Logo
>

Sentul City Berpeluang Rebound Jika BI Pangkas Suku Bunga

Saham PT Sentul City Tbk. (BKSL) tengah mencuri perhatian pelaku pasar dengan lonjakan harga yang luar biasa sepanjang 2024 hingga awal Mei 2025.

Ditulis oleh Yunila Wati
Sentul City Berpeluang Rebound Jika BI Pangkas Suku Bunga
Ilustrasi Sentul City Tbk atau BKSL. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

KABARBURSA.COM - PT Sentul City Tbk. (BKSL) berpotensi mendapat angin segar dalam waktu dekat seiring meningkatnya peluang Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) pada Rapat Dewan Gubernur yang akan digelar pada 20–21 Mei 2025. 

Di tengah tekanan inflasi tahunan yang naik menjadi 1,95 persen pada April—tertinggi sejak Agustus 2024—berbagai indikator makroekonomi justru menunjukkan melemahnya aktivitas ekonomi domestik. Hal ini memberikan ruang bagi bank sentral untuk melakukan pelonggaran moneter guna menjaga momentum pemulihan pertumbuhan nasional.

Sektor properti, khususnya emiten seperti BKSL, sangat sensitif terhadap arah kebijakan suku bunga. Penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin dapat menjadi katalis penting yang mendorong penurunan bunga kredit pemilikan rumah (KPR), peningkatan minat beli konsumen, serta meringankan beban pembiayaan proyek-proyek properti. 

Dengan proyek-proyek pengembangan di kawasan Sentul yang menyasar segmen menengah, BKSL berpeluang mendapatkan dorongan permintaan baru dari konsumen yang sebelumnya masih menunda pembelian akibat tingginya bunga pinjaman.

Tekanan pada sektor riil terlihat jelas dari penurunan tajam indeks PMI manufaktur Indonesia yang jatuh ke angka 46,7 pada April, dari 52,4 di bulan sebelumnya. Ini menandai kontraksi pertama dalam lima bulan terakhir dan menjadi alarm bagi penurunan permintaan domestik secara luas. 

Selain itu, Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia menunjukkan bahwa Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hanya berada di angka 7,63 persen pada kuartal I-2025, terendah sejak awal 2021. 

Dalam konteks ini, sektor properti menjadi salah satu instrumen yang paling efektif dalam menggerakkan sektor riil karena keterkaitannya dengan industri turunan seperti konstruksi, bahan bangunan, serta tenaga kerja.

Bagi BKSL, peluang pemangkasan suku bunga juga dapat berdampak positif pada sisi pembiayaan internal. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, perusahaan bisa mengoptimalkan ekspansi proyek dan menjaga margin keuntungan lebih stabil, terutama di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi. 

Stabilitas inflasi inti yang tetap rendah menjadi sinyal bahwa tekanan harga jangka panjang masih terkendali, memberi ruang aman bagi BI untuk mendukung pertumbuhan tanpa menimbulkan risiko berlebih terhadap stabilitas makroekonomi.

Dari perspektif pasar modal, ekspektasi penurunan suku bunga bisa menjadi pemicu bagi investor untuk kembali melirik saham properti, termasuk BKSL. Valuasi saham properti yang masih terdiskon, dikombinasikan dengan peluang stimulus moneter, membuka peluang revaluasi harga saham jika sentimen pasar kembali membaik. 

Namun demikian, sentimen positif ini tetap bergantung pada eksekusi strategis perusahaan. BKSL perlu memanfaatkan momentum ini dengan mempercepat penyelesaian proyek, meningkatkan strategi pemasaran, dan menjaga kesehatan arus kas agar mampu menangkap potensi pertumbuhan yang tersedia.

Secara keseluruhan, sinyal dari BI untuk memotong suku bunga menjadi titik terang baru bagi sektor properti. Untuk BKSL, kebijakan ini bukan hanya peluang untuk mempercepat pemulihan, tapi juga momen penting untuk membangun kembali kepercayaan pasar dan mengukuhkan posisi di tengah pasar properti yang semakin kompetitif. 

Jika dikelola dengan strategi yang adaptif dan fokus pada efisiensi, Sentul City berpotensi menjadi salah satu pemain utama yang akan memimpin pemulihan sektor properti nasional di sisa tahun 2025.

Melejit 215 Persen dalam Setahun, Momentum Kuat Dorong Aksi Akumulasi?

Saham PT Sentul City Tbk. (BKSL) tengah mencuri perhatian pelaku pasar dengan lonjakan harga yang luar biasa sepanjang 2024 hingga awal Mei 2025. 

Pada penutupan terakhir, saham BKSL diperdagangkan di harga Rp104, mencatatkan kenaikan sebesar 15,56 persen hanya dalam satu hari, dengan nilai transaksi mencapai Rp87 miliar dan volume sebesar 8,62 juta lot.

Pergerakan saham Sentul City Tbl (BKSL).
Lonjakan ini bukan hanya mencerminkan sentimen positif sesaat, tetapi menjadi bagian dari tren bullish yang telah berlangsung kuat dan konsisten dalam beberapa bulan terakhir.

Dari sisi teknikal, harga saham BKSL telah mencapai level tertinggi dalam 52 minggu di angka Rp106, jauh meninggalkan posisi terendah tahunannya di Rp29. Artinya, secara year-on-year, saham ini telah melonjak sebesar 215,15 persen, mengukuhkan BKSL sebagai salah satu saham properti dengan performa terbaik di Bursa Efek Indonesia. 

