KABARBURSA.COM - PT Arsy Buana Travelindo Tbk atau HAJJ menjadi sorotan dengan kinerja keuangannya yang mencerminkan dinamika sektor travel haji dan umrah.
Meski mencatatkan beberapa peningkatan dalam pendapatan dan laba bersih, perusahaan juga menghadapi tantangan dalam arus kas operasional.
Untuk diketahui, seluruh fraksi di DPR RI sepakat membentuk panitia khusus (Pansus) untuk mengawasi penyelenggaraan haji tahun 2024. Keputusan ini diambil setelah adanya usulan hak angket dari 35 anggota DPR, yang menyoroti berbagai permasalahan dalam pelaksanaan haji 2024, mulai dari pembagian kuota hingga pelayanan bagi jemaah.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, menjelaskan hak angket adalah hak parlemen untuk menyelidiki dugaan penyelewengan kebijakan yang dianggap melanggar undang-undang.
Menurutnya, pansus adalah mekanisme konstitusional yang diakui undang-undang untuk mendukung kerja parlemen dalam pengawasan dan perbaikan kinerja eksekutif. Dia juga menekankan bahwa Pansus Angket Haji 2024 ini telah mendapat persetujuan dari semua fraksi di Senayan.
"Pansus haji itu formal, resmi, dan konstitutif. Tidak ada urusan dengan individu atau PBNU," kata Maman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 29 Juli 2024.
Lantas apakah sentimen ini mempengaruhi kinerja saham HAJJ?
Tentang HAJJ
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, PT Arsy Buana Travelindo Tbk bergerak dalam bidang aktivitas agen perjalanan, penyelenggara tur, dan jasa reservasi lainnya, termasuk ibadah haji. Perusahaan ini beroperasi dalam sektor barang konsumen non-primer, dengan sub-sektor jasa konsumen.
Pemegang saham utama PT Arsy Buana Travelindo Tbk adalah PT Madinah Iman Wisata, yang memiliki 70 persen atau setara dengan 1,60 miliar saham. Masyarakat non-warkat memiliki 23,023 persen saham, setara dengan 527,33 juta saham. Sementara itu, PT Abraha Jaya Investama memiliki 6,976 persen saham atau setara dengan 159,80 juta saham.
Susunan direksi dan komisaris perusahaan hanya tercatat nama Saipul Bahri yang memiliki 0,001 persen saham atau setara dengan 33,33 ribu saham.
Jumlah pemegang saham PT Arsy Buana Travelindo Tbk mengalami beberapa perubahan dalam enam bulan terakhir. Pada 30 Juni 2024, terdapat 2.691 pemegang saham, mengalami penurunan sebanyak 70 pemegang dari bulan sebelumnya yang berjumlah 2.761. Pada 31 Mei 2024, jumlah pemegang saham adalah 2.761, menurun 72 pemegang dari 30 April 2024 yang mencatatkan 2.833 pemegang, di mana terjadi peningkatan sebanyak 18 pemegang dari bulan sebelumnya. Jumlah pemegang saham pada 31 Maret 2024 adalah 2.815, turun 82 pemegang dari 29 Februari 2024 yang mencatatkan 2.897 pemegang. Pada 31 Januari 2024, jumlah pemegang saham adalah 2.979, menurun 93 pemegang dari bulan sebelumnya.
Pendapatan dan Laba Bersih
Pada kuartal pertama tahun 2024, PT Arsy Buana Travelindo Tbk berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp10 miliar. Ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan kuartal pertama tahun 2023 yang hanya sebesar Rp4 miliar. Namun, pada kuartal kedua 2024, tidak tercatat adanya pendapatan, sementara pada kuartal kedua tahun 2023, emiten ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp12 miliar.
Pada kuartal ketiga 2024, tidak ada laporan pendapatan, berbeda dengan kuartal ketiga tahun 2023 yang mencatatkan Rp1 miliar dan tahun 2022 sebesar Rp2 miliar. Kuartal keempat tahun 2023 menunjukkan kerugian sebesar Rp12 miliar, lebih tinggi dibandingkan kerugian Rp3 miliar pada kuartal keempat tahun 2022. Secara tahunan, pendapatan PT Arsy Buana Travelindo Tbk untuk tahun 2024 diproyeksikan sebesar Rp40 miliar, meningkat signifikan dari Rp5 miliar pada tahun 2023 dan Rp2 miliar pada tahun 2022.
