Logo
>

Setoran ke Negara Anjlok, ini Alasan Pertamina

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Setoran ke Negara Anjlok, ini Alasan Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pertamina (Persero) menunjukkan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara sepanjang 2023, mencapai angka fantastis Rp 304,7 triliun. Sumber penerimaan ini berasal dari pajak, dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan Signature Bonus.

    Namun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan kontribusi sebesar Rp 2,5 triliun dari Rp 307,2 triliun pada 2022. Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, mengungkapkan bahwa setoran pajak selalu menjadi penyumbang terbesar, sementara PNBP sangat dipengaruhi oleh harga minyak mentah Indonesia (ICP).

    "Setoran pajak memang selalu menjadi setoran terbesar. Setoran PNBP itu fluktuatif karena itu sangat terpengaruh oleh ICP, terlihat ICP membesar pasti setoran PNBP akan membesar juga," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu 12 Juni 2024.

    Emma juga menjelaskan bahwa setoran dividen bergantung pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada 2023, setoran dividen tidak sebesar tahun sebelumnya karena Pertamina mengalokasikan anggaran yang besar untuk belanja modal atau capital expenditure (capex).

    "Kenapa tidak terlalu besar karena capex Pertamina sangat besar. Jadi dipertahankan untuk cash kita di Pertamina, karena kemarin saja capex kita Rp 100 triliun. Jadi kebijakan dari pemegang saham untuk cash di-retain di Pertamina dengan working capital yang demikian besar kebutuhannya, jadi dividen diharapkan tidak terlalu besar tapi tetap harus ada dividen," paparnya.

    Adapun dari data yang dia tunjukan, setoran pajak Pertamina mencapai Rp 224 triliun, PNBP Rp 66 triliun, dan dividen Rp 9,4 triliun. Meskipun terjadi penurunan pada 2023, tren setoran Pertamina ke negara terus meningkat, dari Rp 126 triliun pada 2020 menjadi Rp 167,7 triliun pada 2021, dan melonjak drastis menjadi Rp 307,2 triliun pada 2022.

    "Setoran dividen sangat dipengaruhi ketetapan RUPS nah ini yang terlihat kita berkontribusi dalam 2 tahun terakhir di atas Rp 300 triliun," terang dia.

    Sementara itu, Pertamina mencatatkan total laba sebesar USD4,77 miliar atau sekitar Rp 72,77 triliun (realisasi kurs rata-rata sepanjang 2023 Rp 15.255 per USD) pada 2023.

    Capaian laba bersih setelah pajak pada 2023 ini mengalami kenaikan 17 persen dibandingkan capaian laba bersih pada 2022 yang tercatat sebesar USD3,81 miliar.

    "Kita tetap berhasil meningkatkan profitabilitas perusahaan sebesar 17 persen, di mana kita berhasil membukukan laba bersih meningkat dari USD3,81 miliar pada 2022 menjadi USD4,44 miliar atau ekuivalen sebesar Rp 62 triliun ini untuk laba entitas induk, kalau untuk laba total sebetulnya sekitar Rp 72 triliun," kata Emma.

    Kinerja Hulu Kuartal I 2024

    PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menorehkan prestasi positif pada kuartal pertama tahun 2024, melampaui proyeksi yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2024.

    Pendapatan PGEO pada Maret 2024 mencapai USD103,32 juta, melampaui target RKAP 2024 sebesar 4,1 persen.

    Keberhasilan meraih laba bersih sebesar USD47,49 juta pada kuartal pertama tahun 2024, melampaui target RKAP 2024 sebesar 67,6 persen.

    PGEO berhasil menjaga margin laba bersih pada level yang tinggi, mencapai 46 persen, yang menunjukkan keberlanjutan profitabilitasnya.

    Julfi Hadi, Direktur Utama PGEO, menyatakan bahwa pencapaian positif ini memperkuat komitmen perusahaan dalam mengembangkan energi panas bumi di Indonesia.

    Dengan 14 lapangan panas bumi yang dikelola di Indonesia, sebagian besar berlokasi di Jawa dan Sumatera, PGEO memiliki potensi sumber daya hingga 3 GW.

    Panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan yang krusial, menjadi motor penggerak transisi energi menuju keberlanjutan.

    PGEO telah mencapai 25 persen dari target belanja modal pada kuartal pertama tahun 2024, menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengembangan infrastruktur.

    Belanja modal untuk pengembangan dan pemeliharaan meningkat 136,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai USD18,08 juta.

    Prestasi kokoh PGEO bukan hanya mencerminkan keberhasilan finansial, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor energi terbarukan di Indonesia.

    Kinerja Hilir Kuartal I 2024

    Kinerja ESG (Environmental, Social, Governance) PT Pertamina (Persero) makin kinclong sejalan dengan inovasi dekarbonisasi yang dijalankan perusahaan sepanjang 2023 yang berhasil lampaui target. Realisasi reduksi emisi scope 1 & 2 Pertamina mencapai 124 persen dari target yang ditetapkan pada tahun 2023. Pada tahun 2023, Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e.

    Penurunan emisi tersebut dicapai sepanjang tahun 2023 yang berasal dari proses operasional di internal Pertamina Group

    Selain itu, penjualan produk biodiesel B35 telah berhasil menurunkan emisi sekitar 28 juta ton COE per tahunnya.

    Capaian ESG 2023 juga ditandai dengan kenaikan peringkat ESG Pertamina, mendudukan Pertamina pada posisi pertama pada subsektor Minyak dan Gas Terintegrasi dari 61 perusahaan dunia, berdasarkan peringkat dari lembaga ESG Rating Sustainalytics. ESG skor Pertamina pada akhir 2023 naik menjadi 20,7 (Medium Risk) dari sebelumnya 22,1. Skor Sustainalytics yang lebih rendah ini mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.