KABARBURSA.COM - Analis melihat saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dinilai menarik untuk dikoleksi dalam jangka panjang, khususnya di tahun depan. Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, mengatakan secara jangka pendek ADRO masih berpotensi mengalami koreksi.
"Dalam jangka pendek, kami melihat saham ADRO masih memiliki potensi yang cukup besar untuk mengalami koreksi. Meski begitu, saham ini diyakini akan menarik di tahun depan," kata Maximilianus kepada Kabarbursa.com, Selasa, 24 September 2024.
Potensi tersebut tidak lepas dari pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate beberapa waktu lalu.
Setiap koreksi yang dialami ADRO sejatinya bisa menjadi peluang bagi para investor untuk melakukan akumulasi dengan tingkat.
"Tapi secara jangka panjang, untuk tahun 2025, dengan adanya penurunan tingkat suku bunga, kami pikir bisnis adaro di tahun depan jauh lebih baik," ungkapnya.
Kinerja ADRO
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah menyampaikan laporan keuangan konsolidasi untuk periode enam bulan 2024 beberapa waktu lalu.
Dalam keterangan resmi perseroan yang dikutip, Selasa, 24 September 2024, ADRO mencatat kenaikan 7 persen pada volume penjualan menjadi 34,94 juta ton, dengan penurunan 15 persen pada pendapatan usaha menjadi USD2.973 juta, terutama karena penurunan 19 persen pada harga jual rata-rata (ASP) yang selaras dengan melemahnya harga batu bara.
ADRO mencatat laba inti USD911 juta pada 1H24 dan EBITDA operasional USD1.234 juta. Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal naik 46 persen menjadi USD394 juta.
Belanja modal terutama diinvestasikan pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung di rantai pasokan, dengan memulai investasi pada smelter aluminium beserta fasilitas pendukungnya. Posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan posisi kas bersih USD1.557 juta pada akhir 1H24.
Kinerja Saham
Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menunjukkan performa yang positif di pasar saham Indonesia. Dengan harga saham terbaru berada di Rp3,740, ADRO mencatatkan kenaikan sebesar 1.08 persen atau profit Rp40 dari harga pembukaan di Rp3,730.
Data perdagangan menunjukkan bahwa saham ini terus menarik perhatian investor, dengan total volume transaksi mencapai 1,112 lot dan nilai transaksi mencapai Rp413,8 miliar.
Pada sesi perdagangan terbaru, hari ini, ADRO mencatatkan:
- Harga Pembukaan: Rp3,730
- Harga Tertinggi: Rp3,760
- Harga Terendah: Rp3,690
- Harga Penutupan: Rp3,740
- Volume Transaksi: 1,112 lot
- Nilai Transaksi: Rp413,8 miliar
Harga saham ADRO mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif, dengan level tertinggi mencapai Rp3,760 dan terendah di Rp3,690. Meskipun ada penurunan sementara, harga penutupan yang stabil menunjukkan adanya minat beli yang kuat di kalangan investor.
Sebagai salah satu perusahaan energi terkemuka di Indonesia, Adaro Energy terlibat dalam berbagai kegiatan terkait batu bara, mulai dari penambangan hingga perdagangan. Dengan meningkatnya permintaan global untuk energi, terutama di Asia, prospek pertumbuhan untuk ADRO terlihat menjanjikan.
Meskipun tantangan seperti regulasi lingkungan dan fluktuasi harga komoditas tetap ada, fundamental perusahaan yang kuat membuat ADRO tetap menjadi pilihan menarik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham ADRO antara lain meningkatnya kebutuhan energi di negara-negara berkembang, kebijakan pemerintah terkait energi dan lingkungan, fluktuasi harga komoditas, dan kinerja keuangan.
Analisis Kinerja Keuangan untuk Enam Bulan Pertama 2024 (1h24)
ADRO mencatat pendapatan sebesar USD2.973 juta pada 1H24, atau turun 15 persen dari 1H23. Volume produksi dan penjualan naik 7 persen hingga masing-masing mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton, yang diofset oleh koreksi harga batu bara, dengan harga jual rata-rata (ASP) turun 19 persen.
Beban pokok pendapatan turun 13 persen yoy menjadi USD1.765 juta, terutama karena penurunan beban royalti untuk PT Adaro Indonesia (AI) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya karena penurunan ASP.
Total biaya bahan bakar naik 13 persen, selaras dengan meningkatnya konsumsi bahan bakar yang naik 15 persen karena kenaikan volume. ADRO mencatat pengupasan lapisan penutup menjadi 141,58 juta bcm, atau naik 9 persen dari 1H23.
Nisbah kupas mencapai 3,96x, atau naik 2 persen dari 1H23. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 1H24 turun 11 persen dari 1H23.
Beban usaha pada 1H24 turun 26 persen yoy menjadi U179 juta, terutama karena penurunan 46 persen pada pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah.
Seiring penurunan ASP, royalti kepada Pemerintah turun 30 persen menjadi USD599 juta dari USD853 juta, sementara beban pajak penghasilan turun 19 persen menjadi USD199 juta dari USD244 juta yoy.
EBITDA operasional turun 11 persen yoy menjadi USD1.234 juta dan laba inti turun 11 persen menjadi USD911juta pada 1H24 karena penurunan profitabilitas.
Margin EBITDA operasional tetap sehat pada 1H24 sebesar 42 persen. Laba bersih periode ini yang mencapai USD880 juta telah meliputi PNBP untuk pemerintah pusat (porsi 4 persen) dan pemerintah daerah (porsi 6 persen).
Total aset pada akhir 1H24 naik 5 persen menjadi USD10.264 juta, dari USD9.736 juta pada akhir 1H23. Saldo kas naik 1 persen menjadi USD2.794 juta. Pada akhir 1H24, kas dan setara kas meliputi 27 persen total aset.
Aset lancar pada akhir 1H24 turun 8 persen menjadi USD3.743 juta dibandingkan USD4.057 juta pada akhir 1H23.
Aset non lancar pada akhir 1H24 tercatat USD6.521 juta, setara dengan kenaikan 15 persen dari periode tahun sebelumnya karena kenaikan pada aset tetap dan investasi pada ventura bersama.
Aset tetap pada akhir 1H24 mencapai USD2.008 juta, setara kenaikan 29 persen dari akhir 1H23 seiring peningkatan pengeluaran belanja modal pada periode ini, terutama untuk alat berat, tongkang, dan investasi pada smelter aluminium beserta fasilitas pendukungnya. Aset tetap meliputi 20 persen total aset.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.