KABARBURSA.COM - PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) tengah menghadapi tantangan besar di semester pertama 2024. Dengan pendapatan bersih yang mengalami penurunan signifikan, perusahaan harus melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan kinerja keuangannya.
Di tengah situasi yang penuh dinamika ini, investor perlu mencermati bagaimana CFIN mengelola arus kas dan profitabilitasnya, serta perubahan dalam kepemilikan saham yang dapat mempengaruhi arah bisnis ke depan. Bagaimana CFIN akan merespons tantangan ini? Mari kita telaah lebih dalam dalam laporan keuangannya. Seperti dirangkum Jakarta, Minggu, 28 Juli 2024.
PT Clipan Finance Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Pembiayaan Konsumen, Sewa Pembiayaan, dan Anjak Piutang. Perusahaan dengan kode emiten CFIN ini fokus utama perusahaan saat ini adalah pembiayaan konsumen otomotif retail, yang mencapai 53 persen dari total portofolio kegiatan usaha.
Selain itu, CFIN juga menyediakan layanan pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan multiguna. Kegiatan pembiayaan meliputi kendaraan baru dan bekas, alat berat, anjak piutang, serta kepemilikan rumah dan apartemen dengan jaminan sertifikat.
Per 30 Juni 2024, PT Bank Pan Indonesia merupakan pemegang saham terbesar dengan 51,49 persen atau setara dengan 2,05 miliar saham.
Masyarakat non Warkat memiliki 40,25 persen atau 1,60 miliar saham, disusul oleh BBH Luxembourg S/A Fidelity FD SICAV, FD FDS PAC FD yang memiliki 8,23 persen atau 327,76 juta saham. Pemegang saham lainnya adalah masyarakat Warkat dengan 0,03 persen atau 1,58 juta saham. Jumlah pemegang saham pada akhir Juni 2024 tercatat sebanyak 13.523, mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang berjumlah 13.654 pemegang saham.
Pendapatan Bersih
Pada kuartal kedua tahun 2024, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp42 miliar. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp545 miliar.
Secara tahunan, pendapatan bersih pada semester pertama 2024 mencapai Rp256 miliar, masih jauh di bawah capaian tahunan pada 2023 sebesar Rp815 miliar. Pendapatan bersih tahunan dalam 12 bulan terakhir hingga kuartal kedua 2024 tercatat sebesar Rp294 miliar, menandakan penurunan kinerja perusahaan dibandingkan tahun sebelumnya.
Valuasi
Rasio harga terhadap laba (PE ratio) tahunan berada pada angka 6,40 kali, sedangkan untuk 12 bulan terakhir tercatat 5,59 kali. Ini mengindikasikan bahwa valuasi saham perusahaan relatif murah dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan. Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) berada di angka 0,90 kali, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) sebesar 0,29 kali. Adapun rasio harga terhadap arus kas (Price to Cashflow) dan rasio harga terhadap arus kas bebas (Price to Free Cashflow) masing-masing berada pada -1,62 kali dan -1,55 kali. EV terhadap EBITDA (Enterprise Value to EBITDA) tercatat sebesar 9,66 kali.
Per Saham
Pendapatan per saham (EPS) untuk 12 bulan terakhir mencapai Rp73,68, sementara secara tahunan berada di angka Rp64,35. Pendapatan per saham (Revenue Per Share) untuk 12 bulan terakhir tercatat sebesar Rp457,59, dan kas per saham (Cash Per Share) pada kuartal kedua 2024 mencapai Rp7,88. Nilai buku per saham (Book Value Per Share) tercatat sebesar Rp1.419,23, sementara arus kas bebas per saham (Free Cashflow Per Share) berada di angka -Rp265,50.
Solvabilitas
Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) perusahaan berada pada angka 1,52 kali pada kuartal kedua 2024. Namun, data untuk rasio lancar (Current Ratio) dan rasio cepat (Quick Ratio) tidak tersedia.
Profitabilitas
Return on Assets (ROA) perusahaan tercatat sebesar 2,86 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 5,19 persen. Margin laba operasi (Operating Profit Margin) pada kuartal kedua 2024 tercatat sebesar 12,31 persen, sementara margin laba bersih (Net Profit Margin) berada di angka 9,42 persen.
