KABARBURSA.COM - Harga emas menguat pada Senin, tetap berada di bawah level USD3.000 setelah sempat menembusnya pekan lalu. Perhatian pasar saat ini tertuju pada kebijakan tarif perdagangan dan pertemuan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir dari Reuters di Jakarta, harga emas spot naik 0,5 persen menjadi USD2.998,14 per ons, setelah mencetak rekor tertinggi USD3.004,86 pada Jumat. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,2 persen di USD3.006,10.
The Fed akan merilis proyeksi ekonomi terbarunya minggu ini, yang akan memberikan gambaran paling jelas sejauh ini tentang bagaimana para pembuat kebijakan AS melihat dampak kebijakan Presiden Donald Trump yang telah mengaburkan prospek ekonomi yang sebelumnya solid.
"Tidak ada jaminan bahwa AS akan terhindar dari resesi, meskipun kemungkinan hanya akan ada penyesuaian ekonomi," kata Menteri Keuangan Scott Bessent pada Minggu, 16 Maret 2025.
"Saya memperkirakan harga emas akan mengalami konsolidasi. Saat ini, pasar berada dalam mode 'menunggu dan melihat' menjelang keputusan The Fed," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Pasar memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga pada Rabu, 19 Maret 2025, dengan pemotongan berikutnya diproyeksikan terjadi pada Juni.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.
Data menunjukkan penjualan ritel AS naik lebih rendah dari perkiraan pada Februari, mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang moderat meskipun tarif impor dan pemutusan hubungan kerja pegawai federal menekan sentimen.
"Jika data ekonomi terus melemah dan perang tarif global meningkat, emas akan terus diuntungkan," kata analis di Heraeus Metals dalam sebuah catatan.
Sementara itu, Trump mengatakan ia berencana berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa untuk membahas kemungkinan mengakhiri perang di Ukraina.
Harga perak spot tidak berubah di USD33,78 per ons, palladium naik 0,2 persen menjadi USD967,01, sementara platinum bertambah 0,9 persen menjadi USD1.002.
Wall Street Menghijau
Seluruh indeks Wall Street menghijau pada perdagangan Senin, 17 Maret 2025 setelah Nasdaq Composite dan S&P 500 mengalami penurunan selama empat minggu berturut-turut.
Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 353,44 poin atau 0,85 persen menjadi 41.841,63, S&P 500 bertambah 36,18 poin atau 0,64 persen menjadi 5.675,12, dan Nasdaq Composite menguat 54,58 poin atau 0,31 persen menjadi 17.808,66.
Jumlah saham yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 4,44 banding 1 di NYSE dan 2,47 banding 1 di Nasdaq.
Volume perdagangan di bursa Amerika Serikat (AS) mencapai 13,86 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 16,53 miliar saham dalam 20 sesi perdagangan terakhir.
Adapun ini karena penjualan ritel mengalami rebound tipis pada Februari, tetapi masih di bawah ekspektasi, mencerminkan meningkatnya ketidakpastian terkait tarif dan pemecatan besar-besaran pegawai pemerintah federal.
"Satu-satunya tanda pemulihan belanja dari penurunan akibat cuaca pada Januari dan aksi pembelian menjelang tarif baru terlihat dalam belanja online," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management, Menomonee Falls, Wisconsin.
"Sentimen sering kali menjadi prediktor buruk dalam belanja, tetapi optimisme yang selama ini mendorong pengeluaran kini hanya tinggal kenangan," tambah Jacobsen.
Pasar saham telah merosot dalam beberapa pekan terakhir, dengan S&P 500 turun lebih dari 10 persen dari rekor tertingginya pada Februari, penurunan yang masuk dalam kategori koreksi. Pasar mengalami rebound pada hari Jumat karena investor mulai memburu saham-saham yang diperkirakan lebih tahan terhadap kebijakan Trump.
Indeks Dow, yang berisi saham-saham unggulan, kini hanya sekitar 3 persen dari zona koreksi setelah kenaikan dalam dua sesi terakhir, sementara Nasdaq sudah memasuki wilayah koreksi sejak 6 Maret.
S&P 500 mencatat sembilan level tertinggi baru dalam 52 minggu dan satu level terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 45 level tertinggi baru dan 111 level terendah baru.
Dari 11 sektor utama S&P 500, sektor real estat dan energi memimpin kenaikan, sedangkan sektor barang konsumsi diskresioner menjadi satu-satunya yang mengalami penurunan.
Saham Tesla anjlok 4,79 persen setelah perusahaan pialang Mizuho memangkas target harga saham produsen kendaraan listrik tersebut dari USD515 menjadi USD430. Sepanjang tahun ini, saham Tesla telah turun 41 persen.
Saham perusahaan komputasi kuantum seperti D-Wave Quantum dan Quantum Corp masing-masing melonjak 10,15 persen dan 40,09 persen setelah produsen chip kecerdasan buatan Nvidia membuka konferensi tahunan mereka.
Saham Intel melesat 6,82 persen setelah laporan Reuters menyebutkan bahwa CEO baru Lip-Bu Tan mempertimbangkan perubahan besar dalam metode manufaktur chip dan strategi AI perusahaan. (*)