KABARBURSA.COM - PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) berencana memperluas kegiatan usahanya setelah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dalam keterangan tertulis yang dirilis Selasa (21/5), manajemen SMBR menyatakan bahwa kegiatan usaha Perseroan saat ini mencakup produksi semen Portland dan produk turunannya seperti mortar dan white clay, serta industri kimia dasar lainnya. Perseroan juga berfokus pada optimalisasi sumber daya yang dimilikinya.
Tujuan utama dari kegiatan usaha ini adalah menghasilkan barang dan/atau jasa berkualitas tinggi dan berdaya saing kuat untuk mencapai keuntungan yang meningkatkan nilai Perseroan dengan prinsip-prinsip perseroan terbatas. SMBR berencana menambah bidang usaha baru, yakni Sewa Guna Usaha Tanpa Intelektual Properti, Bukan Karya Cipta (KBLI 77400).
Manajemen SMBR menjelaskan, penambahan kegiatan usaha ini merupakan penyederhanaan dari skema transaksi Inter Company Sales (ICS) yang kompleks antara PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dan anak perusahaannya.
SMBR menilai bahwa penambahan bidang usaha ini akan memberikan manfaat signifikan bagi Perseroan, khususnya dalam meningkatkan kinerja dan profitabilitas jangka panjang bagi SMBR dan para pemegang sahamnya.
Rencana ini berpotensi menghasilkan Net Present Value (NPV) sebesar Rp15,5 miliar, Modified Internal Rate of Return (MIRR) sebesar 11,79 persen, Profitability Index (PI) sebesar 1,01x, dan Overall Return on Investment sebesar 15,83 persen. Semua parameter tersebut menunjukkan kelayakan finansial dari rencana penambahan bidang usaha ini.
Dari sisi kondisi keuangan, penambahan bidang usaha ini hanya mempengaruhi proyeksi pendapatan dan biaya Stream 2 dan 3 (Perseroan memiliki empat stream pendapatan). Stream 2 dan 3 sudah dijalankan oleh Perseroan, di mana dengan adanya Rencana Proyek, terdapat perubahan dalam skema penjualan Stream 2 dan 3. Oleh karena itu, asumsi proyeksi keuangan pada dasarnya sama antara tanpa Rencana Proyek dan dengan Rencana Proyek, kecuali pada Stream 2 dan 3.
Saat ini Stream 2 dijalankan melalui pola maklon (manufacturing on contract) dengan pihak terafiliasi. Dengan Rencana Proyek, pendapatan Stream 2 akan berasal dari royalti penjualan yang dilakukan oleh pihak terafiliasi. Tidak ada perubahan proyeksi volume penjualan Stream 2 antara tanpa Rencana Proyek dan dengan Rencana Proyek. Proyeksi volume penjualan didasarkan pada volume penjualan aktual 2023 dengan tingkat pertumbuhan yang mencerminkan potensi pasar dan sasaran Perseroan.
Manajemen SMBR menambahkan bahwa perseroan akan meminta persetujuan penambahan kegiatan usaha ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan digelar pada tanggal 29 Mei 2024.
Raih Pendapatan Bersih
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), berhasil meraih pendapatan bersih sebesar Rp406,5 miliar pada kuartal I 2024 melalui sinergi dalam pengelolaan pasar dan harga.
Hari Liandu, Wakil Presiden Sekretaris Perusahaan SMBR, menyampaikan bahwa pendapatan bersih tersebut mengalami peningkatan enam persen dibandingkan dengan kuartal I 2023 yang sebesar Rp383,2 miliar. Seperti dikutip di Jakarta, Sabtu 4 Mei 2024.
Peningkatan pendapatan bersih ini didorong oleh kenaikan volume penjualan semen sebesar tujuh persen, atau setara dengan 486.643 ton, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini dapat tercapai berkat sinergi dalam pengelolaan pasar dan harga yang dilakukan bersama SIG, induk usaha kami, yang membantu SMBR dalam mempertahankan profitabilitas. Selain itu, pendapatan dari bisnis produk derivatif, seperti white clay, juga mencatat hasil penjualan sebesar Rp3 miliar,” ujarnya.
Liandu menegaskan bahwa SMBR tetap optimis untuk mencapai pertumbuhan kinerja yang kuat. Sinergi dengan SIG sebagai perusahaan induk memberikan dorongan bagi SMBR dalam mengelola pasar dan harga, yang berkontribusi langsung pada peningkatan kinerja perusahaan.
Melalui sinergi ini, SMBR juga berkontribusi pada proyek strategis nasional dengan memasok semen untuk pembangunan Tol Betung-Jambi, bagian dari ruas Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi.
“Pembangunan tol ini tidak hanya meningkatkan sektor perekonomian, tetapi juga mempermudah akses dan konektivitas antar kedua provinsi, serta mempertahankan peran strategis SMBR dalam pembangunan infrastruktur nasional,” tambahnya.
Dia optimis untuk mencapai target kinerja seiring dengan perkembangan pasar, memperkuat sinergi dengan SIG, dan menjalin kemitraan strategis lainnya yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan, memastikan operasional yang efisien, memberikan nilai tambah, dan meningkatkan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.