KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 sepakat menyisihkan sebagian laba bersih tahun buku 2023 senilai Rp151,69 miliar sebagai cadangan wajib perseroan.
"Total cadangan wajib yang terbentuk mencapai Rp154,50 miliar atau 20 persen dari modal disetor perseroan per 31 Desember 2023 senilai Rp772,50 miliar," ungkap Direktur Utama BEI, Iman Rachman, di Jakarta, Rabu 26 Juni 2024.
Selain itu, RUPST membahas beberapa agenda lainnya, termasuk persetujuan atas laporan tahunan yang mencakup laporan tugas pengawasan dewan komisaris dan pengesahan laporan keuangan tahun buku 2023. Penunjukan akuntan publik tahun buku 2024, pengangkatan dan penetapan honorarium bagi anggota Dewan Komisaris masa jabatan 2024-2028, pemberian uang jasa pengabdian bagi anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya berakhir, serta perubahan anggaran dasar perseroan juga dibahas dalam rapat tersebut.
RUPST tahun 2024 BEI dihadiri oleh 91 pemegang saham atau 100 persen dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara.
Sepanjang tahun 2023, BEI mencatatkan pendapatan senilai Rp2,5 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp578,67 miliar. BEI berhasil menekan kenaikan beban menjadi 7,7 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata kenaikan beban perseroan selama dua tahun terakhir yang mencapai 14,9 persen.
Tahun lalu, BEI menyelenggarakan berbagai kegiatan penting, antara lain peluncuran IDX Mobile pada 13 Juli 2023, kampanye Aku Investor Saham pada 10 Agustus 2023, dan peluncuran IDXCarbon pada 26 September 2023.
BEI juga mengadakan 18.641 kegiatan edukasi untuk investor yang diikuti oleh 3.157.641 partisipan, serta 99 kegiatan edukasi go public dalam bentuk seminar, dan 585 kegiatan one-on-one meeting dengan calon penerbit efek potensial.
Dalam RUPST, pemegang saham juga menyetujui pengangkatan anggota dewan komisaris untuk masa bakti 2024 hingga 2028 sebagai berikut:
Komisaris Utama: Nurhaida
Komisaris: Yozua Makes
Komisaris: Mohamad Oki Ramadhana
Komisaris: Karman Pamurahardjo
Komisaris: Lany Djuwita
Kolaborasi BEI dan Nasdaq
Nasdaq (NDAQ) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan perluasan kemitraan teknologi peningkatkan platform perdagangan BEI ke teknologi Nasdaq yang paling canggih.
Kesepakatan ini juga mencakup perpanjangan kemitraan pengawasan pasar antara Nasdaq dengan BEI, dan kesepakatan untuk meningkatkan bisnis Indeks BEI dalam membantu menumbuhkan ekosistem pasar modal global yang lebih dalam serta canggih.
Perjanjian ini dibangun di atas kemitraan Nasdaq di berbagai sistem keuangan Indonesia.
Selain hubungan jangka panjang Nasdaq dengan BEI, Nasdaq juga nenyediakan teknologi pengawasan pasar untuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), platform teknologi inti yang menopang Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan solusi tresuri Calypso untuk Bank Indonesia.
Secara kolektif, interoperabilitas yang lebih besar di seluruh struktur sistem keuangan Indonesia akan mengurangi kompleksitas dan gesekan secara keseluruhan, yang pada akhirnya membantu menciptakan ekosistem pasar modal yang lebih efisien.
Kesepakatan ini juga mencakup perpanjangan kemitraan pengawasan pasar antara Nasdaq dengan BEI, dan kesepakatan untuk meningkatkan bisnis Indeks BEI dalam membantu menumbuhkan ekosistem pasar modal global yang lebih dalam serta canggih.
Perjanjian ini dibangun di atas kemitraan Nasdaq di berbagai sistem keuangan Indonesia.
Selain hubungan jangka panjang Nasdaq dengan BEI, Nasdaq juga nenyediakan teknologi pengawasan pasar untuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), platform teknologi inti yang menopang Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan solusi tresuri Calypso untuk Bank Indonesia.
Secara kolektif, interoperabilitas yang lebih besar di seluruh struktur sistem keuangan Indonesia akan mengurangi kompleksitas dan gesekan secara keseluruhan, yang pada akhirnya membantu menciptakan ekosistem pasar modal yang lebih efisien.
Keputusan BEI untuk memodernisasi arsitektur ini sejalan dengan pilar-pilar strategis yang ditetapkan oleh OJK untuk mengembangkan pasar modal yang kuat, stabil, dan berkelanjutan, serta dapat mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.
Sunandar, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI mengatakan dengan peningkatan sistem perdagangan dan infrastruktur teknologi ini, kami berharap dapat menjadi lebih kompetitif dan tetap menarik bagi investor domestik dan internasional.
“Kami percaya bahwa kemitraan ini akan mempercepat modernisasi pasar modal Indonesia sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Sunandar dalam pers rilisnya, Senin, 17 Juni 2024.
BEI telah mengalami periode pertumbuhan yang pesat selama beberapa tahun terakhir dengan volume perdagangan yang meningkat 65 persen sejak 2019, dan jumlah total investor yang berdagang di bursa meningkat lebih dari 400 persen menjadi 12,6 juta.
Saat ini BEI memiliki 921 perusahaan yang tercatat di bursa, meningkat 49 persen pada periode yang sama dan mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di antara pasar ASEAN, didorong oleh perkembangan ekonomi Indonesia yang sedang berlangsung.
Platform Nasdaq yang modular dan terukur akan mendukung kemampuan BEI untuk terus melayani pasar modal Indonesia seiring dengan pertumbuhan ekonominya.
Platform ini mendukung perdagangan di kelas aset tradisional, termasuk ekuitas, pendapatan tetap, valuta asing, dan derivatif, serta aset digital, sehingga memberikan fleksibilitas untuk mendukung tujuan BEI dalam meningkatkan jumlah produk dan layanan yang ditawarkan.