Kenaikan tajam ini juga tercermin dari rentang waktu yang lebih pendek. Dalam satu minggu, saham ini naik 25,30 persen, sementara dalam satu bulan, kenaikannya mencapai 44,44 persen. 

Dalam jangka waktu tiga bulan, saham ini melesat 89,09 persen, dan dalam enam bulan terakhir mencatatkan reli 141,86 persen. Bahkan secara year to date (YtD), saham BKSL telah terapresiasi sebesar 46,48 persen.

Dibalik lonjakan harga tersebut, terdapat pola akumulasi asing yang sangat kuat. Tercatat pembelian bersih oleh investor asing mencapai Rp15,9 miliar, berbanding jauh dengan penjualan asing yang hanya sebesar Rp3,2 miliar. 

Ini menandakan kepercayaan investor institusional terhadap prospek jangka menengah dan panjang BKSL. Frekuensi transaksi juga terbilang tinggi, dengan 8.417 kali perdagangan dalam satu hari, mencerminkan antusiasme dan likuiditas yang solid di saham ini.

Kinerja impresif BKSL juga didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia, yang berpotensi menjadi katalis tambahan bagi sektor properti. 

Dengan latar belakang makroekonomi yang mulai memberi ruang pelonggaran moneter, saham properti seperti BKSL yang sensitif terhadap suku bunga diperkirakan akan terus menjadi incaran investor. 

Selain itu, rumor positif terkait potensi ekspansi proyek di kawasan Sentul serta pemanfaatan landbank strategis di tengah tekanan biaya pembiayaan yang melonggar menjadi sentimen penggerak harga yang rasional.

Dari sudut pandang valuasi, meskipun saham telah naik tajam, harga rata-rata per transaksi di hari terakhir berada di kisaran Rp101—masih di bawah level penutupan tertinggi hari itu di Rp106. 

Ini membuka ruang bagi potensi teknikal breakout jika harga mampu menembus dan bertahan di atas level psikologis Rp106. Dengan batas atas ARA (Auto Rejection Atas) di Rp140, ruang kenaikan dalam jangka pendek masih terbuka, apalagi jika volume tetap tinggi dan sentimen pasar mendukung.

Secara keseluruhan, saham BKSL kini berada dalam jalur bullish yang sangat kuat, dengan performa historis yang solid dan dukungan teknikal serta fundamental yang selaras. Momentum yang terus menguat ini menunjukkan bahwa saham BKSL layak untuk diperhatikan sebagai salah satu saham sektor properti dengan potensi kenaikan berkelanjutan. 

Namun, dengan kenaikan tajam yang telah terjadi, investor tetap perlu waspada terhadap potensi koreksi teknikal dalam jangka pendek dan menjaga strategi manajemen risiko dengan ketat. Bagi investor jangka menengah hingga panjang, koreksi wajar justru bisa menjadi peluang akumulasi untuk menangkap potensi pertumbuhan lanjutan dari saham Sentul City ini.

Peluang Rebound Terbuka Lebar?

Peluang rebound PT Sentul City Tbk. (BKSL) ke depannya sangat terbuka lebar, terutama jika dilihat dari kombinasi teknikal, fundamental sektor properti, serta sentimen makroekonomi yang sedang berkembang.

1. Kondisi Harga Saham dan Momentum Kuat

Saham BKSL telah mengalami kenaikan lebih dari 215 persen dalam satu tahun terakhir, dan masih mencatat kinerja positif 46,48 persen secara year to date. Meskipun banyak saham yang telah naik tajam cenderung mengalami profit-taking, dalam kasus BKSL justru masih terlihat ada dorongan beli yang kuat. Ini tercermin dari:

  • Harga penutupan mendekati 52-week high di Rp106.
  • Volume transaksi yang besar (8,62 juta lot) dengan nilai perdagangan mencapai Rp87 miliar.
  • Akumulasi asing signifikan (net buy Rp15,9 miliar vs net sell Rp3,2 miliar).

Selama saham mampu bertahan di atas support psikologis Rp100, dan tidak mengalami tekanan distribusi besar, rebound lanjutan sangat mungkin terjadi.

2. Sentimen Sektor Properti Mendukung

BKSL berada di sektor yang sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga, dan saat ini pasar mengantisipasi peluang pemangkasan BI Rate pada Mei 2025. Jika hal ini terwujud:

  • Biaya KPR akan lebih rendah, meningkatkan minat beli properti residensial.
  • Beban bunga proyek berkurang, mendorong margin yang lebih sehat bagi pengembang seperti BKSL.

Penurunan suku bunga akan menjadi katalis kuat bagi saham properti, dan BKSL dengan valuasi murah serta basis lahan strategis di kawasan Sentul bisa menjadi pemimpin pemulihan di sektor ini.

3. Dukungan Teknikal

Secara teknikal, BKSL menunjukkan tren naik yang sehat. Harga berada di atas harga rata-rata harian (average Rp101), dan berada dalam pola konsolidasi sempit antara Rp100–Rp106. Ini seringkali menjadi fase akumulasi sebelum terjadinya breakout ke level lebih tinggi. 

Jika volume tetap tinggi dan mampu menembus Rp106, potensi menuju ARA (Auto Rejection Atas) di Rp140 menjadi realistis.

4. Valuasi dan Psikologi Pasar

Meskipun sudah naik signifikan, harga saham Rp104 masih relatif rendah dibanding potensi pengembangan aset BKSL yang luas. Sentimen investor terhadap saham-saham properti dengan harga di bawah Rp200 cenderung tinggi karena dianggap “murah secara nominal” dan punya peluang naik cepat saat sentimen positif muncul.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79