Logo
>

Simsalabim PHK Bank Aladin

Sumber Kabarbursa.com di internal Bank Aladin menyebutkan bahwa jumlah karyawan yang menerima email dan pesan pribadi.

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Simsalabim PHK Bank Aladin
Karyawan PT Bank Aladin Syariah Tbk mendadak dibuat geger oleh surat elektronik yang masuk ke mailbox

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Karyawan PT Bank Aladin Syariah Tbk mendadak dibuat geger oleh surat elektronik yang masuk ke mailbox pada Selasa, 18 Maret 2025. Surat yang dikirim pukul 18.35 WIH tersebut berasal dari divisi Human Capital (HC). Isinya pemberitahuan bahwa akan ada pengarahan khusus dari manajemen.

    Belum beres rasa penasaran mereka, berselang dua jam kemudian pesan dari tim HC masuk ke pesan pribadi karyawan. Isinya kurang lebih sama. Tak pelak isu tentang rencana pemutusan hubungan kerja merebak.

    Sumber Kabarbursa.com di internal Bank Aladin menyebutkan bahwa jumlah karyawan yang menerima email dan pesan pribadi tersebut diminta datang keesokan hari. Jumlahnya ratusan, termasuk karyawan yang berstatus alih daya alias outsourcing.

    Keesokan harinya, 19 Maret 2025, situasi semakin tidak menentu. Mendadak akses karyawan ke sistem karyawan tidak bisa terakses alias diputuskan sepihak.

    "Sejak pagi, sekitar pukul 07.00-08.00 WIB, akses karyawan ke sistem perusahaan tiba-tiba dimatikan. Artinya keputusan telah dibuat tanpa keterlibatan mereka," ujar sumber tersebut.

    Saat tiba di kantor, mereka diberikan dua opsi: menandatangani Surat Perjanjian Bersama (SPB) sebagai bentuk kesepakatan untuk mengakhiri hubungan kerja secara "sukarela", atau menghadapi PHK sepihak. Beberapa karyawan memilih untuk menandatangani SPB. sementara yang lain menolak dan menerima PHK sepihak.

    Namun, dalam proses ini, tidak ada transparansi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Saat karyawan meminta penjelasan, pihak manajemen hanya menyebutkan bahwa bank tempat mereka bekerja mengalami kerugian, sebagaimana yang tercantum dalam laporan keuangan yang tersedia di situs resmi.

    Sebagai konsekuensinya, hak karyawan atas pesangon pun dipangkas. Mereka hanya berhak menerima 0,5 kali ketentuan uang pesangon, 1 kali Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) bagi yang bekerja lebih dari tiga tahun, dan 1 kali Uang Penggantian Hak (UPH).

    "Terdapat klausul pada SPB yang meminta karyawan untuk tidak menyampaikan masalah ini ke pihak manapun," imbuhnya.

    Respons Pihak Manajemen

    Pihak bank berkode emiten BANK tersebut lantas menanggapi kabar yang beredar mengenai dugaan pemutusan kontrak kerja secara sepihak atau pemaksaan resign terhadap karyawannya.

    Corporate Communication Bank Aladin Syariah, Melita Giovanni, menegaskan bahwa proses pengurangan jumlah karyawan telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

    "Terkait informasi yang beredar di sosial media, kami memahami adanya berbagai komentar dan diskusi yang berkembang. Yang bisa kami sampaikan adalah bahwa proses pengurangan jumlah karyawan yang terjadi di Bank Aladin Syariah telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan dengan penuh pertimbangan," ujarnya kepada KabarBursa.com, Jumat 21 Maret 2025.

    Melita juga memastikan bahwa seluruh karyawan yang terdampak telah mendapatkan hak mereka dan telah bertemu dengan pihak Human Capital untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut.

    "Kami memastikan bahwa seluruh karyawan yang terdampak telah bertemu dengan pihak Human Capital untuk mendapatkan penjelasan terkait hak-hak mereka," jelasnya.

    Unggahan ala spil juga beredar informasi mengenai dugaan proses pemecatan yang dialami seorang karyawan Bank Aladin. Berdasarkan penelusuran Kabarbursa.com, akun Instagram @ecommurz membagikan pengalaman karyawan tersebut melalui unggahan Instagram Story. Dalam unggahan itu, ia mengungkapkan bahwa proses PHK berlangsung tanpa komunikasi yang jelas dari pihak manajemen. 

    Catatan Kerugian Kuartal 1 2024

    PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) berhasil memperkecil kerugian selama kuartal I-2024. Dalam rentang waktu tersebut, rugi berjalan Bank Aladin berkurang menjadi Rp 44,19 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 4,28 persen secara tahunan (YoY).

    Perbaikan ini terutama didorong oleh pendapatan non bunga yang signifikan yang berhasil dicatatkan oleh Bank Aladin. Pendapatan tersebut meningkat hingga 402,05% YoY menjadi Rp 29,58 miliar, dengan pendapatan imbalan jasa perbankan memberikan kontribusi terbesar sebesar Rp 25,45 miliar.

    Namun, pendapatan bunga bersih, atau yang dikenal sebagai hak bagi hasil dalam bank syariah, tercatat mengalami penurunan sebesar 1,36 persen YoY. Pendapatan ini turun dari Rp 46,92 miliar pada periode Maret 2023 menjadi Rp 46,28 miliar.

     Pembukuan Kuartal 3 Tahun Lalu

    Pada kuartal III 2024, BANK membukukan total pendapatan mencapai Rp528 miliar. Angka ini naik 108 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy), karena naiknya penyaluran pembiayaan.

    Koko menyampaikan, bahwa pembiayaan yang tersalurkan mencapai Rp4,4 triliun pada kuartal III 2024, mengalami kenaikan sebesar 77 persen secara tahunan (yoy), dengan tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) tetap terjaga di angka 0 persen.

    Hingga akhir September 2024, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp5,2 triliun, atau tumbuh 83 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Kinerja yang positif ini mendukung peningkatan aset perseroan sebesar 21 persen dibandingkan dengan Desember 2023 (year-to-date/ytd), menjadi Rp8,6 triliun.

    “Jika dibandingkan dengan Desember 2023, jumlah nasabah ritel kami juga terus meningkat hingga mencapai 43 persen, mencerminkan komitmen Bank Aladin Syariah dalam mendorong inklusi keuangan syariah di Indonesia melalui kerja sama dengan mitra strategis, seperti Alfa Group dan Taspen,” ujarnya tahun lalu.

    Koko menjelaskan bahwa peningkatan nasabah ritel ini didorong oleh berbagai pilihan produk tabungan yang disediakan untuk menjawab kebutuhan spesifik nasabah, di antaranya Ala Deposito, Ala Impian, dan Ala Gen.

    Sebagai contoh, produk Ala Impian ditujukan bagi nasabah yang ingin menabung untuk mencapai tujuan jangka panjang sesuai kemampuan mereka, sedangkan Ala Deposito menawarkan simpanan berjangka dengan hasil bagi yang kompetitif.

    “Untuk produk Ala Gen, dirancang guna mendukung masa depan anak-anak dan remaja serta menanamkan kebiasaan menabung sejak dini,” jelasnya.

    Koko menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus memperluas layanan demi memenuhi kebutuhan para mitra strategis. Kolaborasi-kolaborasi tersebut mendukung upaya perusahaan dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

    “Bank Aladin Syariah juga terus bekerja sama dengan berbagai mitra untuk memperluas layanan perbankan, termasuk layanan Banking as a Service (BaaS) yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mitra,” tambahnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.