Valuasi Saham
Valuasi saham PT Arsy Buana Travelindo Tbk menunjukkan rasio PE saat ini sebesar 6,48 kali berdasarkan annualisasi dan 23,83 kali berdasarkan trailing twelve months (TTM). Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) saat ini adalah 0,37 kali, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book) adalah 1,64 kali. Rasio harga terhadap arus kas dan arus kas bebas masing-masing adalah -2,49 kali, menandakan perusahaan mengalami arus kas negatif.
Kinerja Per Saham
Earnings per share (EPS) untuk periode TTM adalah Rp4,70 dan annualisasi EPS mencapai Rp17,30. Pendapatan per saham (Revenue Per Share) mencapai Rp306,44, sementara kas per saham pada kuartal terakhir adalah Rp0,44. Nilai buku per saham saat ini tercatat sebesar Rp68,35, dengan arus kas bebas per saham sebesar -Rp44,98.
Solvabilitas dan Profitabilitas
Rasio solvabilitas PT Arsy Buana Travelindo Tbk menunjukkan angka yang cukup baik dengan current ratio sebesar 6,27 dan quick ratio sebesar 6,08. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity) perusahaan adalah 0,10, menandakan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat.
Dari sisi profitabilitas, return on assets (ROA) perusahaan adalah 5,70 persen dan return on equity (ROE) mencapai 6,88 persen. Margin laba bruto (Gross Profit Margin) untuk kuartal terakhir adalah 5,26 persen, margin laba operasi (Operating Profit Margin) adalah 4,24 persen, dan margin laba bersih (Net Profit Margin) tercatat sebesar 3,24 persen.
Laporan Keuangan
Pendapatan perusahaan untuk periode TTM tercatat sebesar Rp702 miliar, dengan laba kotor (Gross Profit) sebesar Rp35 miliar. Laba bersih (Net Income) untuk periode TTM adalah Rp11 miliar. Pada laporan neraca, kas yang dimiliki perusahaan pada kuartal terakhir adalah Rp1 miliar, dengan total aset sebesar Rp189 miliar. Total liabilitas perusahaan adalah Rp32 miliar, dengan utang jangka pendek sebesar Rp16 miliar dan tidak ada utang jangka panjang. Total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp157 miliar.
Arus Kas
Pada periode TTM (Trailing Twelve Months), PT Arsy Buana Travelindo Tbk mencatat arus kas dari operasi sebesar -Rp103 miliar. Hal ini menunjukkan adanya defisit dalam arus kas operasional perusahaan. Tidak ada arus kas yang berasal dari investasi pada periode ini. Namun, arus kas dari pembiayaan mencapai Rp87 miliar, menandakan bahwa perusahaan mendapatkan tambahan dana dari kegiatan pembiayaan.
Pengeluaran modal (capital expenditure) pada periode TTM juga tercatat nol, yang berarti tidak ada investasi baru dalam aset tetap. Akibatnya, arus kas bebas (free cash flow) juga negatif sebesar -Rp103 miliar.
Pertumbuhan
Pertumbuhan pendapatan perusahaan menunjukkan angka yang sangat positif. Pendapatan kuartal secara year-over-year (YoY) meningkat sebesar 189,62 persen, sama dengan pertumbuhan year-to-date (YTD). Sementara itu, pertumbuhan tahunan (annual YoY growth) mencapai 57,62 persen.
Dari sisi laba bersih, pertumbuhan kuartal YoY mencapai 149,73 persen, dengan pertumbuhan YTD juga sebesar 149,73 persen. Laba bersih tahunan meningkat sebesar 94,30 persen. Earnings per share (EPS) juga menunjukkan peningkatan yang signifikan secara tahunan sebesar 36,13 persen.
Kinerja Harga Saham
Kinerja harga saham PT Arsy Buana Travelindo Tbk mengalami fluktuasi dalam periode yang berbeda. Pengembalian harga saham dalam satu minggu terakhir adalah 4,67 persen, namun dalam satu bulan terakhir mengalami penurunan sebesar -3,45 persen. Dalam tiga bulan terakhir, harga saham turun sebesar -5,08 persen, dan dalam enam bulan terakhir mengalami penurunan lebih tajam sebesar -20,00 persen.
Selama satu tahun terakhir, harga saham juga menurun sebesar -21,68 persen. Tahun ini, hingga saat ini, harga saham turun sebesar -12,50 persen. Rentang harga saham dalam 52 minggu terakhir berkisar antara Rp100,00 sebagai harga terendah hingga Rp220,00 sebagai harga tertinggi. (*)