Logo
>

Rupiah Melemah, Airlangga: Lebih Baik dari Malaysia

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Rupiah Melemah, Airlangga: Lebih Baik dari Malaysia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia menanggapi soal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan pekan ini, Selasa, 16 April 2024.

    Menurut data dari Refinitiv, rupiah terpantau bertengger di posisi Rp16.110 per dolar AS, turun sebesar 1,68 persen

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, meski melemah, indeks rupiah masih cukup baik dibanding negara- negara lain, salah satunya Malaysia.

    "Terkait dengan indeks rupiah kalau kita bandingkan dengan berbagai negara lain, secara relatif kita sedikit lebih baik dari Malaysia," kata Airlangga kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 16 April 2024.

    Adapun pada hari ini, ringgit Malaysia turun 0,23 persen, rupee India juga mengalami pelemahan sebesar 0,06 persen, dan won Korea mengalami penurunan signifikan sebesar 0,8 persen.

    Menurut Airlangga, penurunan rupiah tidak terlalu terdampak bagi Indonesia. Hal ini, kata dia, karena Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang relatif kuat.

    "Jadi kita tidak yang terdampak tinggi, tapi banyak negara yang lebih terdampak," pungkasnya.

    Penurunan drastis rupiah ini dapat dimengerti mengingat pasar keuangan domestik baru dibuka pada hari tersebut.

    Selama masa liburan, pasar keuangan global terpengaruh oleh sejumlah sentimen negatif, termasuk kenaikan inflasi AS, serangan drone Iran ke Israel, dan kenaikan harga minyak.

    Nilai Dolar AS Tembus Rp16.110

    Rupiah melemah secara signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan pekan ini, Selasa, 16 April 2024.

    Menurut data dari Refinitiv, pukul 09.15 WIB, rupiah berada di posisi Rp16.110 per dolar AS, mengalami penurunan sebesar 1,68 persen.

    Pelemahan rupiah ini sejalan dengan tren mata uang utama Asia lainnya. Pada hari yang sama, rupee India juga mengalami pelemahan sebesar 0,06 persen, ringgit Malaysia turun 0,23 persen, dan won Korea mengalami penurunan signifikan sebesar 0,8 persen.

    Penurunan drastis rupiah ini dapat dimengerti mengingat pasar keuangan domestik baru dibuka pada hari tersebut.

    Selama masa liburan, pasar keuangan global terpengaruh oleh sejumlah sentimen negatif, termasuk kenaikan inflasi AS, serangan drone Iran ke Israel, dan kenaikan harga minyak.

    Inflasi AS yang meningkat di luar dugaan, mencapai 3,5 persen (year on year/yoy) pada Maret 2024 dari 3,2 persen pada Februari, menjadi salah satu faktor utama dalam pelemahan mata uang.

    Data tenaga kerja AS juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat, dengan penambahan 303.000 pekerja pada non-farm payrolls, melebihi ekspektasi pasar yang sebesar 200.000.

    Selain itu, data penjualan ritel AS untuk bulan Maret juga melampaui prediksi analis, mencatat kenaikan sebesar 0,7 persen yang jauh di atas perkiraan sebesar 0,3 persen. Ini menunjukkan ketahanan konsumen AS yang kuat.

    Pesimisme pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) semakin meningkat, tercermin dari perangkah CME Fedwatch Tool yang menunjukkan pelaku pasar hanya bertaruh 21,7 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga di bulan Juni, turun jauh dari 60-70 persen dua pekan sebelumnya.

    Dolar AS kembali menjadi primadona di pasar, dengan indeks dolar mencapai posisi tertinggi sejak awal November atau lima bulan terakhir.

    Di samping itu, sentimen negatif juga datang dari konflik di Timur Tengah, khususnya serangan drone Iran ke Israel. Konflik ini dapat berdampak luas terhadap pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia yang baru dibuka pada hari tersebut.

    Ketidakpastian yang diakibatkan oleh serangan ini membuat pasar keuangan global memperhatikan dengan cermat potensi dampaknya terhadap penerbangan, harga komoditas, hingga inflasi global.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.