Logo
>

Saham PTRO (Petrosea) Naik 19,41 Persen Selama Seminggu

Harga saham PT Petrosea Tbk (PTRO) melonjak 19,41 persen dalam sepekan terakhir berkat kombinasi sentimen dividen tunai dan optimisme sektor energi yang tetap positif.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Saham PTRO (Petrosea) Naik 19,41 Persen Selama Seminggu
Saham PTRO naik 19,41 persen dalam sepekan, didukung rencana pembagian dividen dan sentimen positif sektor energi di tengah pasar yang fluktuatif. Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com.

KABARBURSA.COM - Kadang-kadang, saham bisa bertingkah seperti anak muda habis gajian, sulit dikendalikan dan penuh semangat. Minggu ini, PT Petrosea Tbk (PTRO) sukses membuat banyak kepala menoleh. Bukan karena skandal atau rumor, melainkan karena pergerakannya di bursa yang ngebut bak roket tanpa ampun. Dalam kurun waktu satu minggu, harga saham PTRO melonjak 19,41 persen—sebuah angka yang cukup untuk membuat para trader harian bersorak dan investor jangka panjang mengernyitkan dahi seraya bertanya-tanya "apa yang sebenarnya terjadi?"

Berdasarkan data dari Stockbit, perjalanan saham PTRO sepanjang pekan ini memang seperti roller coaster yang lagi rajin naik tanjakan. Mengawali minggu di level Rp2.370, PTRO terus mengumpulkan tenaga tanpa banyak drama, hingga akhirnya mendarat manis di harga Rp2.840 pada perdagangan Senin, 28 April 2025. Kalau mau dihitung-hitung, kenaikan ini setara dengan 19,41 persen—angka yang, dalam dunia bursa, cukup untuk membuat para penganut aliran buy and hold senyum-senyum di pojokan.

Volume transaksi juga tidak main-main. Total frekuensi jual beli PTRO dalam sepekan mencapai ratusan juta lembar dengan nilai transaksi yang menyentuh Rp172,2 miliar. Ini jelas di atas rata-rata harian normal Petrosea selama beberapa bulan terakhir. Dengan kata lain, bukan hanya investor kecil yang ikutan ramai-ramai angkat PTRO, tetapi juga pemain besar yang tampaknya ikut nimbrung di tengah euforia ini.

Tidak heran, di papan orderbook, antrean beli di kisaran Rp2.780 hingga Rp2.800 mulai terlihat mengular. Sinyalemen ini mempertegas satu hal, minggu ini, PTRO bukan sekadar lewat di bursa, tapi benar-benar mencuri panggung.

Faktor Pendorong

Lalu, apa sih bensin utama yang bikin saham PTRO ngebut pekan ini? Jawabannya ternyata bukan cuma karena “pasar lagi senang”, tapi ada dua faktor konkret yang memperkuat lajunya, yakni harapan dari dividen tunai dan meskipun tidak semanis biasanya kondisi sektor energi yang tetap hidup segan, mati tak mau.

Pertama-tama, mari kita bicara soal sektor energi dulu. Dalam 24 jam terakhir, indeks sektor energi di bursa tercatat menguat tipis sebesar 0,41 persen. Memang bukan angka yang bikin jantung berdebar, tapi cukup untuk memberi suasana positif, apalagi di tengah situasi harga batu bara global yang sedang mencari titik stabil.

Berdasarkan data TradingView, Harga Batubara Acuan (HBA) periode kedua April 2025 ditetapkan di level USD120,20 per ton. Meskipun secara bulanan turun 2,53 persen dari periode pertama April, secara tahunan hanya terkoreksi tipis 0,77 persen dibanding April 2024. Artinya? Meski tak dalam tren naik, harga batu bara juga belum terjun bebas alias masih cukup kuat menopang narasi bahwa jasa kontraktor tambang seperti PTRO tetap punya pangsa pasar yang layak.

