Logo
>

Sentimen Negatif dari China Tekan Harga Batu Bara

Ditulis oleh KabarBursa.com
Sentimen Negatif dari China Tekan Harga Batu Bara

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga batu bara terus melemah pada Senin, 11 Maret 2024, turun empat hari beruntun sejak pekan sebelumnya, dipicu oleh sentimen negatif dari China.

    Harga batu bara Newcastle untuk kontrak berjangka Maret 2024 turun US$1,4 menjadi US$133 per ton. Sedangkan kontrak berjangka April 2024 jatuh US$3,15 menjadi US$133,35 per ton. Kontrak berjangka Mei 2024 juga terkoreksi, turun US$2,7 menjadi US$134,35 per ton.

    Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak berjangka Maret 2024 terpangkas US$2,35 menjadi US$108,65. Kontrak berjangka April 2024 berkurang US$3,7 menjadi US$105,45, sementara kontrak berjangka Mei 2024 jatuh US$2,65 menjadi US$104,75.

    Dikutip dari Reuters, impor batu bara China diprediksi akan stagnan atau menurun pada tahun 2024, meskipun ada peningkatan permintaan bahan bakar yang memunculkan polusi secara keseluruhan. Hal ini diungkapkan oleh pejabat dari industri, utilitas milik negara, dan pedagang China, Jumat, 8 Maret pekan kemarin.

    Pertumbuhan pengiriman yang lemah dari negara pengimpor bahan bakar utama dunia ini dapat menekan harga global dan memperburuk kekhawatiran akan kelebihan pasokan. Indonesia, sebagai eksportir batu bara terbesar dunia, diperkirakan akan meningkatkan ekspor hingga mencapai rekor tertinggi.

    Wu Wenbin, kepala manajemen batu bara di perusahaan utilitas Guangdong Energy Group, memperkirakan impor batu bara China akan berkisar antara 450 hingga 500 juta metrik ton tahun ini. Pada 2023, China mencatatkan rekor impor sebesar 474,42 juta ton.

    Wu juga memperkirakan pengiriman dari Indonesia ke China akan turun menjadi 200 juta metrik ton tahun ini, sementara impor batu bara Australia akan kembali ke tingkat normal sebesar 80 juta ton.

    China, sebagai negara pengguna batu bara terbesar di dunia, mengimpor 222 juta ton batu bara dari Indonesia pada 2023, dan 62 juta ton dari Australia, menurut data dari perusahaan analisis Kpler.

    Para analis memperkirakan impor antara 460 juta dan 470 juta ton. Dari enam pejabat industri lainnya yang diwawancarai oleh Reuters pada konferensi tersebut, empat di antaranya memperkirakan impor akan tetap datar atau menurun pada 2024, terutama karena pertumbuhan aktivitas ekonomi yang mengecewakan.

    Di sisi lain, tujuh orang tewas dan dua hilang setelah ledakan gas di tambang batu bara Huaihe Energy di provinsi Anhui timur China pada hari Senin, demikian laporan stasiun televisi pemerintah CCTV.

    Kecelakaan tambang batu bara tidak jarang terjadi di China. Pada Januari lalu, 16 orang tewas dalam kecelakaan di Pingdingshan di China tengah, memicu pemeriksaan keamanan oleh pihak berwenang setempat. (*/adi)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi