KABARBURSA.COM - Harga batu bara mengalami penurunan pada Selasa, 23 Juli 2024, dipengaruhi oleh sentimen negatif dari India dan Indonesia. Sentimen ini telah memberikan tekanan pada harga komoditas ini di pasar internasional, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam beberapa kontrak bulan depan.
Harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Juli 2024 tercatat turun sebesar 0,3 persen, menjadi USD134,7 per ton. Untuk kontrak pengiriman Agustus 2024, harga jatuh sebesar USD1,2, mengakibatkan harga berada pada USD138,2 per ton. Sementara itu, kontrak pengiriman September 2024 mengalami pelemahan sebesar USD1,25, sehingga harga menjadi USD138,4 per ton.
Berbeda dengan Newcastle, harga batu bara Rotterdam menunjukkan tren kenaikan. Untuk kontrak pengiriman Juli 2024, harga naik sebesar 0,25 persen menjadi USD105,25 per ton. Kontrak pengiriman Agustus 2024 mengalami penguatan sebesar USD1,65, sehingga harga menjadi USD107,9 per ton. Sementara itu, kontrak pengiriman September 2024 naik sebesar USD1,55, menjadikan harga sebesar USD109,95 per ton.
Di sisi lain, peningkatan produksi batu bara dari India juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika harga batu bara global. Perusahaan batu bara terbesar di India, Coal India Limited (CIL), melaporkan peningkatan produksi sebesar 8 persen pada kuartal pertama tahun fiskal 2025.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa produksi batu bara selama periode tersebut mencapai 189,3 juta ton, naik dari 175,5 juta ton yang dicatat pada tahun sebelumnya. Pencapaian ini juga sedikit lebih tinggi dibandingkan target produksi sebesar 189,2 juta ton untuk kuartal pertama. Pada bulan Juni saja, produksi CIL meningkat sebesar 9 persen, mencapai 63 juta ton.
Perusahaan mengatakan bahwa tujuh anak usahanya yang memproduksi batu bara mencapai pertumbuhan positif, dengan lima di antaranya melampaui target masing-masing.
Sementara itu, CIL menyatakan bahwa total pasokannya meningkat 6 persen menjadi 198,4 juta ton pada kuartal pertama. Pasokan ke pembangkit listrik tenaga batu bara naik sebesar 4 persen menjadi 160 juta ton, sementara pengiriman ke pembangkit listrik termal mencapai 154 juta ton pada periode yang sama.
Pasokan ke sektor non-listrik mencapai rekor tertinggi sepanjang masa yaitu 38,4 juta ton, yang naik sebesar 16 persen pada periode tersebut.
Pengangkutan batu bara CIL meningkat sebesar 10,3 persen menjadi 367,2 gerbong per hari, sementara inventaris batu bara di lokasi penambangannya mencapai 81,5 juta ton pada akhir kuartal pertama, menyediakan cadangan yang cukup jika terjadi peningkatan permintaan secara tiba-tiba.
Selain itu, Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di dunia, juga memainkan peran penting dalam menentukan harga batu bara. Kebijakan ekspor dan produksi dari Indonesia sering kali menjadi perhatian utama para pelaku pasar.
Berita terbaru menunjukkan bahwa beberapa tambang batu bara di Indonesia sedang menghadapi kendala operasional yang dapat mempengaruhi volume produksi dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini tentunya akan menjadi faktor tambahan yang perlu diperhatikan dalam memprediksi pergerakan harga batu bara di pasar global.
Harga Batu Bara Acuan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada periode Juli 2024. Terpantau, HBA kompak mengalami kenaikan.
Hal itu seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 166.K/MB.03/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan Juli 2024. Aturan itu juga ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Jumat (19/7/2024).
Di dalam aturan tersebut, pemerintah setidaknya memisahkan HBA berdasarkan 4 kategori. Adapun, setiap kategori HBA di bulan Juli 2024 kompak mengalami kenaikan dibandingkan Juni 2024 lalu. Berikut daftar HBA periode Juli 2024, dikutip Selasa (23/7/2024).
Pertama, untuk HBA dengan kesetaraan kalori 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,26 persen, sulphur 0,66 persen, dan ash 7,94 persen pada Juli 2024 yakni USD130,44 per ton. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan HBA pada Juni 2024 yang ditetapkan sebesar USD123 per ton.
Kedua, untuk HBA I dengan kesetaraan nilai kalori 5.300 kcal/kg GAR, total moisture 21,32 persen, sulphur 0,75 persen, dan ash 6,04 persen periode Juli 2024 ditetapkan sebesar USD91,85 per ton. Angka ini mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan harga bulan Juni 2024 sebesar USD88,65 per ton.
Ketiga, untuk HBA II dengan kesetaraan nilai kalori 4.100 kcal/kg GAR, total moisture 35,73 persen, sulphur 0,23 persen, dan ash 3,9 persen periode Juli 2024 yakni USD56,09 per ton. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan HBA bulan Juni 2024 yang berada di level USD54,79 per ton.
Keempat, untuk HBA III dengan kesetaraan nilai kalori 3.400 kcal/kg GAR, total moisture 44,30 persen, sulphur 0,24 persen, dan ash 3,88 persen periode Juli 2024 ditetapkan sebesar USD36,22 per ton. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan bulan Juni 2024 yang berada di level USD35,82 per ton.
Kondisi ekonomi global, termasuk permintaan energi dari negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat, juga memiliki dampak yang signifikan terhadap harga batu bara. Misalnya, perlambatan ekonomi di China dapat mengurangi permintaan batu bara, yang pada gilirannya dapat menekan harga. Sebaliknya, jika ekonomi China menunjukkan tanda-tanda pemulihan, permintaan batu bara kemungkinan akan meningkat, yang dapat mendukung harga.
Secara keseluruhan, dinamika harga batu bara saat ini mencerminkan kombinasi dari berbagai faktor, termasuk produksi, permintaan, dan kebijakan dari produsen utama seperti India dan Indonesia. Para pelaku pasar perlu terus memantau perkembangan ini untuk dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. (*)