Logo
>

Saham ADRO Makin Perkasa, Siap Dongkrak Listrik Global

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Saham ADRO Makin Perkasa, Siap Dongkrak Listrik Global

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Permintaan listrik global diperkirakan akan tumbuh sekitar empat persen pada tahun 2024, naik dari 2,5 persen pada tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari International Energy Agency (IAE), ini akan menjadi tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi sejak 2007. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi serta kondisi cuaca panas yang memicu penggunaan pendingin ruangan.

    Di India, permintaan listrik diproyeksikan naik 8 persen, sementara di China diperkirakan naik 6 persen. Amerika Serikat dan Uni Eropa juga menunjukkan pemulihan dengan kenaikan masing-masing 3 persen dan 1,7 persen. Peningkatan permintaan ini memberikan angin segar bagi industri batu bara, termasuk PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO.

    Dengan lokasi operasional utama di Kalimantan Selatan dan berbagai anak perusahaan di sektor logistik dan ketenagalistrikan, ADRO siap memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, baik di dalam negeri maupun ekspor ke negara-negara Asia Pasifik seperti China dan India.

    Profil PT Adaro Energy Indonesia Tbk

    PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO merupakan perusahaan energi terintegrasi vertikal di Indonesia dengan fokus bisnis pada sektor batubara, energi, utilitas, dan infrastruktur pendukung. Selain itu, ADRO juga mengoperasikan bisnis logistik dan ketenagalistrikan melalui anak-anak perusahaan terkait. Lokasi utama operasional Adaro berada di Provinsi Kalimantan Selatan.

    Produk utama Adaro adalah Envirocoal, batubara termal yang memiliki kadar polutan rendah. Selain itu, Adaro Energy memiliki aset batubara metalurgi yang mencakup batubara kokas semi-lunak hingga batubara kokas keras premium. Pada 2017, Adaro mencatat output dan penjualan batubara masing-masing sebesar 47,7 juta ton dan 50,4 juta ton, sedikit lebih rendah dari 2016. Adaro mengekspor dengan porsi lebih besar ke negara-negara Asia Pasifik, seperti China dan India, sementara penjualan domestik tetap stabil.

    Pemegang saham terbesar ADRO adalah PT Adaro Strategic Investment dengan 14,05 miliar saham atau 43,911 persen. Masyarakat non-Warkat memegang 10,37 miliar saham atau 32,434 persen. Pihak afiliasi menguasai 2,39 miliar saham atau 7,474 persen, dan saham treasury sebanyak 1,23 miliar saham atau 3,837 persen.

    Di jajaran direksi dan komisaris, terdapat nama-nama besar seperti Garibaldi Thohir, yang memegang 1,98 miliar saham atau 6,18 persen, Edwin Soeryadjaya dengan 1,05 miliar saham atau 3,288 persen, serta Theodore Permadi Rachmat dengan 812,99 juta saham atau 2,542 persen.

    Per Juni 2024, jumlah pemegang saham ADRO tercatat sebanyak 105.353, turun 816 dari bulan sebelumnya. Pada Mei 2024, tercatat 106.169 pemegang saham, mengalami penurunan 6.499 dari April 2024 yang mencatat 112.668 pemegang saham. Pada Maret 2024, jumlah pemegang saham adalah 110.529, menurun 9.899 dari bulan sebelumnya. Februari 2024 mencatat 120.428 pemegang saham, turun 1.561 dari Januari 2024 yang mencapai 118.867 pemegang saham.

    Saham Sepekan ADRO

    Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO meningkat signifikan dalam satu minggu terakhir. Data Stockbit memeprlihatkan saham ADRO naik 290 poin atau 10 persen, mencapai Rp3.190 per lembar. Kenaikan ini mencerminkan sentimen positif investor terhadap prospek perusahaan di tengah meningkatnya permintaan listrik global.

    Laba Bersih dan Kapitalisasi Pasar

    Pada kuartal pertama 2024, ADRO mencatat laba bersih sebesar Rp5,942 triliun. Angka ini turun dibandingkan dengan Rp6,860 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dihitung secara tahunan, laba bersih ADRO untuk 2024 diproyeksikan mencapai Rp23,768 triliun. Kapitalisasi pasar ADRO berada pada Rp102,035 triliun dengan jumlah saham beredar sebanyak 31,99 miliar lembar. Ini menunjukkan ukuran dan signifikan perusahaan di pasar.

    Valuasi Saham

    Valuasi saham ADRO menunjukkan rasio PE saat ini sebesar 4,18 dan annualised 4,29. Artinya, investor bersedia membayar Rp4,18 hingga Rp4,29 untuk setiap Rp1 laba yang dihasilkan perusahaan. Rasio harga terhadap penjualan (P/S) adalah 1,06, menunjukkan setiap Rp1 penjualan perusahaan dihargai Rp1,06 di pasar saham. Rasio harga terhadap nilai buku (P/B) adalah 0,90, mengindikasikan bahwa saham ADRO diperdagangkan sedikit di bawah nilai bukunya.

    Rasio harga terhadap arus kas (P/CF) adalah 3,24, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas operasi yang kuat dibandingkan dengan harga sahamnya. Rasio harga terhadap arus kas bebas (P/FCF) adalah 4,81, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas bebas yang cukup tinggi. Nilai EV to EBITDA tercatat 2,00, menunjukkan valuasi perusahaan berdasarkan total nilai perusahaan terhadap EBITDA.

