KABARBURSA.COM - PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), salah satu jaringan rumah sakit terkemuka di Indonesia, tengah menjalankan Program MESOP (Management and Employee Stock Option Plan).
Progra, tersebut bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah berkontribusi positif terhadap pencapaian target dan rencana strategis perusahaan.
Program MESOP ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada karyawan yang memenuhi kriteria tertentu untuk membeli saham perusahaan dengan harga Rp2.100 per lembar saham. Sebanyak 23.880.200 saham akan disediakan dalam program ini.
Masa pelaksanaan program dimulai pada 20 November 2024 hingga 31 Desember 2024. Setelah periode tersebut berakhir, opsi beli saham tidak akan dapat dijalankan lagi.
Pembayaran untuk saham yang dibeli dalam program ini akan dilakukan melalui pemindahbukuan dana ke rekening bank penerima MESOP, dengan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pencapaian Net Profit After Tax (NPAT) yang sesuai dengan kebijakan perseroan.
Sebagai informasi tambahan, meskipun adanya program MESOP, tidak akan ada dampak dilusi terhadap pemegang saham yang ada. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perusahaan tidak akan mengeluarkan saham baru untuk program ini, sehingga tidak akan mengubah komposisi kepemilikan saham perusahaan.
Pada perdagangan saham per 22 November 2024, harga saham SILO tercatat sebesar Rp3.000 per lembar saham. Dengan harga saham yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga pelaksanaan MESOP, program ini dapat dilihat sebagai insentif yang menarik bagi karyawan yang berhak, sekaligus sebagai langkah strategis perusahaan untuk mendorong kinerja yang lebih baik di masa depan.
Melalui pelaksanaan program MESOP ini, SILO berharap dapat lebih meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan dalam mencapai tujuan jangka panjang perusahaan, sekaligus menciptakan sinergi antara manajemen dan karyawan untuk mengoptimalkan kinerja perseroan di industri rumah sakit yang sangat kompetitif ini.
Pertumbuhan Solid SILO
Perseroan mencatatkan pertumbuhan yang solid dalam pendapatan dan volume operasional, yang mencerminkan kesuksesan dalam menerapkan strategi bisnis dan mengoptimalkan jaringan rumah sakit secara berkelanjutan.
Pada 9M2024, Pendapatan Bersih Siloam tumbuh 10,8 persen YoY, mencapai Rp7,06 triliun. Kinerja yang meningkat ini didorong oleh kenaikan volume rawat inap dan rawat jalan, serta perbaikan efisiensi operasional di seluruh rumah sakit.
Pencapaian pendapatan ini menunjukkan keberhasilan strategi ekspansi Siloam yang efektif dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan dukungan keahlian medis yang mumpuni.
Perusahaan terus fokus pada optimalisasi sumber daya dan pengelolaan biaya yang efisien, yang tercermin dari pertumbuhan Underlying EBITDA sebesar 8,2 persen YoY menjadi Rp2,11 triliun.
Selain itu, Underlying Net Profit tercatat naik 10,6 persen YoY menjadi Rp977,8 miliar. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 7 November 2024.
Hasil finansial ini mencerminkan disiplin perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan, sembari memastikan layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau di seluruh Indonesia.
Siloam juga mencatatkan pertumbuhan volume pasien yang signifikan, dengan jumlah pasien rawat inap naik 9,8 persen menjadi 244.976 pasien, dan hari rawat inap bertambah 9 persen menjadi 759.695 hari. Di sisi lain, kunjungan rawat jalan tumbuh 9,7 persen menjadi 3,16 juta kunjungan, menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang tinggi, dengan volume kunjungan tetap stabil di atas 1 juta per kuartal.
Melalui inovasi program medis yang berkelanjutan, Siloam berhasil mempertahankan tingkat okupansi sebesar 68 persen, meningkat 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tempat tidur operasional kini mencapai 4.097 tempat tidur.
Perusahaan tetap fokus untuk mengoptimalkan cakupan dan kompleksitas layanan medis yang disediakan, terutama pada bidang Kardiologi, Onkologi, Neurologi, Gastroenterologi, dan Ortopedi (CONGO).
Di samping itu, Siloam berhasil menjaga komposisi pembayaran yang sehat, dengan 81,7 persen dari total pendapatan berasal dari pasien swasta, termasuk pasien Out of Pocket, Korporat, dan Asuransi. Sementara itu, 18,3 persen pendapatan berasal dari kelompok pasien BPJS.
Siloam tetap berkomitmen untuk melanjutkan strategi ekspansi, dengan target membuka satu hingga dua rumah sakit baru setiap tahunnya. Rumah Sakit Siloam Makassar, misalnya, sedang mempersiapkan penambahan 80 tempat tidur serta berinvestasi pada Linear Accelerator (LINAC) untuk meningkatkan potensi pendapatan.
Sementara itu, Rumah Sakit Siloam Surabaya Gubeng fokus pada pasar premium di pusat kota Surabaya, dengan rencana ekspansi kapasitas melalui penambahan 162 tempat tidur. Kedua proyek ini diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama 2025.
“Siloam terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan resiliensi sepanjang tahun 2024. Hasil yang kami capai menunjukkan keberhasilan implementasi strategi yang telah dijalankan," kata Presiden Direktur Siloam Benny Haryanto.
"Kami tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, sambil mengoptimalkan operasional rumah sakit guna memastikan keberlanjutan finansial. Manajemen akan tetap fokus pada keunggulan operasional, seiring dengan ekspansi layanan dan program medis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang,” demikian Benny.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.