KABARBURSA.COM - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA), emiten di sektor industri kimia anorganik gas, telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 Agustus 2024.
RUPSLB tersebut memenuhi kuorum, dengan dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 698.314.600 saham atau 75,0935 persen dari seluruh saham dengan hak suara yang sah. Kehadiran ini sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan serta ketentuan perundangan yang berlaku.
Manajemen SBMA mengungkapkan bahwa pada Agenda I RUPSLB, para pemegang saham sepakat untuk memberhentikan Iwan Sanyoto dan Ingo Lothar Steil dari jabatan Direktur. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2024.
Sebagai penggantinya, RUPSLB menyetujui pengangkatan dua anggota baru Direksi Perseroan, yaitu Julianto Setyoadji sebagai Direktur dan Carsen Finrely sebagai Direktur Independen. Masa jabatan Direksi yang baru ini akan berlangsung hingga Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2025.
Dengan perubahan tersebut, susunan baru Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
Komisaris:
- Komisaris Utama: Effendi
- Komisaris Independen: M. Slamet Brotosiswoyo
- Komisaris: Dinawati
Direksi:
- Direktur Utama: Rini Dwiyanti
- Wakil Direktur Utama: Welly Sumanteri
- Direktur: Julianto Setyoadji
- Direktur: Carsen Finrely
Pembagian Dividen Tunai
PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mengumumkan rencana pembagian dividen sebesar Rp1,1 miliar kepada pemegang saham dari laba bersih tahun 2023. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat, 17 Mei 2024.
“RUPST memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,1 miliar dari laba bersih tahun buku 2023,” kata Direktur Operasional SBMA, Iwan Sanyoto.
Dasar pembagian dividen ini adalah peningkatan laba bersih perusahaan sebesar 5,53 persen year on year (yoy) menjadi Rp4,73 miliar pada tahun 2023, dibandingkan Rp4,48 miliar pada tahun sebelumnya.
Kinerja perusahaan yang meningkat didorong oleh operasional pabrik baru yang mulai beroperasi pada Juni 2023. Dampak positif dari pabrik ini mulai terlihat pada akhir tahun 2023 dan kuartal pertama tahun 2024.
“Dengan penjualan yang meningkat dan biaya produksi yang menurun, kami optimis kinerja SBMA akan terus membaik,” ujar Iwan.
Pada kuartal pertama tahun 2024, SBMA mencatat pertumbuhan signifikan dengan laba bersih melonjak 122,96 persen menjadi Rp2,01 miliar dibandingkan Rp903,75 juta pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini tercermin dalam laba per saham dasar yang naik dari Rp0,97 menjadi Rp2,17 per lembar saham.
Katalis utama di balik peningkatan laba SBMA adalah kenaikan pendapatan usaha sebesar 9,01 persen, mencapai Rp28,89 miliar dari Rp26,50 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Produk utama seperti Acetylene, Oxygen, dan Argon memberikan kontribusi signifikan, dengan penjualan Acetylene sebesar Rp8,69 miliar, Oxygen Rp6,65 miliar, dan Argon Rp5,81 miliar, sementara produk lainnya menyumbang Rp3,91 miliar.
Beban pokok pendapatan tetap stabil di angka Rp15,53 miliar, hampir sama dengan tahun lalu sebesar Rp15,08 miliar. Dengan demikian, laba kotor perusahaan meningkat 18,45 persen dari Rp11,42 miliar menjadi Rp13,53 miliar.
Dari sisi neraca, total aset SBMA per 31 Maret 2024 mencapai Rp283,45 miliar, naik 2,63 persen dari Rp276,17 miliar pada 31 Desember 2023. Peningkatan aset ini didukung oleh ekuitas yang mencapai Rp217,46 miliar dan liabilitas yang naik menjadi Rp65,98 miliar.
“Pangsa pasar kami sangat besar, masih banyak ceruk pasar yang belum kami maksimalkan, sementara kapasitas terpasang kami masih bisa ditingkatkan lagi tahun ini,” jelas Iwan.
Kontraktor Besar di Kalimantan
Iwan menambahkan, beberapa kontraktor besar di Kalimantan juga merupakan konsumen perusahaan, mengingat banyaknya proyek baru seperti smelter, kompleks industri, dan pembangunan IKN di sana.
“IKN akan menjadi magnet baru di Indonesia yang sangat dekat dengan Balikpapan,” kata Iwan.
Iwan juga menyampaikan bahwa industri migas secara umum masih menghadapi tantangan besar, termasuk fluktuasi harga minyak dunia, perubahan regulasi pemerintah terkait lingkungan, dan persaingan ketat.
Industri ini juga berada di bawah tekanan untuk beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan seiring dengan meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim.
“Ke depan, kami akan terus meningkatkan efisiensi operasional dan inovasi produk untuk mempertahankan pertumbuhan positif. Selain itu, perusahaan ini juga akan mengadopsi praktik keberlanjutan dalam operasionalnya untuk merespons isu-isu lingkungan,” tegas Iwan.
Sejumlah Tender Baru pada 2024
PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) berhasil memenangkan sejumlah tender baru di awal tahun 2024, termasuk dari sektor pertambangan dan migas, seperti Kilang Pertamina Internasional, PT Sriwijaya Teknik Utama, dan PT Triatra Sinergia Pratama.
“Saat ini, sedang berlangsung proses tender dengan PT Sanggar Sarana Baja dan PT Thiess Contractors Indonesia,” ungkap Direktur Utama SBMA, Rini Dwiyanti, dalam keterangan resmi di Jakarta, pada Kamis, 14 Maret 2024.
Rini menegaskan bahwa setiap sektor yang dilayani oleh perusahaan saling memperkuat, di mana kini memiliki diversifikasi layanan sebagai keunggulan dan terus memperluas jaringan dengan menambah stasiun pengisian bahan bakar untuk mengoptimalkan proses distribusi.
“SBMA telah meraih Akreditasi ISO 17025 untuk laboratorium gas, memastikan standar tertinggi dalam presisi dan keandalan pengujian sebagai bentuk pengembangan bisnis yang berkelanjutan dan jaminan mutu produk yang diberikan kepada para pelanggan,” ujar Rini.
Dia menjelaskan, salah satu keunggulan perusahaan adalah kecepatan, mampu memenuhi permintaan pelanggan dalam kota dalam satu hari, sedangkan untuk luar kota tergantung jaraknya dengan waktu maksimal tiga hari.
“Dari sisi permintaan, produksi yang dihasilkan selama Januari dan Februari lebih banyak untuk memenuhi permintaan pelanggan dari sektor pertambangan, minyak dan gas, konstruksi, petrokimia, dan manufaktur,” tambah Rini.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.