KABARBURSA.COM - PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) menyampaikan pengumuman rencana pembagian dividen interim tunai untuk tahun buku 2024.
Corporate Secretary FWCT Mareci Susi Afrisca Sembiring mengatakan melalui keterbukaan informasi, Jumat, 8 November 2024, dividen yang akan dibagikan adalah Rp3 per lembar saham.
"Ini menunjukkan konsistensi dan komitmen perseroan terhadap upaya distribusi hasil yang optimal bagi pemegang saham," kata Mareci.
Rinciannya, Mareci menjelaskan, dana yang digunakan untuk pembayaran dividen interim tersebut adalah sebesar Rp5,62 miliar berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024 yang menunjukkan kekayaan bersih Rp309,07 miliar, yang jauh melebihi modal disetor dan cadangan wajib.
"Pembagian dividen interim ini mencerminkan kesehatan finansial perseroan yang kuat," ungkap Sekretaris Perusahaan emiten produsen kayu lapis tersebut.
Dengan surplus kas dan pertumbuhan penjualan positif, yang diperkirakan dapat mencapai Rp1 triliun hingga akhir November 2024, 90 persen lebih berasal dari penjualan ekspor, perseroan tetap siap memenuhi kewajiban kepada kreditur dan menjaga operasional yang stabil.
Lebih lanjut, untuk menjaga pasokan kayu log, FWCT bekerja sama dengan Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) dan terus berupaya untuk memperdalam kegiatan distribusi bibit.
"Selain itu, terdapat dukungan dari Indonesia Eximbank untuk Modal Kerja Ekspor dengan limit kredit sebesar Rp100 miliar semakin memperkuat posisi kami di pasar," tutur Mareci.
Mareci menambahkan, perseroan yakin pembagian dividen interim ini akan meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan memperkuat hubungan perseroan dengan pemegang saham. "Perseroan berkomitmen untuk terus berinovasi dan tumbuh dalam pasar yang kompetitif," imbuhnya.
Rincian Kerja Sama dengan Eximbank
FWCT menerima fasilitas pinjaman dari Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Perjanjian ini ditandatangani kedua pihak pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Direktur Utama Wijaya Cahaya Timber Budi Tjahjadi mengatakan, FWCT mendapatkan fasilitas kredit berjangka dengan limit atau plafond sebesar Rp100 miliar. Tenor pinjaman ini adalah 12 bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit.
“Pinjaman berdasarkan perjanjian kredit tersebut diberlakukan tingkat bunga sebesar 90 persen dari imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN),” ujar Budi, Jumat, 18 Oktober 2024.
Selain itu, Budi menjelaskan, tingkat bunga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan ketetapan yang berlaku di kreditur. Tingkat bunga yang diberlakukan hingga dengan tanggal keterbukaan informasi ini adalah sebesar 5,31 persen.
Adapun, kata Budi, seluruh dana pinjaman yang diperoleh FWCT dari Eximbank akan dipergunakan sebagai pembiayaan modal kerja untuk pembelian bahan baku perseroan.
“Tak hanya itu, langkah ini juga membantu Wijaya Cahaya Timber mengurangi beban biaya pinjaman dengan tingkat bunga pinjaman yang diterima relatif rendah,” tutur dia.
Pada gilirannya, perjanjian pinjaman ini juga menyebabkan bertambahnya kewajiban keuangan perseroan yakni kewajiban pembayaran utang.
Kinerja Keuangan FWCT
Pendapatan FWCT sepanjang semester I tahun 2024 tercatat sebesar Rp509,6 miliar, meningkat 38,1 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang mencapai Rp369,1 miliar.
Pertumbuhan ini juga terlihat secara kuartalan (qoq), dengan pendapatan sebesar Rp281,5 miliar pada kuartal I 2024 yang naik 81,0 persen menjadi Rp509,6 miliar di triwulan II 2024.
Laba kotor perusahaan pun melonjak drastis, mencapai Rp66 miliar pada semester I 2024, naik 594,7 persen dibandingkan Rp9,5 miliar di periode yang sama tahun lalu. Hal ini mendorong margin laba kotor menjadi 13 persen, menunjukkan efisiensi biaya dan perbaikan operasional.
FWCT juga mencatat EBITDA sebesar Rp 41,1 miliar pada semester I 2024, jauh lebih baik dibandingkan EBITDA negatif sebesar Rp 10,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. EBITDA ini menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Dari sisi laba operasional, FWCT berhasil mencatatkan Rp 30,7 miliar pada kuartal II 2024, yang semakin memperkuat posisi perusahaan dalam memperbaiki profitabilitasnya.
Laba bersih sebesar Rp 16,7 miliar yang dicatatkan pada kuartal II 2024 menunjukkan perbaikan signifikan dari rugi bersih di tahun sebelumnya.
Meskipun mengalami penurunan laba secara kuartalan sebesar 20,5 persen dari Rp 21 miliar di triwulan I 2024, pencapaian ini tetap mengindikasikan keberhasilan perusahaan dalam meraih keuntungan. Net margin tercatat sebesar 3,3 persen, menandakan perbaikan stabilitas finansial perusahaan.
Dari laporan neraca, FWCT memiliki total aset sebesar Rp 605,7 miliar, dengan kas dan setara kas sebesar Rp 11 miliar. Total liabilitas jangka pendek dan panjang mencapai Rp 148,5 miliar dan Rp 169,2 miliar.
Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity) berada di angka 1,10, menunjukkan perusahaan masih memiliki tingkat leverage yang cukup tinggi. Rasio utang terhadap EBITDA sebesar 7,73 juga mengindikasikan adanya ruang perbaikan dalam pengelolaan utang.