KABARBURSA.COM - PT Summarecon Agung (SMRA) mencatatkan marketing sales sebesar Rp159 miliar, angka tersebut menurun 29,5 persen secara MoM, walaupun secara YoY meningkat 8,8 persen pada Februari 2024.
Sedangkan marketing sales mencapai Rp385 miliar setara dengan 7,7 persen dari target 2024 di level Rp5 Triliun. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan realisasi pada semester dua tahun 2023, yang hanya memenuhi 5,7 persen target 2023 yang juga dipatok Rp5 Triliun.
Kontribusi properti yang mendapatkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) mencapai 78 persen dari total marketing sales. Berdasarkan segmennya, rumah tapak masih mendominasi marketing sales dengan kontribusi 89 persen, diikuti oleh apartemen 6 persen, tanah kavling 3 persen dan ruko 2 persen. Berdasarkan lokasinya, Summarecon Serpong masih menjadi kontributor marketing sales terbesar dengan kontribusi hingga 37 persen, diikuti Summarecon Bekasi 23 persen dan Summarecon Bandung 14 persen.
Dari sisi lainya, Arvin Lienardi , Investment Analyst Stockbit menerangkan walaupun baru memenuhi 7,7 persen dari target 2024.
"Kami menilai target marketing sales SMRA masih dapat dicapai, didorong insentif PPN DTP serta peluncuran hunian baru di Summarecon Bogor dan launching Summarecon Tangerang pada kuartal II-2024. Kedua proyek tersebut ditargetkan berkontribusi 30 persen terhadap marketing sales 2024. Manajemen SMRA juga menargetkan insentif PPN DTP bisa berkontribusi hingga 40 persen dari target marketing sales 2024," tuturnya .
Selain itu, outlook pemangkasan suku bunga pada akan memberikan sentimen positif kepada harga saham properti, yang secara historis naik jika suku bunga dipangkas atau telah mencapai level tertingginya.
Sebelumnya, The Fed mempertahankan proyeksi pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024 yang juga berpotensi diikuti oleh Bank Indonesia. Meski demikian, timing dan besaran pemangkasan suku bunga akan sangat bergantung data makro-ekonomi seperti inflasi dan nilai tukar rupiah. (nia/adi)