KABARBURSA.COM - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim mengumumkan rencana pengambilalihan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).
Dalam keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan BJTM Wioga Adhiarma Aji mengatakan, Bank Jatim akan mencaplok sebanyak 476,19 juta lembar saham dari total modal yang disetor dan ditempatkan dalam Bank Banten.
Selain itu, ia menuturkan, rencana penyertaan modal oleh BJTM merupakan bagian dari rencana masuknya BEKS pada kelompok usaha bank (KUB) perseroan, seperti diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
"Apabila dapat dilaksanakan maka perseroan akan menjadi pemegang saham pengendali pada BEKS," ujar Wioga,
Wioga menambahkan tujuan BJTM mengambil alih BEKS adalah untuk pembentukan KUB yang mewujudkan penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing industri perbankan nasional.
"Negosiasi sehubungan dengan rencana pengambilalihan antara BJTM dan BEKS akan segera dilakukan. Materi negosiasi masih akan didiskusikan antara lain mengenai nilai final dan waktu rencana pengambilalihan," ungkapnya.
Untuk diketahui hingga saat ini, BJTM tidak memiliki saham yang diterbitkan oleh BEKS.
Kinerja Keuangan BJTM dan BEKS
Sementara itu, posisi kinerja keuangan Bank Jatim dan Bank Banten hingga semester pertama tahun 2024 mengalami perbedaan.
Secara umum, Bank Jatim atau BJTM mampu membukukan laba semester I 2024 sebesar Rp620,86 miliar yang lebih rendah dari periode sama tahun 2023 senilai Rp720,14 miliar. Beban operasional dinilai memicu penurunan kinerja laba BJTM.
Berdasarkan laporan keuangan hingga Juni 2024, BJTM meraup pendapatan bunga dan syariah Rp3,87 triliun, naik dari periode serupa tahun 2023 senilai Rp3,51 triliun, pendapatan bersih bunga dan syariah Rp2,65 triliun, naik dari Rp2,41 triliun. Sementara pendapatan operasi lainnya naik menjadi Rp372,96 miliar dari Rp308,97 miliar.
Laba operasional turun menjadi Rp831,12 miliar, dari Rp951,95 miliar. Hal ini disebabkan kenaikan beban operasional lainnya antara lain, tenaga kerja dan tunjangan karyawan, umum dan administrasi, dan penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan, serta beban lainnya.
Lebih lanjut, Bank Jatim membukukan jumlah aset Rp101,24 triliun, lebih rendah dari total aset per Desember 2023 sebesar Rp103,85 triliun. Total liabilitas Rp87,57 triliun, lebih rendah dari Desember 2023 senilai Rp89,33 triliun, dan total ekuitas Rp11,87 triliun, sementara ekuitas di Desember 2023 tercatat Rp12,15 triliun.
Di sisi lain, Bank Banten, jauh lebih sedikit membukukan laba bersih pada 2024. Hingga paruh pertama tahun ini, BEKS mencetak laba bersih sebesar Rp3,56 miliar, namun membalikkan rugi bersih sebesar Rp35,96 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Berdasar pada laporan keuangan perseroan yang berakhir 31 Juni 2024, BEKS mencatat pendapatan bunga tercatat naik tipis 3,96 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp229,72 miliar. Beban bunga ikut naik 20 persen menjadi Rp76,64 miliar. Dengan demikian pendapatan bunga bersih anjlok 16 persen menjadi Rp82,64 miliar.
Selain itu, Bank Banten mencatatkan kerugian dari penurunan nilai wajar aset kerugian sebesar Rp14,58 miliar, berbalik dari keuntungan tahun lalu sebesar Rp905 juta. Pendapatan komisi/provisi/fee dan administrasi juga merosot 25 persen yoy menjadi Rp17,83 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Sementara itu, pendapatan lainnya tercatat tumbuh menjulang atau 4.074 persen yoy menjadi Rp323,02 miliar pada semester I-2024 dari sebelumnya hanya Rp7,73 miliar.
Bank Banten berhasil menurunkan sejumlah beban operasional di semester I 2024. Seperti beban tenaga kerja menjadi Rp56,72 miliar dari setahun sebelumnya Rp58,9 miliar, beban promosi menjadi Rp2,07 miliar dari sebelumnya Rp3,62 miliar. Kemudian beban lainnya turun menjadi Rp47,09 miliar dari sebelumnya Rp129,10 miliar.
BEKS berhasil membukukan laba operasional bersih sebesar Rp30,85 miliar pada enam bulan pertama tahun ini, berbalik dari rugi sebesar Rp30.59 miliar setahun sebelumnya.
Pergerakan Harga Saham BJTM dan BEKS
Saham BEKS ditutup di harga Rp22 per lembar, tanpa mengalami perubahan dibandingkan penutupan sebelumnya. Volume perdagangan BEKS pada hari ini mencapai 4,26 juta lot, dengan rata-rata volume perdagangan berada di 26,86 juta lot. Meskipun terjadi aktivitas perdagangan, harga saham tetap tidak bergerak, membuka di Rp22 dan tertahan di level yang sama sepanjang sesi, dengan harga tertinggi Rp22 dan terendah Rp22. Saham ini juga menunjukkan batas atas (ARA) di Rp24 dan batas bawah (ARB) di Rp20.
Transaksi BEKS ditandai dengan frekuensi perdagangan sebanyak 143 kali dan total nilai transaksi sebesar Rp93,8 juta, meski belum ada tekanan jual atau beli signifikan yang tercermin dari angka pembelian dan penjualan di pasar.
Berbeda dengan BEKS, saham BJTM justru mengalami kenaikan. Saham ini ditutup di harga Rp565, naik Rp5 atau 0,89 persen dari penutupan sebelumnya di Rp560. Volume perdagangan saham BJTM mencapai 2,14 juta lot, dengan rata-rata volume sebesar 5,98 juta lot. Saham BJTM dibuka di Rp565, menyentuh level tertinggi di Rp565 dan terendah di Rp560 sepanjang sesi perdagangan. Batas atas saham ini berada di Rp700, sedangkan batas bawahnya di Rp420.
Aktivitas transaksi BJTM terpantau lebih ramai dibandingkan BEKS, dengan frekuensi perdagangan mencapai 788 kali. Total nilai transaksi saham BJTM mencapai Rp1,2 miliar, dengan pembelian sebanyak 1,6 juta lot dan penjualan mencapai 133,4 juta lot. (*)