KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa diperkirakan akan dibuka dengan tren melemah pada hari Rabu ini, menyusul perubahan sentimen pasar global yang menjadi lebih negatif. Menurut data IG, indeks FTSE 100 di Inggris diperkirakan akan turun 6 poin menjadi 8.249, sementara DAX Jerman diprediksi turun 35 poin menjadi 19.482. Indeks CAC Prancis diperkirakan merosot 59 poin menjadi 7.469, dan FTSE MIB Italia turun 137 poin menjadi 34.246.
Pergerakan negatif ini mengikuti penurunan yang terjadi di Wall Street pada hari Selasa, di mana sebagian besar pasar Asia-Pasifik juga diperdagangkan lebih rendah semalam, dengan Nikkei Jepang mencatat kerugian terbesar. Seperti dikutip di Jakarta, Rabu 16 Oktober 2024.
Pada Selasa malam, saham berjangka AS menunjukkan pergerakan yang tenang, dengan pasar Wall Street mengamati apakah indeks ekuitas dapat kembali ke rekor tertinggi dalam minggu ini. S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada hari Senin lalu. Musim pelaporan pendapatan terus berlanjut, dengan Morgan Stanley dijadwalkan untuk mengumumkan laporan keuangannya hari ini.
Di Eropa, laporan pendapatan yang dinanti datang dari perusahaan chip terkemuka, ASML.
Citi juga telah menyoroti sebuah perusahaan kurang dikenal sebagai salah satu dari "Pilihan Teratas" mereka, dengan alasan bahwa perusahaan tersebut memiliki potensi dalam kisah kecerdasan buatan yang "kurang dihargai" serta penilaian yang menarik. Saham perusahaan teknologi tersebut telah melonjak lebih dari 50 persen sejak awal tahun, jauh mengungguli iShares Expanded Tech-Software Sector ETF yang hanya naik hampir 14 persen selama periode yang sama.
Bank-bank Wall Street juga mencatat bahwa perusahaan tersebut berhasil melaporkan hasil keuangan yang kuat untuk kuartal kedua.
Lebih Tinggi Dari Ekspetasi
Pasar saham Eropa melemah pada perdagangan hari Kamis, 10 Oktober 2024, ketika investor mencerna data inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS), yang ternyata lebih tinggi dari ekspektasi.
Dikutip dari CNBC International, indeks Stoxx 600 pan-Eropa ditutup turun 0,18 persen, dengan sebagian besar sektor dan bursa utama berada di zona merah sehingga melanjutkan perdagangan yang tidak stabil sepanjang minggu.
Indeks CAC 40 Prancis dan DAX Jerman masing-masing turun sekitar 0,23 persen. Sementara indeks FTSE 100 yang merupakan indeks saham blue-chip turun 0,1 persen, sedangkan FTSE 250 yang merupakan indeks saham mid-cap turun 0,6 persen.
Saham-saham Tesco, WPP, Taylor Wimpey, dan Kingfisher mendorong indeks acuan lebih rendah, dengan penurunan antara 1,4 persen hingga 5 persen karena mereka diperdagangkan tanpa hak untuk membayar dividen terbaru.
Secara umum, sektor barang rumah tangga dan konstruksi rumah melanjutkan pelemahan selama empat sesi berturut-turut, turun 2,5 persen, dan memimpin penurunan.
Di Inggris, pasar perumahan mengalami pemulihan lebih lanjut bulan lalu, dengan harga rumah, penjualan, dan permintaan meningkat, tetapi tekanan pada sektor sewa semakin meningkat karena permintaan penyewa terus melebihi jumlah rumah yang tersedia untuk disewa.
Di antara pergerakan lainnya, Liontrust Asset Management turun 6,3 persen setelah manajer aset melaporkan penurunan aset yang dikelola dan dinas (AuMA) pada kuartal ketiga, tertekan oleh sentimen investor yang lemah menjelang anggaran perdana pemerintah baru.
Lebih lanjut, saham-saham asuransi meningkat 1,06 persen, seiring dengan dampak dahsyat Badai Milton di Florida yang menunjukkan prospek yang lebih kuat untuk sektor tersebut. Sementara itu, saham-saham teknologi turun 1 persen, membalikkan momentum positif dari awal pekan.
Saham produsen obat Inggris, GSK, naik 3,2 persen setelah perusahaan tersebut mencapai kesepakatan untuk membayar hingga USD2,2 miliar untuk menyelesaikan gugatan di AS terkait obat antasida Zantac. Kenaikan saham produsen obat tersebut mendorong indeks farmasi dan bioteknologi lebih tinggi sebesar 0,8 persen.
Penambang logam mulia muncul sebagai peraih keuntungan terbesar pada sesi ini, naik 2,7 persen, setelah harga emas meningkat karena trader menambah taruhan bahwa Federal Reserve akan melakukan pemotongan suku bunga lagi bulan depan setelah data terbaru dari AS.
Dalam data Eropa, pemerintah Jerman memperkirakan resesi dua tahun pertama negara itu dalam hampir dua dekade.
Data Inflasi AS
Di sisi lain, indeks utama Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024. Penurunan ini disebabkan oleh investor yang memerhatikan data inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat (AS).
Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 57,88 poin atau 0,14 persen menjadi 42.454,12, S&P 500 kehilangan 11,99 poin atau 0,21 persen menjadi 5.780,05, dan Nasdaq Composite turun 9,57 poin atau 0,05 persen menjadi 18.282,05.
Baik S&P 500 dan Dow Jones, mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa pada sesi sebelumnya. Hanya tiga dari 11 sektor utama S&P 500 yang menguat perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024, dengan sektor energi naik 0,8 persen dan mengungguli yang lainnya karena harga minyak meningkat.
Adapun data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tampak dari Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang naik 0,2 persen secara bulanan (month on month/mom) pada September 2024 dan 2,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kedua angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Angka inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 3,3 persen secara tahunan, dibandingkan dengan perkiraan 3,2 persen.(*)