KABARBURSA.COM - Perwakilan Rusia dan China bersama-sama menyalahkan Amerika Serikat atas serangan udara yang terjadi di Irak dan Suriah, yang mereka anggap akan meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Dalam sesi Dewan Keamanan PBB pada hari Senin, 5 Februari 2024, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menuduh AS sedang mencoba untuk menunjukkan kekuatan mereka menjelang pemilu presiden yang akan datang pada November. "Serangan ini juga terlihat sebagai upaya untuk mempengaruhi situasi politik dalam negeri dan memperbaiki citra pemerintahan Presiden Joe Biden yang terguncang," kata Nebenzia, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera.
Nebenzia menambahkan bahwa serangan-serangan tersebut menunjukkan ketidakhormatan AS terhadap hukum internasional dan telah menyebabkan kematian beberapa lusin orang, termasuk warga sipil. "AS berusaha untuk menyeret negara-negara Timur Tengah, termasuk Iran, ke dalam konflik regional," tambahnya.
Dalam konteks yang sama, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, mengutuk serangan tersebut dan menyatakan kekhawatirannya mengenai meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
Zhang mengecam sikap AS yang mengklaim mendukung perdamaian namun bertindak sebaliknya. "AS telah menyatakan bahwa mereka tidak ingin menciptakan konflik di Timur Tengah atau negara-negara lain, tetapi tindakan militer mereka justru meningkatkan ketegangan di kawasan ini," kata Zhang.
AS telah mengklaim bahwa serangan mereka di Irak dan Suriah bertujuan untuk menghantam sasaran yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran. Korps tersebut diketahui mendukung kelompok politik dan bersenjata yang menentang pengaruh AS di kawasan tersebut.
Iran telah menegaskan bahwa pasukan pendukung mereka di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman beroperasi secara independen dan tidak terlibat dalam serangan terhadap pangkalan AS di Yordania.
Duta Besar Iran untuk PBB, Saeid Iravani, menyatakan bahwa serangan AS melanggar hukum internasional. Dia juga menambahkan bahwa serangan tersebut merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dari akar penyebab ketegangan di kawasan tersebut yang disebabkan oleh perang di Gaza.
"Ide bahwa pangkalan Iran di Irak dan Suriah menjadi sasaran serangan tidak dapat diterima dan dianggap sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari tindakan agresif AS. Jelas bagi semua orang bahwa akar masalah di kawasan ini berasal dari rezim Israel, dengan dukungan penuh dari AS," kata Iravani.