KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan tipis pada perdagangan Rabu 22 Mei 2024 lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup naik 0,02 persen atau 3,5 poin ke level Rp 15.995 per dolar AS. Di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah juga meningkat 0,18 persen ke posisi yang sama, Rp 15.995 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 21-22 Mei 2024.
Menurut Ibrahim, kebijakan ini bertujuan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah di tengah memburuknya risiko global, sekaligus sebagai langkah pre-emptive dan forward-looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025.
{
"width": "100 persen",
"height": "480",
"symbol": "FX_IDC:USDIDR",
"interval": "D",
"timezone": "Etc/UTC",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"hide_top_toolbar": true,
"allow_symbol_change": false,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Pada RDG bulan April 2024, BI secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuan dari 6 persen ke 6,25 persen untuk menahan pelemahan rupiah. Kenaikan ini merupakan yang pertama sejak Oktober 2023.
Dari sisi eksternal, sentimen datang dari risalah pertemuan The Fed akhir April yang dirilis pada Rabu 22 Mei 2024. "The Fed mempertahankan suku bunga stabil dalam pertemuan tersebut, sementara Ketua The Fed, Jerome Powell, mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada 2024. Para pedagang kini menunggu apakah seluruh pejabat The Fed sepakat dengan hal ini, mengingat inflasi yang masih stabil," kata dia dikutip Minggu 26 Mei 2024.
Sejumlah pejabat The Fed memperingatkan minggu ini bahwa bank sentral memerlukan keyakinan lebih besar bahwa inflasi akan turun sebelum dapat mulai memangkas suku bunga. "Komentar mereka mendukung greenback dan menekan sebagian besar aset berisiko tinggi tanpa memberikan imbal hasil," kata Ibrahim dalam riset hariannya.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.950 - Rp 16.040 per dolar AS pada perdagangan Senin depan 27 Mei 2024.
Sementara itu, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, menyebut bahwa potensi penguatan rupiah ke depan akan dipengaruhi oleh portofolio asing, imbal hasil yang menarik, prospek ekonomi yang membaik, dan komitmen bank sentral dalam menjaga stabilitas rupiah.
"Selain itu, BI dalam pertemuan regulernya memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada 6,25 persen," kata Nanang.
Menurut Nanang, faktor pergerakan dolar AS juga mempengaruhi rupiah, terutama setelah FOMC minutes pada Kamis 23 Mei 2024, yang menunjukkan bahwa pejabat tinggi The Fed masih membutuhkan keyakinan lebih besar sebelum mulai memangkas suku bunga.
Nanang memperkirakan rupiah akan berada dalam kisaran Rp 15.930 - Rp 16.020 per dolar AS pada Senin 27 Mei 2024.