KABARBURSA.COM - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) bakal membagikan dividen tunai sebanyak-banyaknya sebesar Rp200 miliar atau sekitar Rp14,75 per lembar saham dari tahun buku 2024.
Pembagian dividen tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan yang digelar pada Rabu, 25 Juni 2025.
Direktur Keuangan Saratoga Lany D. Wong mengatakan, di tengah kondisi pasar yang dinamis, Saratoga mampu menjaga stabilitas portofolio investasi dan likuiditas yang solid sepanjang tahun 2024.
Perusahaan mencatatkan perolehan dividen dari portofolio investasi sebesar Rp3,8 triliun, didukung oleh implementasi strategi investasi yang disiplin, selektif, dan berfokus pada sektor-sektor strategis yang memiliki pertumbuhan jangka panjang.
“Sepanjang 2024, Saratoga berhasil mempertahankan struktur keuangan yang kuat dan efisien, di dukung oleh kinerja positif dari perusahaan portofolio investasi," ujar dia dalam keterangannya, Rabu, 25 Juni 2025.
Menurutnya, hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk terus menjalankan strategi investasi yang berfokus pada penciptaan nilai dan mampu memberikan hasil nyata kepada para investor melalui pembagian dividen tunai.
Sementara itu Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan, menyampaikan bahwa Saratoga senantiasa membuka ruang bagi perspektif baru guna memperkaya pengambilan keputusan strategis dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, sekaligus memastikan Perusahaan tetap adaptif dan siap menjawab tantangan maupun peluang di masa mendatang.
Devin mengatakan, tahun ini Perusahaan terus melanjutkan langkah strategisnya untuk mengoptimalkan peluang pertumbuhan di sektor-sektor strategis, seperti layanan kesehatan, infrastruktur digital, konsumen, dan energi terbarukan.
Dia mengatakan, fokus ini sejalan dengan strategi jangka panjang Saratoga untuk membangun portofolio tangguh serta menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham.
“Kami terus melihat potensi pertumbuhan yang kuat di sektor-sektor tersebut, dan akan terus menerapkan pendekatan investasi yang disiplin, selektif, dan responsif terhadap dinamika pasar guna menjaga kualitas pertumbuhan portfolio dan mendorong penciptaan nilai berkelanjutan,” katanya.
Adapun dalam RUPST ini, pemegang saham Saratoga juga menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris Perseroan sebagai bagian dari langkah strategis penyegaran struktur tata kelola. Saratoga mengangkat Aria Kanaka dan Stephanus Harjanto T. sebagai Komisaris Independen, menggantikan Anangga W. Roosdiono dan Sidharta Utama.
Kinerja Keuangan Saratoga Solid di 2024
Sebelumnya diberitakan, Saratoga memiliki kinerja keuangannya solid selama 2024 karena portofolio perusahaan-perusahaan penyumbang utama mempunyai catatan bagus.
Devin Wirawan, membeberkan pencapaian itu didorong oleh optimalisasi kinerja perusahaan-perusahaan portofolio utama seperti PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), yang sukses memperkuat fundamental bisnis di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.
“Kami fokus mengoptimalkan peluang di sektor-sektor strategis, yang tercermin dalam tiga pencapaian utama: penghasilan dividen yang signifikan, kenaikan valuasi perusahaan portofolio yang berdampak pada pertumbuhan NAV (net asset value), serta investasi pada portofolio perusahaan baru,” ujar Devin melalui keterangannya pada Kamis, 13 Maret 2025.
Devin menyebut, SRTG tercatat memperoleh penghasilan dividen sebesar Rp3,8 triliun pada 2024, meningkat 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh arus kas positif dari perusahaan portofolio seperti ADRO, TBIG, dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).
Selain itu, Saratoga berhasil memonetisasi perusahaan portofolio dan menghasilkan arus kas sebesar Rp712 miliar, sehingga total arus kas yang berhasil diperoleh sepanjang tahun 2024 mencapai Rp4,5 triliun.
"Kami akan terus memperkuat nilai perusahaan portofolio kami melalui pendekatan investasi yang terukur dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang,” tambah Devin.
Ia membeberkan salah satu langkah strategis yang dilakukan perusahaannya selama 2024 terakhir adalah mengakuisisi mayoritas saham Brawijaya Healthcare (Brawijaya), sebuah jaringan rumah sakit terkemuka di Indonesia. Akuisisi ini didorong oleh fundamental bisnis Brawijaya yang solid serta potensi ekspansi yang besar dalam sektor layanan kesehatan.
Sementara, Brawijaya telah mengoperasikan lima rumah sakit dan dua klinik yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Bandung, dan Tangerang.
Perusahaan yang didirikan sejak 1997 ini juga sempat bekerja sama dengan Bersama Digital Asia Infrastructure Pte Ltd (BDIA) meresmikan data center Tier IV di Jakarta Timur.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.