Logo
>

Saham MEJA dan SINI Tersuspensi, Intip Kinerja Keuangannya

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham MEJA dan SINI Tersuspensi, Intip Kinerja Keuangannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Singaraja Putra Tbk (SINI) dan Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) baru saja terkena penghentian sementara atau suspensi dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa melihat telah terjadi peningkatan harga kumulatif yang sangat besar pada dua saham emiten tersebut.

    Suspensi diberlakukan di pasar reguler dan pasar tunai dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya.

    Merujul data RTI, saham MEJA naik sebesar 9,88 persen ke posisi 356 pada pedagangan Selasa, 27 Agustus 2024. Sementara, dalam sepekan saham naik 44,72 persen padaal MEJA merupakan pendatang baru di Bursa yang listing pada 12 Februari lalu. Dan jika melihat harga saat ini, maka MEJA mengalami kenaikan sebesar 245,63 persen dari harga initial public offering (IPO) yaitu sebesar Rp103 per lembar sahamnya.

    Di sisi lain, saham SINI juga menunjukkan tren positif sejak 15 Agustus hingga akhirnya terkena suspensi pada 28 Agustus. Pada Selasa, 27 Agustus 2024, SINI naik 9,66 persen ke posisi 2.270. Dalam sepekan terakhir, kenaikan SINI mencapai 45,51 persen. Bahkan, sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham ini telah melonjak 159,43 persen.

    “Sebagai langkah cooling down dan bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham SINI dan MEJA pada perdagangan tanggal 28 Agustus 2024,” demikian bunyi pengumuman resmi dari Bursa pada hari ini.

    Sebelum akhirnya suspensi diberlakukan, Bursa Efek Indonesia (BEI) terlebih dahulu mengumumkan adanya pergerakan harga saham PT Singaraja Putra Tbk (SINI) yang dinilai di luar kebiasaan, atau dikenal dengan istilah unusual market activity (UMA).

    Terkait dengan situasi ini, BEI mengingatkan para investor untuk memperhatikan dengan seksama tanggapan dari perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi dari Bursa. Di samping itu, investor juga diimbau untuk mencermati kinerja perusahaan tercatat serta sejauh mana keterbukaan informasi telah dilakukan oleh perusahaan tersebut.

    Selain itu, para investor diharapkan untuk mengkaji kembali rencana aksi korporasi (corporate action) yang mungkin akan dilakukan oleh perusahaan tercatat, terutama jika rencana tersebut belum mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sebelum mengambil keputusan investasi, penting bagi investor untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di masa mendatang.

    Kinerja Keuangan

    PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) melaporkan pendapatan sebesar Rp22,69 miliar hingga 30 Juni 2024, mengalami penurunan signifikan dibandingkan pendapatan Rp45,53 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Senin (22/7/2024), disebutkan bahwa beban pokok pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan menjadi Rp13,89 miliar dari Rp27,62 miliar. Meskipun demikian, laba bruto MEJA turun menjadi Rp8,79 miliar, dibandingkan dengan Rp17,91 miliar pada tahun sebelumnya.

    Penurunan ini turut memengaruhi laba sebelum pajak yang merosot ke angka Rp3,02 miliar, jauh di bawah perolehan tahun sebelumnya yang mencapai Rp8,16 miliar. Laba tahun berjalan pun tak luput dari tren negatif ini, turun menjadi Rp2,38 miliar dari Rp7,30 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Dari sisi liabilitas, jumlahnya meningkat sedikit menjadi Rp19,51 miliar hingga 30 Juni 2024, dibandingkan Rp19,10 miliar pada akhir Desember 2023. Namun, total aset perusahaan menunjukkan kenaikan signifikan, hampir dua kali lipat, menjadi Rp103,44 miliar dibandingkan Rp55,21 miliar pada akhir tahun sebelumnya.

    PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) di BEI

    Resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Februari 2024, PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) mencatatkan diri sebagai emiten ke-14 yang melakukan IPO di 2024. Dalam debutnya, saham MEJA mengalami kenaikan sebesar 9,7 persen, mencapai harga Rp113 per saham.

    MEJA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi desain, konstruksi interior, dan pabrikasi furnitur. Selama lebih dari 10 tahun, MEJA telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menyediakan layanan berkualitas tinggi kepada para kliennya. Pengalaman luas ini menjadikan MEJA sebagai pemimpin industri dalam menawarkan solusi desain dan konstruksi interior yang inovatif.

    Kini, MEJA terus memperluas jangkauannya dengan menawarkan konsultasi desain komprehensif, mencakup perencanaan ruang hingga pemilihan material yang sesuai. Setiap proyek yang dikerjakan MEJA dirancang untuk mencerminkan visi dan kebutuhan klien dengan akurasi dan kreativitas tinggi.

    Sebagai kontraktor interior terpercaya, MEJA tidak hanya mampu mengimplementasikan desain sesuai keinginan klien tetapi juga memastikan bahwa setiap detail diperhatikan secara cermat, serta mematuhi standar kualitas tertinggi. Lebih dari sekadar konstruksi, MEJA juga menawarkan pabrikasi furnitur yang dibuat secara khusus (custom-made) dan furnitur lepas (loose furniture) seperti meja, kursi, dan sofa yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan preferensi klien.

    MEJA terus menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan solusi desain dan konstruksi interior yang unggul dan berkualitas tinggi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79