Di sisi global, harga futures batubara Newcastle justru terjun lebih dalam ke USD94 per ton—terendah dalam empat tahun terakhir. Tapi ironisnya, justru di tengah lesunya harga ini, investor bisa saja mulai berspekulasi bahwa penurunan sudah mendekati batas bawah dan membuka peluang pantulan. Apalagi, Pemerintah China sedang sibuk merancang stimulus baru demi menyelamatkan lapangan kerja dan ekspor mereka, termasuk lewat subsidi bagi perusahaan yang mempekerjakan lulusan baru dan insentif untuk eksportir.

Ini penting, karena stimulus ekonomi di Negeri Tirai bambu tersebut cenderung ikut mendongkrak permintaan energi dan bahan tambang dari negara-negara pemasok seperti Indonesia. Dan meski belum terlihat dampak langsung ke harga komoditas, pasar biasanya bermain di ranah ekspektasi duluan—dan ekspektasi itu tampaknya sudah cukup untuk mendorong saham-saham tambang lokal, seperti PTRO.

Belum lagi faktor kedua yang tidak kalah menggiurkan, yakni dividen. PTRO resmi akan membagikan dividen tunai sebesar Rp16,71 per saham dengan cum date yang jatuh pada 29 April 2025. Bagi investor yang suka “cuan cepat”, ini ibarat dua bonus sekaligus, yakni potensi capital gain dari kenaikan harga dan tambahan dividen tunai dalam kantong. Kombinasi inilah yang menjadikan saham PTRO seperti kue panas di rak bursa—berebut, dan kadang harus siap berebut.

Apakah Valuasi PTRO Masih Masuk Akal?


Namun, di balik euforia kenaikan harga dan semerbak aroma dividen, ada satu hal yang tak bisa diabaikan, yakni valuasi. Dan kalau bicara soal valuasi, saham PTRO ini ibarat anak kos yang tiba-tiba makan siang di restoran hotel bintang lima—terlalu mewah untuk ukuran biasanya.

Berdasarkan data Stockbit per 29 April 2025, rasio harga terhadap laba bersih atau PE ratio (TTM) PTRO tercatat di angka 167,4 kali. Bahkan kalau dihitung secara tahunan, PER-nya melonjak ke 465,7 kali. Ini bukan sekadar mahal—ini sudah sampai di level yang biasanya bikin analis angkat alis dan investor mulai hitung-hitungan ulang.

Tapi lucunya, di balik PE setinggi langit itu, performa laba bersih justru sedang menggeliat. Pada kuartal I 2025, PTRO mencetak laba bersih sebesar Rp15 miliar, jauh lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang cuma Rp3 miliar. Secara trailing twelve months (TTM), total laba bersihnya menembus Rp167 miliar.

Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp28 triliun, harga saham PTRO tampaknya sudah “menghargai” terlalu banyak optimisme ke depan—baik dari ekspansi proyek, pembagian dividen, maupun potensi kontrak baru. Belum lagi kalau kita intip metrik lain, yakni rasio harga terhadap nilai buku (PBV) mencapai 6,81 kali yang menandakan saham ini sudah diperdagangkan jauh di atas nilai aset bersihnya.

Jadi, apakah ini artinya PTRO overvalued? Bisa jadi. Tapi pasar saham bukan sekadar angka dan rumus. Sering kali, ekspektasi adalah mata uang paling kuat. Dan sejauh ini, ekspektasi terhadap PTRO sedang berada di puncaknya.

Bagi investor jangka pendek, cerita minggu ini mungkin sudah cukup manis, bisa beli di harga bawah, nikmati capital gain, dan kantongi dividen. Tapi bagi mereka yang ingin memegang saham ini lebih lama, pertanyaan besarnya adalah apakah performa PTRO dalam satu dua kuartal ke depan akan cukup kuat untuk membenarkan valuasinya yang tinggi?

Seperti biasa, pasar akan menjawabnya sendiri. Dan investor, para penumpang di kereta bursa, hanya bisa memilih: ikut naik, turun lebih dulu, atau cukup jadi penonton sambil ngopi di stasiun berikutnya.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Moh. Alpin Pulungan

Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).