Dividen
Perusahaan membagikan dividen dengan rasio pembayaran (Payout Ratio) sebesar 155,39 persen dari laba bersih, dan yield dividen mencapai 24,27 persen. Namun, perlu dicatat bahwa rasio pembayaran dividen yang tinggi ini mungkin tidak berkelanjutan jika laba perusahaan terus menurun. Dividen terakhir dicatat pada tanggal 6 Juli 2023.
Laporan Laba Rugi
Pendapatan (Revenue) untuk 12 bulan terakhir mencapai Rp1,82 triliun, dengan laba kotor (Gross Profit) dan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau EBITDA masing-masing tercatat sebesar Rp1,05 triliun dan Rp294 miliar.
Neraca Keuangan
Total aset perusahaan pada kuartal kedua tahun 2024 tercatat sebesar Rp10,27 triliut dengan total kewajiban sebesar Rp4,61 triliun. Ekuitas perusahaan berada di angka Rp5,65 miliar. Perusahaan juga memiliki kas sebesar Rp31 miliar.
Secara keseluruhan, laporan keuangan PT Clipan Finance Indonesia Tbk untuk kuartal kedua tahun 2024 menunjukkan kondisi yang menantang dengan penurunan pendapatan dan profitabilitas yang signifikan. Manajemen perlu mengambil langkah strategis untuk mengatasi penurunan kinerja ini guna menjaga kepercayaan investor dan keberlanjutan bisnis perusahaan.
Arus Kas
CFIN melaporkan arus kas dari operasional (Cash From Operations) selama 12 bulan terakhir sebesar -Rp1,01 triliun, yang menunjukkan adanya tekanan dalam likuiditas operasional perusahaan. Arus kas dari investasi (Cash From Investing) tercatat sebesar -Rp35 miliar, menunjukkan investasi yang dilakukan perusahaan selama periode tersebut. Sebaliknya, arus kas dari pembiayaan (Cash From Financing) mencapai Rp925 miliar, yang menunjukkan perusahaan mendapatkan dana dari sumber pembiayaan eksternal. Pengeluaran modal (Capital Expenditure) tercatat sebesar -Rp44 miliar, sementara arus kas bebas (Free Cash Flow) berada di angka -Rp1,05 triliun, mengindikasikan defisit dalam arus kas bebas perusahaan.
Pertumbuhan
Pendapatan (Revenue) perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan tahunan (Year-over-Year/YoY) pada kuartal ini sebesar -53,86 persen. Sementara itu, pertumbuhan pendapatan selama tahun berjalan (Year-to-Date/YTD YoY) turun sebesar -33,90 persen. Namun, secara tahunan, pendapatan menunjukkan pertumbuhan sebesar 52,14 persen. Laba bersih (Net Income) perusahaan mengalami penurunan yang signifikan dengan pertumbuhan tahunan pada kuartal ini sebesar -92,27 persen dan penurunan pertumbuhan laba bersih YTD YoY sebesar -80,27 persen. Namun, laba bersih tahunan mencatatkan peningkatan sebesar 162,29 persen. Pendapatan per saham (EPS) juga menunjukkan tren serupa dengan penurunan pertumbuhan tahunan pada kuartal ini sebesar -92,27 persen, penurunan YTD YoY sebesar -80,26 persen, namun peningkatan tahunan sebesar 162,30 persen.
Kinerja Harga Saham
Harga saham CFIN menunjukkan volatilitas selama beberapa periode terakhir. Dalam satu minggu terakhir, harga saham turun sebesar -12,34 persen, dan dalam satu bulan terakhir turun sebesar -16,60 persen. Selama tiga bulan terakhir, harga saham turun sebesar -16,26 persen, sementara dalam enam bulan terakhir turun sebesar -14,88 persen. Dalam satu tahun terakhir, harga saham mengalami penurunan signifikan sebesar -39,85 persen.
Namun, dalam jangka panjang, harga saham menunjukkan peningkatan dengan pertumbuhan selama tiga tahun sebesar 44,06 persen dan lima tahun sebesar 27,95 persen. Selama sepuluh tahun terakhir, harga saham mengalami sedikit penurunan sebesar -1,44 persen. Kinerja harga saham tahun berjalan (Year to Date Price Returns) turun sebesar -15,92 persen. Harga saham tertinggi dalam 52 minggu terakhir tercatat pada angka Rp 730,00, sementara harga terendah berada di angka Rp 406,00. (*)