KABARBURSA.COM - Saham PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) menarik perhatian banyak investor dalam beberapa bulan terakhir. Saham energi ini secara tiba-tiba melambung dengan peningkatan harga yang signifikan hingga 161,47 persen dalam tiga bulan terakhir dan kinerja yang baik sepanjang tahun ini.
Saham TOBA tampaknya menawarkan peluang investasi yang menjanjikan. Namun, apakah saham ini layak dikoleksi jika dianalisis menggunakan pendekatan investasi ala Warren Buffett?
Warren Buffett dikenal dengan gaya investasi berbasis nilai (value investing). Pendekatan ini berfokus pada perusahaan dengan fundamental yang kuat, manajemen yang baik, serta harga saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsik.
Buffett sering mengevaluasi perusahaan dari berbagai aspek, seperti pertumbuhan laba, rasio keuangan, dan keberlanjutan bisnis. Mari kita telaah TOBA dengan pendekatan ini.
Valuasi Saham TOBA
TOBA saat ini memiliki Price-to-Earnings Ratio (P/E) sebesar 5,36 (annualized), yang jauh lebih rendah dari rata-rata IHSG sebesar 7,89. Rendahnya P/E ini menunjukkan bahwa saham TOBA dinilai murah berdasarkan kinerjanya saat ini, dengan tingkat pengembalian yang relatif tinggi, tercermin dari Earnings Yield sebesar 9,18 persen. Buffett sering mencari saham dengan valuasi murah yang memiliki potensi pertumbuhan, dan TOBA tampaknya masuk kriteria ini.
Price-to-Book Value (P/B) TOBA adalah 0,80, yang juga berada di bawah nilai bukunya. Ini menunjukkan bahwa saham ini diperdagangkan di bawah nilai aset bersih perusahaan, suatu indikasi positif dalam pendekatan Buffett, yang lebih menyukai saham dengan P/B rendah sebagai tanda undervaluation.
Pertumbuhan dan Profitabilitas
TOBA menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang mengesankan, terutama pada pertumbuhan tahunan sebesar 1.033.055,20 persen pada kuartal terakhir. Gross profit margin sebesar 27,62 persen dan operating profit margin sebesar 29,25 persen menunjukkan bahwa perusahaan memiliki efisiensi operasional yang baik.
Buffett selalu menekankan pentingnya perusahaan yang bisa menghasilkan laba dengan efisiensi tinggi, dan TOBA berhasil mencetak kinerja yang kuat di sini.
Namun, pertumbuhan pendapatan TOBA (revenue growth) pada kuartal terakhir mengalami penurunan sebesar -5,78 persen. Ini mungkin menjadi perhatian bagi Buffett, yang cenderung menghindari perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang melambat. Meski begitu, TOBA masih memiliki fundamental kuat di area profitabilitas lainnya.
Posisi Likuiditas dan Leverage
Likuiditas TOBA tampak solid, dengan rasio lancar (current ratio) sebesar 1,94 dan rasio cepat (quick ratio) sebesar 1,78. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa masalah. Namun, Buffett juga memantau penggunaan utang dalam struktur keuangan perusahaan.
TOBA memiliki rasio debt-to-equity sebesar 1,04, dengan total utang mencapai Rp6 triliun. Leverage yang cukup tinggi ini mungkin menjadi perhatian, meskipun perusahaan masih mampu menutupi beban utangnya dengan rasio interest coverage 2,46.
Buffett biasanya lebih memilih perusahaan yang memiliki utang sedikit atau bahkan tanpa utang sama sekali. Jadi, meskipun TOBA memiliki rasio keuangan yang cukup sehat, leverage yang relatif tinggi bisa menjadi faktor risiko bagi investor yang menggunakan pendekatan Buffett.
Arus Kas dan Manajemen Efektivitas
Arus kas operasional TOBA sebesar Rp1,5 triliun dan free cash flow sebesar Rp1,1 triliun menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang cukup untuk mendanai operasinya tanpa tergantung pada pendanaan eksternal. Selain itu, return on equity (ROE) sebesar 7,36 persen dan return on capital employed (ROCE) sebesar 11,65 persen menunjukkan bahwa manajemen TOBA berhasil mengoptimalkan modal perusahaan untuk menghasilkan laba.
Warren Buffett menyukai perusahaan yang mampu menghasilkan arus kas yang stabil dan mengalokasikan modal secara efektif. Dari perspektif ini, TOBA memenuhi kriteria investasi Buffett, terutama dalam hal manajemen arus kas yang sehat dan return on equity yang baik.
Risiko dan Potensi Pertumbuhan
Meskipun TOBA menunjukkan banyak aspek positif, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Pertama, volatilitas harga saham dalam jangka pendek, yang sering kali dipengaruhi oleh harga komoditas, dapat memengaruhi sentimen pasar terhadap saham ini. Kedua, penurunan pendapatan pada kuartal terakhir bisa menjadi tanda perlambatan pertumbuhan, yang mungkin berpengaruh pada kinerja di masa depan.
Namun, peluang pertumbuhan masih ada, terutama dengan prospek peningkatan harga komoditas dan potensi kenaikan permintaan energi. Selain itu, TOBA juga membagikan dividen dengan yield 2,28 persen, yang merupakan bonus bagi investor yang mencari penghasilan pasif.
Apakah TOBA Layak Dikoleksi?
Berdasarkan analisis fundamental dan pendekatan Warren Buffett, saham TOBA menunjukkan beberapa karakteristik menarik untuk dipertimbangkan sebagai investasi jangka panjang. Valuasi yang rendah, profitabilitas yang kuat, arus kas yang sehat, serta kemampuan manajemen dalam mengelola aset dan modal adalah aspek yang mendukung saham ini sebagai potensi koleksi.
Namun, investor harus tetap waspada terhadap risiko utang dan volatilitas yang tinggi. Jika TOBA mampu mempertahankan kinerjanya dan memperbaiki pertumbuhan pendapatan, saham ini bisa menjadi peluang investasi yang solid dalam beberapa tahun mendatang. Untuk saat ini, dengan pendekatan Buffett, TOBA layak dipertimbangkan untuk masuk dalam portofolio investasi jangka panjang.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.