    Kinerja Per Saham

    Laba per saham (EPS) ADRO untuk TTM adalah Rp763,59 dan annualised adalah Rp743,07. Pendapatan per saham (TTM) mencapai Rp3.001,01, mencerminkan pendapatan yang kuat. Kas per saham untuk kuartal terakhir adalah Rp1.570,05, menunjukkan likuiditas yang tinggi. Nilai buku per saham saat ini berada pada angka Rp3.537,38, menunjukkan nilai ekuitas yang dimiliki oleh setiap saham. Arus kas bebas per saham (TTM) adalah Rp663,38, menunjukkan sisa kas yang tersedia setelah belanja modal.

    Solvabilitas

    Solvabilitas ADRO menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjangnya. Dengan current ratio sebesar 2,44, ADRO memiliki aset lancar yang cukup untuk menutup 244 persen dari kewajiban lancarnya. Quick ratio di angka 2,30 menunjukkan likuiditas cepat perusahaan, tanpa memperhitungkan persediaan. Debt to equity ratio sebesar 0,21 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki utang sebesar 21 persen dari total ekuitasnya, mencerminkan leverage yang rendah dan kondisi keuangan yang kuat.

    Profitabilitas

    ADRO menunjukkan kinerja yang kuat dalam hal profitabilitas. Return on assets (ROA) sebesar 14,70 persen menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 14,70 persen dari total aset yang dimilikinya. Return on equity (ROE) sebesar 21,59 persen menunjukkan laba yang dihasilkan dari ekuitas. Gross profit margin sebesar 43,51 persen berarti setiap Rp100 penjualan menghasilkan laba kotor sebesar Rp43,51. Operating profit margin sebesar 35,60 persen menunjukkan efisiensi operasional yang tinggi, sedangkan net profit margin sebesar 25,95 persen menunjukkan laba bersih yang kuat setelah semua biaya.

    Dividen

    ADRO juga menunjukkan kinerja yang baik dalam hal pembayaran dividen. Dividen yang dibayarkan dalam 12 bulan terakhir tercatat sebesar Rp650,07. Payout ratio sebesar 87,48 persen menunjukkan persentase laba yang dibayarkan sebagai dividen, sementara dividend yield sebesar 20,38 persen menunjukkan imbal hasil yang tinggi bagi pemegang saham. Tanggal ex-dividend terbaru adalah 28 Mei 2024.

    Laporan Keuangan

    Dalam 12 bulan terakhir, ADRO mencatat pendapatan (revenue) sebesar Rp95,990 triliun dengan laba kotor (gross profit) mencapai Rp37,70 triliun. EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization) perusahaan mencapai Rp37,08 triliun, sedangkan laba bersih (net income) sebesar Rp24,42 triliun.

    Neraca Keuangan

    ADRO mencatat kas (cash) sebesar Rp50,22 triliun pada kuartal terakhir. Total aset perusahaan mencapai Rp166,130 triliun, sementara total kewajiban (liabilities) adalah Rp42,41 triliun. Utang jangka pendek (short-term debt) tercatat sebesar Rp15,12 triliun dan utang jangka panjang (long-term debt) sebesar Rp8,37 triliun, dengan total utang (total debt) mencapai Rp23,49 triliun. Total ekuitas perusahaan adalah Rp113,14 triliun.

    Arus Kas

    Arus kas operasi (cash from operations) ADRO dalam 12 bulan terakhir mencapai Rp31,50 triliun. Arus kas dari investasi (cash from investing) adalah negatif Rp10,51 triliun, sementara arus kas dari pembiayaan (cash from financing) negatif Rp18,80 triliun. Pengeluaran modal (capital expenditure) sebesar negatif Rp10,28 triliun, dengan arus kas bebas (free cash flow) sebesar Rp21,21 triliun.

    Pertumbuhan

    Pendapatan (revenue) ADRO mengalami penurunan sebesar 16,83 persen secara kuartalan dan 16,83 persen secara tahunan. Laba bersih (net income) juga turun sebesar 13,38 persen secara kuartalan dan 13,38 persen secara tahunan. EPS (earnings per share) turun sebesar 13,38 persen secara kuartalan dan 34,81 persen secara tahunan.

    Kinerja Harga Saham

    Dalam satu minggu terakhir, harga saham ADRO naik 12,72 persen. Dalam satu bulan terakhir, saham naik 16,85 persen, sedangkan dalam tiga bulan terakhir naik 15,58 persen. Dalam enam bulan terakhir, saham naik 31,28 persen, sementara dalam satu tahun terakhir naik 34,60 persen. Selama tiga tahun terakhir, harga saham naik 155,20 persen dan selama lima tahun terakhir naik 146,33 persen. Dalam sepuluh tahun terakhir, harga saham naik 186,10 persen. Kinerja harga saham sejak awal tahun hingga saat ini (year to date) adalah 34,03 persen. Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp3.150 dan harga terendah adalah Rp2.320.

    Dengan data ini, investor bisa memahami bagaimana kinerja keuangan dan operasional ADRO yang solid dan menjanjikan di tengah meningkatnya permintaan listrik global.(pin/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).