
Terbaru, Gubernur The Fed Kansas Jeffrey Schmid menyatakan, suku bunga acuan bisa berada di level tinggi dalam waktu beberapa lama. Kebijakan restriktif The Fed saat ini sudah di tempat yang benar dan menurutnya pemegang kebijakan akan bersabar menunggu data-data terbaru untuk mengkaji lebih lanjut.
Indeks dolar AS semalam ditutup melemah 0,19 persen dan pagi ini masih bergerak stabil di kisaran 105,02, memberikan ruang terbatas bagi mata uang yang menjadi lawannya termasuk rupiah.
Sinyal pergerakan rupiah di pasar offshore mengonfirmasi prediksi itu di mana kontrak NDF rupiah 1 bulan di pasar New York hanya menguat tipis 0,05 persen tadi malam dan pagi ini bergerak stabil di kisaran Rp16.121/USD. Level itu tidak terlalu jauh dari posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.100/USD.
{
"width": "100 persen",
"height": "480",
"symbol": "FX_IDC:USDIDR",
"interval": "D",
"timezone": "Etc/UTC",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"hide_top_toolbar": true,
"allow_symbol_change": false,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Sementara di awal perdagangan di Asia pagi ini, mata uang Asia seperti won Korea Selatan dan dolar Tawian bergerak menguat.
Hari ini, pelaku pasar domestik menunggu rilis data kinerja ekspor dan impor yang diprediksi akan membawa neraca dagang RI kembali mencetak surplus. Bank Indonesia juga akan merilis statistik Utang Luar Negeri yang bisa memberi gambaran tentang posisi utang valas RI dan bagaimana rupiah bisa menghadapinya pada kuartal ini.
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah. Dengan koreksi terbatas di antara area Rp16.110-Rp16.140/US$, dengan support terkuat Rp16.200/US$.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp16.050/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat menguat ke level Rp16.000/US$.
Selama nantinya nilai rupiah bertengger di atas Rp16.100/US$, maka masih ada potensi untuk melemah. Namun sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga di bawah Rp16.050/US$ dalam tren jangka pendek, maka nilai rupiah berpotensi terus menguat hingga menuju Rp15.950/US$.