KABARBURSA.COM - PT Raharja Energi Cepu Tbk atau dalam kode saham RATU baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 Januari 2025 lalu. Selama menjajaki penjualan saham di pasar modal perusahaan holding itu menunjukkan kinerja terbaiknya karena mayoritas berada di peringkat lima besar saham top gainers.
Aktivitas utama perusahaan itu pengelolaan investasi di sektor minyak dan gas bumi. Lalu bagaimana profil perusahaan tersebut. Seperti ditulis Kabarbursa.com di Jakarta, Minggu 12 Januari 2025.
PT Raharja Energi Cepu Tbk, sebelumnya dikenal sebagai PT Syabas Usaha Migas dan PT DSME ENR Cepu, didirikan pada 16 Oktober 2006 lalu. Saat ini, perusahaan memiliki investasi di dua blok produksi minyak dan gas bumi strategis.
1. Blok Cepu
Perseroan, melalui perusahaan asosiasi PT Petrogas Jatim Utama Cendana atau PJUC memiliki participating interest sebesar 2,2423 persen. Blok ini dikelola oleh ExxonMobil sebagai operator, yang memberikan keunggulan signifikan dalam manajemen operasi dan pengembangan lapangan migas tersebut. Blok Cepu merupakan salah satu lapangan migas terbesar di Indonesia, dengan potensi cadangan migas yang signifikan dan kontribusi penting terhadap produksi nasional.
2. Blok Jabung
Perseroan juga memiliki participating interest sebesar 8 persen di Blok Jabung melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, yaitu PT Raharja Energi Tanjung Jabung atau RETJ.
Blok tersebut dikelola oleh PetroChina sebagai operator. Blok Jabung memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan, dengan performa produksi yang terus meningkat pada semester pertama tahun 2024.
Perusahaan tersebut berkantor pusat di Office Park Thamrin Residence A01-05 Jalan Thamrin Boulevard, Kebon Melati, Kec. Tanah Abang Jakarta Pusat, DKI Jakarta Indonesia kode pos 10230.
Visi dan misi perusahaan
Dilansir dari website rec.co.id, Raharja Energi Cepu Tbk mempunyai komitmen untuk mengembangkan portofolio migasnya dengan mendukung ketahanan energi nasional sekaligus menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham. Dengan kombinasi pengelolaan aset strategis dan strategi akuisisi yang agresif, PT Raharja Energi Cepu Tbk mengklaim siap menjadi salah satu pemain utama di industri migas Indonesia.
RATU juga memiliki rencana ke depan untuk mengakuisisi hak partisipasi di blok migas baru, yang diproyeksikan memiliki potensi lebih besar dibandingkan Blok Jabung. Dengan balance sheet yang solid dan net gearing rendah sebesar 0,15 kali pasca-IPO, perusahaan mengklaim memiliki kapasitas finansial yang kuat untuk melanjutkan ekspansi anorganik di sektor migas.
Selain itu, sebagai perusahaan yang berfokus pada pengelolaan investasi migas, strategi pertumbuhan perseroan tidak hanya bergantung pada peningkatan produksi organik, tetapi juga pada akuisisi blok migas strategis dengan valuasi yang atraktif. Pada akhir 2023, tercatat perseroan berhasil mengakuisisi hak partisipasi sebesar 8 persen di Blok Jabung dengan valuasi USD1,3 juta per million barrels of oil equivalent atau MMBOE, salah satu valuasi terendah di kawasan regional.
Pada semester pertama 2024, RATU mencatat pendapatan sebesar USD28 juta, meningkat 143 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih Perseroan juga tumbuh 20,3 persen year on year atau YoY menjadi USD7,4 juta, dengan kontribusi laba terbesar berasal dari Blok Jabung 58 persen, sementara Blok Cepu menyumbang 42 persen.
Perusahaan ini dikendalikan oleh Happy Hapsoro, dia memegang hak partisipasi sebesar 2,2423 persen di blok Cepu melalui PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) dan 8 persen di blok Jabung melalui PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ).
Dilansir dari keterbukaan informasi BEI, RATU resmi mencatatkan sahamnya sebanyak 2.715.053.800 saham, terdiri atas 2.172.043.000 saham pendiri dan 543.010.800 saham hasil Penawaran Umum Perdana (IPO) pada 8 Januari 2025 lalu.
Harga penawaran perdana saham ditetapkan sebesar Rp1.150 per saham dengan nilai nominal Rp10 per saham. Dengan IPO ini, RATU berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp624,46 miliar yang akan digunakan untuk mendukung rencana pertumbuhan bisnis perusahaan, termasuk kemungkinan akuisisi blok migas baru di masa depan.
Dalam pengelolaan sahamnya, RATU tidak menerbitkan surat kolektif saham. Sebagai gantinya, seluruh saham akan didistribusikan secara elektronik dan diadministrasikan dalam penitipan kolektif oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI. (*)