Logo
>

Sejumlah Emiten Migas Perkasa di Sesi I Usai Harga Minyak Naik Tiga Persen

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Sejumlah Emiten Migas Perkasa di Sesi I Usai Harga Minyak Naik Tiga Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sejumlah emiten migas (minyak dan gas) memiliki kinerja apik pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa, 5 November 2024. Hal tersebut nampaknya tidak lepas dari harga minyak mentah dunia yang naik hampir 3 persen pada Senin, 4 November 2024. Kenaikan ini setelah adanya keputusan dari OPEC+ dan fokus investor pada pemilihan presiden Amerika Serikat.

    Mengutip data perdagangan Stockbit, beberapa emiten seperti PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), hingga PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) terpantau menunjukkan kinerja gemilang.

    Pada penutupan sesi I hari ini AKRA menguat 55 poin atau naik 4,23 persen ke level 1,355. Sementara RAJA berada di level 1,730, menguat 80 poin atau menanjak 4,85 persen. BIPI terpantau menguat sebesar 3 poin atau naik 4,29 persen ke level 73.

    AKRA memang tengah menunjukan kinerja apik dalam satu pekan terakhir dengan catatan performa 0,37 persen. Hal ini menunjukan perbaikan karena dalam satu bulan, emiten ini membukukan performa -16,10 persen.

    Sementara itu, RAJA terlihat konsisten mencatatkan kinerja yang gemilang. Dalam satu minggu, emiten yang mencatatkan namanya di Bursa Efek ini menyabet performa 2,37 persen. Catatan ini meneruskan kinerja bagus RAJA dalam satu bulan terakhir dengan performa 3,90 persen.

    Namun hal berbeda ditunjukan BIPI. Emiten ini justru memperoleh kinerja yang kurang bagus dengan performa -7,59 persen. Hal ini cukup berbanding terbalik dengan raihan selama satu bulan dengan performa 10,61 persen.

    Minyak Brent dan WTI Kompak Melompat Tiga Persen

    Diberitakan sebelumnya, harga minyak mentah dunia naik hampir 3 persen pada Senin, 4 November 2024, akibat keputusan dari OPEC+ dan fokus investor pada pemilihan presiden Amerika Serikat. Adapun OPEC+ memutuskan untuk menunda rencana peningkatan produksi selama satu bulan.

    Seperti dikutip dari Reuters, kontrak berjangka Brent naik USD1,98, atau 2,7 persen, menjadi USD75,08 per barel. Sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik USD1,98, atau 2,85 persen, menjadi USD71,47. Pekan lalu, Brent turun sekitar 4 persen, sedangkan WTI turun sekitar 3 persen.

    Pada Minggu, 3 November 2024, OPEC+ mengatakan akan memperpanjang pemangkasan produksinya sebesar 2,2 juta barel per hari (bpd) selama satu bulan lagi di bulan Desember, dengan peningkatan produksi yang sebelumnya tertunda sejak Oktober karena harga yang jatuh dan permintaan yang lemah.

    OPEC+ sendiri adalah sebuah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak ditambah Rusia dan sekutunya, seharusnya meningkatkan produksi bulanan sebesar 180.000 bpd mulai Desember.

    “Perpanjangan ini hingga seluruh kuartal keempat tahun 2024 menimbulkan keraguan atas komitmen kelompok ini (atau kemampuannya) untuk mengembalikan pasokan sama sekali pada 2025,” kata Walt Chancellor, seorang ahli strategi energi di Macquarie.

    Ia menambahkan bahwa pengumuman ini mungkin meredakan beberapa ketakutan akan “perang harga” OPEC+ yang diperbarui.

    "OPEC sendiri tetap optimis terhadap permintaan minyak dalam jangka pendek maupun jangka panjang," ujar Sekretaris Jenderal Haitham Al Ghais pada Senin, 4 November 2024, seperti dikutip Reuters.

    Perusahaan minyak besar Prancis, TotalEnergies, memperkirakan permintaan global akan mencapai puncaknya setelah tahun 2030 dalam dua skenario transisi energi yang paling mungkin dalam laporan prospek energi tahunannya.

    Sementara itu, CEO perusahaan energi Italia Eni mengatakan bahwa pemotongan pasokan minyak OPEC+ dan upaya baru-baru ini untuk menguranginya telah meningkatkan volatilitas di pasar energi dan menghambat investasi dalam produksi baru.

    Produksi minyak OPEC pulih pada bulan Oktober setelah Libya menyelesaikan krisis politik, menurut survei Reuters. Pada bulan sebelumnya, produksi berada di titik terendah tahun ini. Upaya lebih lanjut dari Irak untuk memenuhi pemotongan yang dijanjikan kepada aliansi OPEC+ secara keseluruhan membatasi kenaikan produksi.

    Iran telah menyetujui rencana untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 250.000 barel per hari, menurut situs berita kementerian minyak, Shana, pada Senin, 4 November 2024. Produksi minyak Libya mendekati 1,5 juta bpd, kata Perusahaan Minyak Nasional (NOC) negara tersebut.

    Pada Kamis, situs berita AS Axios melaporkan bahwa intelijen Israel mengindikasikan bahwa Iran sedang bersiap untuk menyerang Israel dari Irak dalam beberapa hari mendatang, mengutip dua sumber Israel yang tidak disebutkan namanya.

    “Ketegangan di Timur Tengah kembali menjadi sorotan saat para pedagang menunggu respons serangan dari Iran,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

    Analis memperkirakan penurunan dalam persediaan bensin dan distilat minggu ini, sementara stok minyak mentah diperkirakan meningkat. Stok bensin AS turun ke level terendah dalam dua tahun pada minggu yang berakhir 25 Oktober.

    Pasar juga mengawasi badai tropis baru yang diperkirakan terbentuk pada Senin di Karibia dan mengancam produksi minyak lepas pantai di sepanjang Teluk Meksiko.

    Shell mengatakan telah memindahkan personel non-esensial dari enam platform, seraya menambahkan bahwa saat ini tidak mengharapkan dampak lain pada produksinya di seluruh Teluk Meksiko.

    Fokus investor minggu ini akan tertuju pada Federal Reserve AS karena para ekonom memperkirakan suku bunga akan dipotong sebesar 25 basis poin pada hari Kamis, dan pada China, di mana Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional bertemu dan diperkirakan akan menyetujui stimulus tambahan untuk mendongkrak ekonomi yang melambat.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.