Logo
>

Saham Energi ini Terbang 21 Persen, Capai UMA

Saham APEX melonjak 21 persen dalam sehari hingga mencapai sinyal UMA, didorong aksi beli spekulatif investor ritel.

Ditulis oleh Syahrianto
Saham Energi ini Terbang 21 Persen, Capai UMA
Saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), emiten jasa pengeboran minyak dan gas bumi, melonjak tajam hingga 21,32 persen. (Foto: Dok. Apexindo)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), emiten jasa pengeboran minyak dan gas bumi, melonjak tajam hingga 21,32 persen ke level Rp165 pada perdagangan pukul 15.47 WIB, Senin, 23 Juni 2025. Kenaikan signifikan ini terjadi dalam waktu singkat dan memicu sinyal Unusual Market Activity (UMA) dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Sepanjang sesi perdagangan, APEX sempat menyentuh harga tertinggi di Rp179 sebelum ditutup di Rp165. Lonjakan ini mencerminkan kenaikan 29 poin dari harga penutupan sebelumnya di Rp136. Volume transaksi tercatat sebesar 449,88 juta lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp72,1 miliar.

    Peningkatan harga saham APEX terjadi hanya dua hari setelah saham ini juga mencatat kenaikan 22,52 persen pada Jumat, 20 Juni 2025, dari Rp111 menjadi Rp136. Dalam sepekan, saham ini sudah naik 59,22 persen, sementara dalam satu bulan terakhir melesat 67,35 persen.

    Kondisi ini menjadikan APEX sebagai salah satu saham sektor energi yang mencatat kinerja paling mencolok dalam perdagangan Juni 2025. Pergerakan tersebut melampaui rata-rata kenaikan sektor energi dan mendorong minat spekulatif dari pelaku pasar ritel.

    Sementara itu, data historis menunjukkan bahwa saham APEX sebelumnya sempat berada di level Rp94 pada awal Juni dan cenderung stagnan hingga pertengahan bulan. Namun, sejak 18 Juni, APEX mencatat kenaikan berturut-turut, termasuk dua kali auto reject atas (ARA), yakni pada 20 dan 23 Juni.

    Sementara itu, dari sisi valuasi, saham APEX masih tergolong undervalued dengan rasio Price to Book Value (PBV) sebesar 0,53 dan Price to Sales (P/S) sebesar 0,12. Namun, indikator kinerja keuangan tetap menunjukkan kehati-hatian: perusahaan mencatat rugi bersih sebesar Rp12 miliar (TTM) dengan laba bersih kuartal I 2025 sebesar Rp7 miliar. Pendapatan pada kuartal tersebut mencapai Rp7 miliar, turun drastis dari Rp27 miliar pada kuartal IV 2024.

    Lonjakan harga ini lebih disebabkan oleh sentimen teknikal dan aksi spekulatif jangka pendek ketimbang perubahan fundamental. Data Stockbit menunjukkan bahwa 53,51 persen saham APEX dimiliki oleh PT Aserra Capital, dengan publik memegang sekitar 26,92 persen.

    Saham APEX juga menampilkan kapitalisasi pasar sebesar Rp582 miliar dengan jumlah saham beredar sebanyak 3,55 miliar lembar. Rasio perdagangan asing terhadap lokal masih didominasi investor domestik, dan grafik komposisi saham tidak menunjukkan adanya arus masuk investor asing yang signifikan.

    Salah satu penyebab euforia pasar diduga berasal dari rumor potensi kontrak baru sektor migas atau spekulasi merger, meski belum ada pengumuman resmi dari manajemen. Emiten ini memiliki anak usaha PT Apexindo Energi Investindo yang baru beroperasi komersial mulai 2024 dengan aset mencapai Rp568 miliar.

    Dalam kondisi seperti ini, BEI berpotensi mengeluarkan surat UMA atau bahkan melakukan suspensi perdagangan sementara apabila ditemukan indikasi transaksi tidak wajar. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak BEI ataupun manajemen APEX.

    Dari sisi teknikal, saham APEX mencatat return 52,87 persen hanya dalam beberapa hari, berdasarkan harga rata-rata pembelian Rp107,93 dan harga saat ini Rp165. Level resistensi selanjutnya diperkirakan berada di Rp183 sementara support terdekat berada di kisaran Rp136.

    Hingga penutupan perdagangan sesi II, order book APEX didominasi antrian beli pada harga Rp164 hingga Rp167 dengan total 436.009 lot. Ini menunjukkan bahwa permintaan tetap tinggi, meski risiko volatilitas juga meningkat signifikan.

    Dengan kondisi saat ini, investor disarankan untuk lebih memperhatikan fundamental dan pengumuman resmi dari regulator atau manajemen. Pergerakan harga yang agresif dalam waktu singkat menandakan risiko yang tinggi bagi investor jangka pendek maupun jangka panjang. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.