KABARBURSA.COM - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), perusahaan perkebunan kelapa sawit terintegrasi, akan melunasi obligasi senilai Rp1,06 triliun yang jatuh tempo pada 19 Oktober 2024. Obligasi tersebut, dengan peringkat "idAA-" dari PEFINDO, merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2021 Seri B.
Perusahaan berencana untuk melunasi surat utang akan jatuh tempo menggunakan kombinasi dana internal dan eksternal. Sinar Mas Agro, perusahaan perkebunan kelapa sawit terintegrasi. Beroperasi segmen hulu, dan hilir industri kelapa sawit.
Areal perkebunan Sinar Mas Agro terletak di Sumatera, dan Kalimantan dengan total area perkebunan (termasuk plasma) sebesar 134.900 hektar (ha) per 31 Maret 2024. Kegiatan hilir meliputi penyulingan minyak sawit dengan total kapasitas tahunan sekitar 2,88 juta ton.
Memproduksi produk olahan seperti olein, stearin, produk turunan lainnya, pabrik biodiesel, dan oleokimia. Pada 31 Maret 2024, pemegang saham perseroan antara lain Purimas Sasmita 92,4 persen, sebuah perusahaan induk pada akhirnya dimiliki Golden Agri Resources Ltd, dan sisanya dimiliki publik.
Kinerja Keuangan SMAR
Optimisme SMAR melunasi utang obligasi sejalan dengan performa positif perseroan. Pendapatan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk memasuki kuartal I 2024 meningkat menjadi Rp17,88 triliun tahun ke tahun akibat volume penjualan yang lebih tinggi.
kenaikan volume ini mampu mengimbangi harga jual yang lebih rendah. Harga pasar CPO (FOB Belawan) pada periode berjalan melemah sebesar 8 persen year-on-year (yoy), rata-rata sebesar USD910 per MT dari USD990 per MT pada kuartal pertama tahun 2023.
Sebagian besar pendapatan kami berasal dari turunan berbasis kelapa sawit produk, yaitu produk olahan bermerek dan tidak bermerek (termasuk biodiesel dan oleokimia), yang menyumbang 81 persen dari total penjualan. Penjualan CPO dan produk non-olahan lainnya mewakili 19 persen sisanya.
Beban pokok penjualan periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2024 naik 3 persen menjadi Rp16,17 triliun dari Rp15,66 triliun pada tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh kenaikan bahan baku biaya ketika volume penjualan meningkat.
Hingga 31 Maret 2024, luas perkebunan kelapa sawit Perseroan mencapai sekitar 134.900 hektar. Terdiri dari 127.500 hektar lahan menghasilkan dan 7.400 hektar lahan belum menghasilkan. Dari komposisi kepemilikan, kebun inti dan perkebunan plasma masing-masing seluas 103.600 dan 31.100 hektar.
Pada kuartal pertama tahun 2024, produksi TBS sawit emiten berkode SMART mencapai 501 ribu ton, sedikit lebih rendah dibandingkan output pada kuartal pertama tahun 2023.
Namun produksi CPO tumbuh sebesar 5 persen menjadi 121 ribu ton, karena peningkatan volume buah yang dibeli dari pihak ketiga dan peningkatan tingkat ekstraksi minyak 20,9 persen. Output PK sama dengan kuartal tahun sebelumnya sebesar 33 ribu ton sedangkan kernel tingkat ekstraksi dipertahankan pada 5,7 persen.
SMAR Bagi Dividen
Sementara itu, sejalan dengan kinerja positif perseroan, SMAR membagikan dividen tunai sebesar Rp95 per saham. Keputusan ini disetujui oleh para pemegang saham SMAR dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2023 (RUPST) yang digelar pada Rabu, 5 Juni 2024.
Wakil Direktur Utama sekaligus Corporate Secretary SMAR Jimmy Pramono memaparkan bahwa jumlah dividen tunai yang dibagikan tersebut 30 persen dari laba bersih SMART tahun 2023 sebesar Rp273 Miliar.
"Pemegang saham Perseroan menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp95 per saham atau sejumlah Rp273 miliar, berkisar 30 persen dari laba bersih perseroan tahun 2023," ungkapnya dalam keterangan.
Jimmy menyebut Perseroan mencapai kinerja yang tetap baik di tahun 2023 di tengah normalisasi harga pasar CPO setelah mencapai rekor tertingginya di tahun 2022.
"Penurunan harga jual ini sebagian dikompensasi oleh pencapaian rekor volume penjualan sebesar 5,5 juta ton, hingga menghasilkan penjualan bersih sebesar Rp67 triliun di tahun 2023," pungkasnya.
Sementara sebelumnya, SMAR membagikan dividen tunai sebesar Rp1,64 triliun atau Rp570 per saham. Besaran dividen itu berkisar 30 persen dari laba bersih perseroan 2022.
"Setelah memperhitungkan dividen interim sebesar Rp 200 per saham yang telah dibayarkan pada tanggal 24 Agustus 2022, maka sisa dividen final yang akan dibayarkan adalah sebesar Rp 370 per saham atau sejumlah Rp 1,06 triliun," imbuh Jimmy.
Rencana pembagian dividen itu telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan Selasa 6 Mei 2023 di Gedung Sinar Mas Plaza, Jakarta.
Dalam RUPST, pemegang saham juga menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.