KABARBURSA.COM - Saham sektor perbankan sedang bergairah. Pada perdagangan bursa Selasa, 21 Januari 2025, lima saham bank besar, yaitu BBNI, BMRI, BRIS, BBRI, dan BBTN, kompak menguat.
Saham Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik sebesar 2,50 persen (setara 150 poin) dan berada di posisi Rp6.150. Begitu pula dengan saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang melesat hingga 4,11 persen (setara 190 poin) dan menempatkannya di level Rp4.810).
Selanjutnya, saham Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga mencatatkan kenaikan signifikan, sebesar 5,42 persen (setara 150 poin) dan lompat ke level Rp2.920). Sedangkan saham Bank Tabungan Negara (BBTN) bergerak naik sebanyak 1,37 persen (setara 15 poin) menyentuh level Rp1.110.
Saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga mencatatkan kenaikan signifikan, sebesar 3,32 persen (setara 130 poin) dan menempatkannya di posisi Rp4.350.
CGS Internasional, dalam risetnya hari ini mengatakan, saham BBNI dan BBRI memiliki potensi pergerakan harga jangka pendek yang menunjukkan peluang positif dengan skenario tertentu yang dapat diwaspadai oleh para investor.
Untuk saham BBNI, terdapat potensi kenaikan dalam jangka pendek jika level support di harga Rp4.530 berhasil dipertahankan. Jika saham ini tidak turun di bawah angka tersebut dan terus bergerak stabil, target kenaikan dapat mengarah ke level Rp04.710 hingga Rp4.800.
Namun, perlu diingat bahwa apabila harga saham BBNI menembus level support di bawah Rp4.530, sebaiknya dilakukan tindakan cut loss dengan posisi yang lebih rendah di sekitar angka Rp4.440, guna menghindari kerugian lebih lanjut.
CGS Internasional juga memperkirakan harga saham BBNI bisa mencapai target harga Rp 6.000, yang memberikan potensi kenaikan lebih dari 40 persen dibandingkan harga saat ini.
Saham ini menjadi pilihan karena transformasi perusahaan di bawah manajemen yang baru yang telah meningkatkan kualitas peminjam, mempercepat penurunan suku bunga, dan meningkatkan efisiensi biaya kredit.
Potensi pertumbuhan yang solid juga hadir dari sektor wholesale BBNI, yang semakin menjadi daya tarik investor. Selain itu, stabilitas dan kinerja fundamental yang terjaga membuat BBNI menjadi pilihan investasi yang menjanjikan di tengah perbaikan likuiditas dan penurunan biaya dana.
Para investor bisa memanfaatkan prospek pertumbuhan ini sebagai peluang keuntungan dalam beberapa tahun ke depan.
Dengan perbaikan kondisi likuiditas dan pengaruh positif dari kebijakan yang mendukung perekonomian domestik, sektor perbankan memiliki ruang yang lebih besar untuk tumbuh.
Saham-saham perbankan seperti BBNI, yang memiliki prospek pertumbuhan yang kuat dan didukung oleh perbaikan kualitas kredit serta strategi efisiensi biaya, berpotensi menjadi pilihan investasi yang menguntungkan bagi para pelaku pasar.
BBRI Buka Peluang Pergerakan Menguntungkan
Sementara itu, untuk saham BBRI, juga terlihat adanya peluang bagi pergerakan harga yang menguntungkan dalam jangka pendek.
Jika saham ini tetap bertahan di atas level support 4130, investor bisa mengantisipasi potensi kenaikan menuju area Rp4.310 hingga Rp4.400.
Namun, jika terjadi pelampauan angka Rp4.130 dengan penurunan lebih lanjut ke bawah Rp4.040, maka disarankan untuk melakukan cut loss guna mengurangi resiko kerugian.
Pergerakan saham BBRI yang moncer ini juga tidak terlepas dari aksi beli atau net buy investor asing. Dalam beberapa hari terakhir, asing benar-benar mencaplok saham perbankan, utamanya bank-bank Himbara.
Fenomena ini mulai berlangsung jelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari waktu setempat.
Berdasarkan data dari Bareksa, terlihat bahwa dalam empat hari berturut-turut, asing melakukan pembelian bersih (net buy) saham BBRI hingga mencapai Rp1,03 triliun.
Dimulai pada 15 Januari, asing tercatat membeli saham BBRI senilai Rp429,12 miliar. Hari berikutnya, pada 16 Januari, volume pembelian kembali meningkat, dengan angka net buy mencapai Rp364,3 miliar.
Namun, pada 17 Januari, terjadi penurunan dengan net sell sebesar Rp116,8 miliar. Meski demikian, tekanan jual tidak bertahan lama. Pada penutupan perdagangan Senin sore, 20 Januari WIB, jelang pelantikan Trump, asing kembali mencatatkan net buy signifikan sebesar Rp356,39 miliar.
Berkat aktivitas pembelian besar-besaran ini, harga saham BBRI mengalami lonjakan signifikan.
Pada penutupan 20 Januari, saham BBRI ditutup pada level Rp4.220, mencatatkan kenaikan 2,9 persen dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan, jika dibandingkan dengan harga saham pada 14 Januari yang berada di level Rp3.800, BBRI melonjak sebesar 11 persen dalam empat hari perdagangan terakhir.
Lonjakan ini memperlihatkan optimisme yang tinggi dari investor asing terhadap kinerja dan prospek saham BBRI ke depan, terutama menjelang pelantikan Trump yang dapat mempengaruhi dinamika ekonomi global.
Pergerakan ini menandakan adanya sentimen positif di pasar saham, di mana investor asing memanfaatkan momentum untuk berinvestasi pada emiten-emiten perbankan seperti BBRI, yang dinilai memiliki fundamental yang kuat.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.