KABARBURSA.COM - Emiten sektor perbankan diperkirakan akan melanjutkan kinerja positif pada tahun 2024, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Head of Research BCA Sekuritas, Andre Benas, mengatakan bahwa emiten perbankan berpotensi untuk melanjutkan tren laba bersih yang tinggi seperti yang terjadi pada tahun 2023.
"Dalam tahun 2024, kami melihat bahwa kontribusi laba bersih sektor perbankan terhadap laba bersih emiten di Indonesia akan tetap menjadi yang terbesar. Saya yakin dengan pertumbuhan laba bersih di sektor perbankan karena prospek pertumbuhan kredit masih cukup baik. Jika kondisi ekonomi pada tahun 2024 stabil, kita masih dapat mengharapkan pertumbuhan yang positif," ujar Andre Benas dalam acara "Economic Outlook 2024: Peluang Investasi di Tengah Gonjang Ganjing Dunia" di ICE BSD, Tangerang, Selasa 5 Maret 2024.
Optimisme serupa juga disampaikan oleh Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual. Dia mengatakan bahwa peluang untuk pertumbuhan penyaluran kredit masih terbuka lebar, terutama jika permintaan dari masyarakat semakin kuat.
Andre menekankan bahwa penyelenggaraan berbagai acara, seperti BCA Expoversary 2024, yang menawarkan promo-promo khusus, dapat memberikan sentimen positif terhadap saham-saham emiten perbankan. Pada acara BCA Expoversary 2024, BCA menawarkan berbagai penawaran menarik, termasuk suku bunga KPR BCA 2,67persen eff.p.a. fix 1 tahun dengan diskon asuransi jiwa 10persen serta diskon biaya administrasi 50persen; bunga khusus untuk kredit kendaraan bermotor 2,67persen flat p.a dengan tenor 1 tahun; dan program DP 0persen untuk kredit kendaraan bermotor serta kredit sepeda motor BCA.
"Jika BCA mengumumkan bahwa capaian kredit BCA Expoversary 2024 mencapai sekian triliun, para investor akan mengetahui bahwa sektor perbankan masih memiliki kinerja yang baik. Harapannya, dengan adanya BCA Expoversary 2024, orang dapat melihat bahwa BCA memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan IHSG di masa mendatang," tambah Andre.
Selain sektor perbankan, Andre juga menyebutkan beberapa sektor lain yang memiliki potensi untuk mencatatkan kinerja positif pada tahun ini, seperti infrastruktur jalan tol, properti, dan menara telekomunikasi. Dia mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga acuan yang diproyeksikan pada tahun 2024 akan membawa dampak positif bagi saham-saham yang berada di sektor-sektor tersebut.
"Jadi, jika kita melihat kinerja sektor-sektor seperti jalan tol, infrastruktur menara, dan properti pada tahun lalu yang masih kurang memuaskan, harapannya adalah bahwa sektor-sektor ini dapat tumbuh pada tahun 2024 ini jika suku bunga turun. Kita juga dapat melihat bahwa sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti komunikasi memiliki kinerja yang luar biasa," ungkapnya.
Chief Economist BCA, David Sumual, menambahkan bahwa prospek ekonomi Indonesia tetap bergantung pada kondisi ekonomi global. Meskipun tahun 2024 diharapkan lebih menantang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dia tetap melihat perekonomian nasional masih akan mengalami pertumbuhan positif pada tahun ini.
"Tahun ini, kita masih berharap pertumbuhan sekitar 5persen. Kami cautiously optimistic untuk tahun ini. Sektor konsumsi juga menunjukkan tanda-tanda yang cukup baik. Perilaku konsumen pada tahun ini relatif lebih positif," jelas David.
PT Bank Central Asia Tbk (IHSG: BBCA) dan anak perusahaannya mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 19,4persen YoY menjadi Rp48,6 triliun sepanjang tahun 2023. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta ekspansi basis nasabah.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.