KABARBURSA.COM - Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, kembali menembus angka Rp5.000 per lembar saham. Pada perdagangan hari ini, Rabu, 21 Agustus 2024, hingga pukul 14.45 WIB, saham BBRI menguat 2,53 persen menjadi Rp5.075 per lembar. Penguatan ini tercatat sebagai hasil akumulasi dalam seminggu terakhir, di mana saham BBRI telah naik 5,29 persen, dan dalam sebulan mencapai kenaikan 6,17 persen.
Penguatan saham BBRI didorong oleh aliran dana asing yang masuk secara signifikan, terutama dari sejumlah dana besar (big fund). Dalam seminggu terakhir, asing mencatat net buy sebesar Rp585,99 miliar di pasar reguler. Beberapa lembaga investasi terkemuka yang memimpin aksi akumulasi ini adalah:
- BlackRock Inc: Perusahaan investasi global asal Amerika Serikat ini menambah 2,19 juta lembar saham BBRI, dengan penambahan terbesar terjadi pada 16 Agustus 2024, sebesar 2,03 juta lembar saham.
- Crédit Agricole Group: Bank besar asal Prancis yang juga berfungsi sebagai badan usaha koperasi ini menambah 206.396 lembar saham. Mereka menyediakan berbagai produk dan layanan keuangan, termasuk perbankan ritel, perbankan korporasi, asuransi, dan manajemen kekayaan.
- FIL Ltd (Fidelity International): Penyedia layanan manajemen investasi asal Inggris ini meningkatkan kepemilikan dengan membeli 168.200 lembar saham BBRI.
- Invesco Ltd: Perusahaan manajemen investasi global asal Amerika Serikat ini menambah 52.000 lembar saham BBRI. Invesco Ltd menyediakan berbagai produk investasi, termasuk reksa dana, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), dan manajemen kekayaan pribadi.
- JPMorgan Chase & Co: Perusahaan keuangan terbesar asal Amerika Serikat ini menambah porsi kepemilikan di saham BBRI sebanyak 38.700 lembar saham. JPMorgan menyediakan layanan perbankan konsumen, perbankan investasi, pemrosesan transaksi keuangan, serta solusi manajemen aset.
Kehadiran dana besar ini mencerminkan kepercayaan tinggi terhadap prospek saham BBRI, mendorong harga sahamnya kembali menguat ke level yang lebih tinggi.
Laporan Keuangan BRI
Bank BRI mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 11,8 persen dalam lima tahun terakhir, dengan rata-rata imbal dividen mencapai 4,60 persen selama periode tersebut. Pada triwulan II 2024, BRI berhasil mencatatkan laba konsolidasi sebesar Rp29,90 triliun.
Direktur Utama BBRI, Sunarso, mendedikasikan penghargaan terbaru kepada seluruh Insan BRILian, atau karyawan BRI, yang telah memberikan kontribusi maksimal bagi perusahaan. Sunarso menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi para Insan BRILian, yang memungkinkan BRI untuk terus berkembang secara berkelanjutan.
Sunarso menambahkan bahwa BRI, sebagai bank dengan jaringan terluas di Indonesia, terus berinovasi dan melaksanakan transformasi yang berkelanjutan. Hal ini tercermin dari kapitalisasi pasar BRI yang mencapai Rp709,30 triliun pada akhir Juli 2024, yang merupakan yang tertinggi di antara bank BUMN lainnya.
Menurut Sunarso, kinerja positif BRI Group didorong oleh pertumbuhan signifikan dalam penyaluran kredit dan pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh dua digit. Hingga akhir triwulan II 2024, penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.336,78 triliun, mengalami pertumbuhan 11,20 persen dibandingkan tahun lalu. Segmen UMKM masih menjadi dominan dalam penyaluran kredit BRI, dengan kontribusi mencapai 81,96 persen dari total penyaluran kredit, atau sekitar Rp1.095,64 triliun.
Sunarso juga menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit ini disertai dengan pendekatan yang selektif dan hati-hati dalam penyaluran, menjaga kualitas kredit. Rasio Loan at Risk (LAR) menunjukkan perbaikan, turun dari 14,94 persen pada akhir triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir triwulan II 2024. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tetap stabil di angka 3,05 persen, dengan rasio NPL coverage yang memadai sebesar 211,60 persen.
Dalam hal pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI mengalami pertumbuhan 11,61 persen dibandingkan tahun lalu, mencapai Rp1.389,66 triliun. Selain itu, Dana Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh 7,66 persen year on year menjadi Rp877,90 triliun.
Berikut daftar 20 perusahaan pembayar pajak terbesar tahun 2023:
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
- Grup Djarum – Robert Budi Hartono
- Grup Adaro – Garibaldi Thohir
- Grup Bayan Resource – Low Tuck Kwong
- Grup Indofood – Anthoni Salim
- Grup Sinarmas – Indra Widjaja
- Grup Gudang Garam – Susilo Wonowidjojo
- Grup Indika Energy – Hapsoro
- Grup MedcoEnergi – Ir. Arifin Panigoro
- Grup Musim Mas – Bachtiar Karim
- Grup Wings – Ir. Eddy William Katuari
- Grop Trakindo – Rachmat Mulyana Hamami
- Grup Agung Sedayu – Susanto Kusumo
- Grup CT Corp – Chairul Tanjung
- Grup Harum Energy – Lawrence Barki
- Grup Triputra – Ny. T.P. Racmat L. R. Imanto
- PT Pertamina (Pesero)
- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
- PT Pupuk Indonesia (Persero)
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.