Logo
>

Saham GOTO sudah Lama Terjungkal, Demo Ojol Jadi Pukulan Tambahan

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Saham GOTO sudah Lama Terjungkal, Demo Ojol Jadi Pukulan Tambahan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk disinyalir terdampak sentimen negatif usai demo besar-besaran driver online. Para driver selaku mitra yang merasa tertekan dengan aturan yang dianggap merugikan sepakat untuk menggelar aksi damai.

    Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono menilai, tanpa adanya demo ojol saham GOTO tetap lemah sudah sejak lama.

    “Mengacu data laporan keuangan 2023 GOTO di Bursa Efek Indonesia (BEI), GOTO mengalami kenaikan rugi bersih entitas dibanding tahun lalu,” kata Wahyu Tibowo kepada Kabar Bursa, Kamis, 29 Agustus 2024.

    Menurutnya, pangkal utama kenaikan rugi bersih adalah karena perusahaan menghitung adanya kerugian penurunan nilai aset goodwill sebesar Rp78,77 triliun pada tahun 2023 yang sifatnya non-cash dan tidak berulang.

    “Goodwill adalah selisih yang muncul atas pembelian Tokopedia dalam bentuk saham yang dilakukan saat Gojek merger dengan Tokopedia pada Mei 2021. Dengan demikian, rugi penurunan nilai aset itu masih ada di 2023 sampai Tokopedia resmi tidak terkonsolidasi dalam laporan keuangan GoTo di 2024,” jelasnya.

    Kendati demikian, Wahyu menilai kinerja GOTO sedikit membaik dan terjadi penurunan kerugian. Menurutnya, di luar Goodwill kerugian GoTo hanya dari kegiatan bisnis sebesar Rp11,75 triliun dan dipangkas hingga 60,04 persen dari tahun 2022 yakni rugi sebesar Rp29,40 triliun.

    Sedangkan untuk kerugian operasional pada tahun 2023 juga dapat diturunkan hingga 66,11 persen menjadi Rp10,28 triliun jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yang mencapai Rp30,33 triliun.

    “Perseroan juga mampu membukukan pendapatan bersih sepanjang tahun lalu sebesar Rp14,79 triliun, atau tumbuh 30,28 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya Rp 11,35 triliun. Peningkatan ini sejalan dengan penurunan total beban operasional hingga 40 persen atau Rp 16 triliun dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.

    Kinerja Keuangan dan Profitabilitas GOTO

    Kinerja saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sepanjang tahun 2024 memberikan gambaran yang kompleks, terutama jika dianalisis melalui pendekatan investasi ala Warren Buffet. Metode Buffet yang fokus pada fundamental perusahaan dan nilai intrinsik memperlihatkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh GOTO.

    Melihat laporan keuangan GOTO, perusahaan mencatat kerugian bersih sebesar Rp85.934 miliar dalam periode 12 bulan terakhir (TTM). Pada Q1 2024, kerugian tercatat sebesar Rp862 miliar, menurun signifikan dari Rp3.862 miliar pada Q1 2023 dan Rp6.471 miliar pada Q1 2022.

    Meski ada penurunan kerugian, total kerugian masih cukup besar. Pada Q2 2024, kerugian meningkat menjadi Rp1.833 miliar, namun masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

    Pendekatan Buffet menekankan pentingnya profitabilitas, dan dalam hal ini, GOTO menghadapi tantangan besar. Margin laba bersih perusahaan pada kuartal terakhir tercatat negatif sebesar 50,23 persen, dengan margin operasi sebesar negatif 21,47 persen.

    Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing mencatatkan angka negatif, yaitu 185,26 persen dan 238,84 persen. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan dari aset dan ekuitasnya, sebuah sinyal yang kurang baik dalam pandangan Buffet.

    Valuasi Saham

    Dari sisi valuasi, GOTO juga menunjukkan beberapa indikator yang perlu dicermati. Rasio Price-to-Earnings (PE) saat ini berada di angka negatif 11,37, yang mencerminkan bahwa perusahaan belum menghasilkan laba bersih yang positif. Rasio Price-to-Book Value berada di angka 1,74, yang berarti harga saham diperdagangkan di atas nilai buku perusahaan, namun masih dalam kisaran yang relatif moderat.

    Dalam hal solvabilitas, GOTO menunjukkan posisi yang cukup kuat dengan Current Ratio dan Quick Ratio masing-masing berada di angka 3,02. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

    Namun, dengan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) sebesar 0,13, perusahaan tampaknya lebih memilih pendanaan melalui ekuitas daripada utang, yang mungkin dinilai positif dalam jangka panjang.

    Kinerja Harga Saham dan Dividen

    Kinerja harga saham GOTO juga mengalami penurunan sepanjang tahun 2024, dengan Year to Date Price Returns turun sebesar 39,53 persen. Penurunan ini memperlihatkan sentimen pasar yang masih kurang optimis terhadap prospek jangka pendek perusahaan. Saham GOTO mencapai harga tertinggi selama 52 minggu terakhir di Rp116,00, namun juga mencatat harga terendah di Rp50,00, mencerminkan volatilitas yang cukup tinggi.

    Dari sisi dividen, GOTO tetap membagikan dividen sebesar Rp36,40 per saham, dengan dividend yield sebesar 3,59 persen. Payout Ratio sebesar 36,13 persen menunjukkan bahwa perusahaan masih membagikan sebagian laba yang dihasilkan meski menghadapi kerugian besar, yang bisa dianggap sebagai upaya mempertahankan kepercayaan investor.

    Cash Flow dan Investasi

    Arus kas dari operasi GOTO menunjukkan defisit sebesar Rp1.816 miliar dalam TTM, yang diperburuk oleh arus kas negatif dari kegiatan investasi sebesar Rp12.079 miliar. Namun, perusahaan masih mampu mendapatkan arus kas positif dari kegiatan pendanaan sebesar Rp7.825 miliar, yang menunjukkan upaya perusahaan untuk menjaga likuiditas dan mendanai operasionalnya.

    Free Cash Flow per saham tercatat negatif Rp6,13, yang mengindikasikan bahwa GOTO masih harus bekerja keras untuk mencapai arus kas yang positif, suatu faktor yang penting dalam penilaian Buffet untuk kelangsungan bisnis jangka panjang.

    Pertumbuhan dan Prospek Masa Depan

    Meskipun tantangan yang ada, GOTO menunjukkan beberapa indikator pertumbuhan yang positif. Pendapatan tumbuh sebesar 12,40 persen year-to-date (YTD), dan net income tumbuh sebesar 62,30 persen YTD, meskipun masih negatif secara tahunan. Pendapatan per saham juga meningkat, meski EPS masih berada di zona negatif.

    Warren Buffet biasanya mencari perusahaan dengan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan manajemen yang dapat diandalkan. Dalam konteks ini, meski GOTO menunjukkan beberapa tanda perbaikan, perusahaan ini masih berada pada fase pertumbuhan yang penuh tantangan. Prospek jangka panjangnya akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk mencapai profitabilitas yang konsisten dan mengelola arus kas dengan lebih baik.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.