Logo
>

Satu Miliar Saham FASW Dilepas, Incar Dana Segar Rp500 Miliar

Ditulis oleh Syahrianto
Satu Miliar Saham FASW Dilepas, Incar Dana Segar Rp500 Miliar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) mengumumkan rencananya untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada para pemegang saham.

    Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan, Sekretaris Perusahaan FASW Marco Hardy mengatakan, perseroan berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.000.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp500,00 per saham.

    "Jumlah saham yang akan diterbitkan ini akan bergantung pada keperluan dana Perseroan dan harga pelaksanaan HMETD. Saham baru tersebut akan dikeluarkan dari portepel Perseroan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujar Marco dalam keterangannya, Senin, 13 Januari 2025.

    Lebih lanjut, proses pelaksanaan penambahan modal dengan HMETD ini dapat dimulai setelah FASW memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang direncanakan pada Rabu, 22 Januari 2025.

    Selanjutnya, Fajar Surya Wisesa akan menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK untuk memperoleh persetujuan dan efektivitasnya. Penawaran umum terbatas ini diharapkan dapat selesai dalam waktu 12 bulan setelah persetujuan RUPSLB.

    Marco menambahkan, adapun dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD akan digunakan untuk beberapa keperluan, di antaranya untuk mengurangi liabilitas FASW, pengembangan usaha, penambahan modal kerja, dan kebutuhan usaha lainnya.

    "Penggunaan dana yang lebih rinci akan diungkapkan dalam prospektus yang akan diterbitkan dalam rangka PMHMETD," pungaksnya.

    FASW memperkirakan bahwa penambahan modal melalui HMETD akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan perusahaan, di antaranya dengan mengurangi liabilitas dan memperbaiki rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio). Selain itu, peningkatan jumlah saham yang beredar di pasar diharapkan akan meningkatkan likuiditas saham Perseroan.

    Namun, apabila pemegang saham tidak melaksanakan HMETD, mereka dapat mengalami dilusi kepemilikan saham hingga 28,75 persen. Oleh karena itu, Perseroan berharap agar para pemegang saham dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan HMETD untuk menjaga dan meningkatkan nilai investasi mereka.

    Sebagai bagian dari proses, RUPSLB yang diselenggarakan pada 22 Januari 2025 akan menjadi langkah penting dalam memperoleh persetujuan pemegang saham untuk rencana penambahan modal ini. Dengan strategi ini, FASW berharap dapat memperkuat posisi keuangannya dan mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

    FASW Ditinggal Empat Petinggi Sekaligus

    FASW, salah satu pemain utama di sektor kemasan kertas, telah mengumumkan perubahan signifikan dalam struktur manajemennya.

    Melalui keterbukaan informasi resmi yang disampaikan, perusahaan mengonfirmasi penerimaan surat pengunduran diri dari empat petinggi pada tanggal 31 Desember 2024. Langkah ini merupakan bagian dari proses yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait keterbukaan informasi dan tata kelola perusahaan publik. Empat petinggi yang mengundurkan diri adalah:

    1. Wichan Charoenkitsupat – Komisaris Perseroan
    2. Danaidej Ketsuwan – Komisaris Perseroan
    3. Rattakrai Limsiritrakul – Komisaris Perseroan
    4. Ponthep Tuntavadcharom – Direktur Perseroan

    “Pengunduran diri ini merupakan bagian dari dinamika korporasi yang mengacu pada ketentuan POJK No. 33/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, serta POJK No. 31/2015 tentang keterbukaan informasi,” kata Marco dalam keterangan resminya, Jumat, 3 Januari 2025.

    Dalam menjalankan pengunduran diri ini, ujar Marco, FASW berkomitmen penuh untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Proses berikutnya akan mencakup engumuman resmi kepada pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) dan penunjukan pengganti yang sesuai untuk memastikan keberlanjutan operasional dan tata kelola perusahaan yang baik.

    Pengunduran diri empat petinggi sekaligus dapat memberikan dampak jangka pendek terhadap dinamika internal perusahaan. Namun, sebagai perusahaan yang memiliki pengalaman panjang di industri, FASW diyakini mampu beradaptasi dan mengambil langkah strategis untuk memastikan transisi yang mulus.

    Sekretaris Perusahaan FASW itu, menegaskan bahwa proses ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Hal ini menjadi sinyal positif bahwa perusahaan tetap menjaga stabilitas meskipun menghadapi perubahan signifikan di jajaran manajemen.

    “Perubahan dalam struktur manajemen sering kali menjadi perhatian utama bagi investor. Namun, keputusan ini juga dapat dilihat sebagai peluang untuk menghadirkan perspektif baru dalam kepemimpinan perusahaan,” jelasnya.

    Tantangan Keuangan yang Dihadapi FASW

    Perubahan signifikan dalam struktur manajemen Fajar Surya Wisesa terjadi bersamaan dengan tantangan keuangan yang dihadapi perusahaan pada kuartal III 2024.

    Dinamika internal perusahaan, termasuk pengunduran diri empat petinggi, menambah tantangan yang dihadapi oleh FASW dalam upayanya mempertahankan stabilitas operasional dan keuangan. Namun, langkah strategis yang diambil melalui tata kelola perusahaan yang baik diharapkan dapat membantu perusahaan mengatasi tekanan ini.

    FASW melaporkan kinerja keuangan yang mengalami tekanan berat pada kuartal III 2024. Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp806,2 miliar, meningkat signifikan dibandingkan rugi bersih sebesar Rp436,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menghasilkan rugi bersih per saham sebesar Rp322,47 per lembar.

    Pendapatan FASW tetap stagnan di angka Rp5,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2024, tidak menunjukkan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun 2023. FASW mencatat rugi kotor sebesar Rp317,4 miliar dengan margin kotor negatif 5,6 persen, penurunan tajam dibandingkan laba kotor sebesar Rp51,5 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

    EBITDA pada sembilan bulan pertama 2024 tercatat negatif Rp362,7 miliar, dengan margin EBITDA negatif 6,4 persen. Ini menunjukkan peningkatan kerugian dari Rp 36,2 miliar pada sembilan bulan pertama 2024. Rugi bersih perseroan mencapai Rp806,2 miliar dengan margin bersih negatif 14,1 persen. Rugi bersih meningkat 84,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

    Penurunan margin kotor, EBITDA, dan laba bersih mencerminkan efisiensi operasional yang menurun dan tingginya tekanan biaya, termasuk beban bunga yang mencapai Rp377,1 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas sebesar 2,55x menunjukkan struktur pendanaan yang sangat bergantung pada utang.

    Rasio EBITDA terhadap beban bunga negatif mengindikasikan ketidakmampuan perseroan untuk menutupi biaya bunga dari operasi. Posisi kas Rp29,1 miliar jauh dari cukup untuk menutupi utang jangka pendek Rp6,7 triliun, menimbulkan risiko likuiditas yang signifikan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.