KABARBURSA.COM - Sahabat investor, salah satu amannya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini adalah adanya sektor penopang langkah pada perdagangan sesi pagi. Di sini, ada tiga sektor yang sangat berpengaruh pada kenaikan IHSG, yaitu IDX-Basic 1,10 persen, IDX-Infra 0,93 persen, dan IDX-Energy 0,49 persen.
Dari amannya IHSG tercatat ada 285 saham yang naik, 235 saham turun, dan 259 saham stagnan. Adapun total volume perdagangan 14,4 miliar saham mencapai nilai transaksi Rp4,7 triliun. Saham-saham yang masuk ke dalam top gainers LQ45 adalah PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) yang naik 5,95 persen ke Rp890, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 5,26 persen ke Rp4.400, dan PT Indosat Tbk (ISAT) yang naik 4,49 persen ke Rp11.050.
Untuk saham-saham top losers LQ45-nya adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 2,86 persen ke Rp136, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) turun 1,59 persen ke Rp2.480, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang turun ke 1,33 persen, menjadi Rp2.960.
PT ESSA Industries Indonesia Tbk
Berdiri pada 2007, ESSA mengoperasikan kilang LPG swasta dan pabrik amonia terbesar di Indonesia. Produk-produk ini merupakan komoditas penting di banyak industri, seperti pertanian, manufaktur, energi, dan banyak lagi.
Perusahaan memproduksi 190 ton LPG per hari dan 500 barel per hari kondensat di fasilitas yang terletak di dekat Palembang, Sumatera Selatan. Produksi amonia anak usahanya, PT Panca Amara Utama, mencapai 2.000 ton per data.
Pada kwartal pertama 2024, ESSA mencatat lonjakan laba di tengah penurunan pendapatan. Emiten yang sebelumnya bernama PT Surya Esa Perkasa Tbk ini meraup pendapatan hingga USD73,82 juta hingga 31 Maret 2024.
Merujuk laporan keuangan yang terbit di Bursa Efek Indonesia pada 22 April 2024, pendapatan ESSA didominasi ole penjualan amonia kepada pihak berelasi dengan nilai USD62,77 juta.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
SMGR merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang industri semen. Didirikan pada Agustus 1957, kemudian melakukan IPO pertama pada 1991. Sebagai perusahaan induk, SMGR mendukung anak perusahaannya di bidang industri semen dan non-semen, serta penyediaan jasa di seluruh Indoesia. Produk perseroan dijual di pasar domestik dan ASEAN.
Di awal Mei 2024, SIG mencatatkan volume penjualan mencapai 9,18 juta ton. Dengan penjualan sebesar itu, SIG membukukan pendapatan sebesar Rp8,38 triliun. Namun, mereka juga mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar Rp6,17 triliun dan EBITDA sebesar Rp1,73 triliun.
PT Indosat Tbk (ISAT)
PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) merupakan entitas merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchinson tri, dua penyedia telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini dimulai pada 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing untuk menyediakan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia.
Ooredoo adalah perusahaan publik milik Qatar dan entitas afiliasinya, menjadi pemegang saham utama perusahaan tersebut sejak 2008. Pada 2022, perusahaan ini bergabung dengan Hutchinson Tri. Perusahaan sendiri menyediakan layanan telepon ritel melalui merek dagang seperti IM3, 3, dan MPWR.
ISAT mencatatkan total pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di sepanjang 2023. Catatan tersebut naik 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan total pendapatan ini didorong oleh peningkatan pendapatan data dan interkoneksi. Sementara, pendapatan multimedia, data communication, dan internet (MIDI) naik 13,0 persen. Hal ini ditopang leh peningkatan pendapatan layanan IT dan internet tetap.
Sementara itu, pendapatan telekomunikasi tetap melesat sebesar 28,4 persen yoy yang dikontribusi oleh peningkatan pendapatan telepon internasional dan jaringan tetap. Peningkatan pendapatan ini juga diikuti oleh optimalisasi biaya yang berdampak pada pertumbuhan positif pada EBITDA sebesar 23,0 persen yoy menjadi Rp23,9 triliun. Indosat juga berhasil mencatat EBITDA margin yang dinormalisasi tumbuh solid sebesar 46,8 persen, meningkat 4,5 poin.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Merupakan perusahaan fast moving consumer goods yang didirikan pada 5 Desember 1933. Perusahaan ini melakukan IPO perdana pada 1981 dan tercatat di bursa pada 1982. Saat ini, perusahaan memiliki 44 merek, sembilan pabrik dan 1000 saham. Untuk menjaga unit, dipasarkan melalui 800 jaringan distributor. Dan beberapa merek yang sudah dikenal masyarakat antara lain Vaseline, Pepsodent, Lifebuoy, Rinso, dan Royco.
Dalam laporan keuangannya, perusahaan tercatat masih meraup keuntungan sebesar Rp1,44 triliun di kwartal pertama 2024. Laba itu naik sekitar 3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp1,4 triliun. Namun begitu, penjualan bersih emiten ini sebesar Rp10,07 triliun di kwartal pertama 2024 turun sekitar 4,95 persen dari penjualan sebelumnya Rp10,6 per kwartal pertama 2023.
Jadi, kinerja keuangan emiten-emiten tersebut di atas membuka peluang IHSG untuk tetap berada di zona hijau pada pembukaan pasar pagi tadi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.