Logo
>

SMRA Setor Modal Inbreng Berupa Aset ke SMIP

Ditulis oleh Pramirvan Datu
SMRA Setor Modal Inbreng Berupa Aset ke SMIP

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah melakukan penyetoran modal dalam bentuk non-tunai (inbreng) ke dalam PT Summarecon Investment Property (SMIP) dengan total nilai sekitar Rp8 triliun. Penyertaan modal ini terdiri dari:

    Tanah dan bangunan senilai Rp7,68 triliun, Mesin dan perlengkapan sebesar Rp219 miliar. Aset lainnya, selain "Properti Investindo Neto," sebesar Rp99,02 miliar.

    Corporate Secretary SMRA, Lydia Tjio, menjelaskan bahwa penyetoran modal ini bertujuan untuk pengelompokan unit usaha yang dimiliki dan/atau dikelola oleh perseroan. Lydia menegaskan bahwa tidak ada perubahan signifikan terhadap pendapatan konsolidasi perusahaan akibat transaksi ini, karena tujuan utamanya adalah restrukturisasi internal.

    Penyediaan Jasa Teknis

    PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) telah menandatangani perjanjian penyediaan jasa teknis dengan PT Summarecon Investment Property (SMIP) pada 3 September 2024. Perjanjian ini mencakup Jasa Corporate Services yang meliputi sistem manajemen untuk sumber daya manusia (HR), keuangan dan akuntansi, perpajakan, hukum, serta teknologi informasi.

    Selain itu, terdapat perjanjian terkait akuisisi tanah, di mana SMRA akan memberikan penawaran pertama kepada SMIP untuk properti seperti mal, hotel, kantor, atau lainnya jika SMRA membuka wilayah perumahan baru. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat 6 September 2024.

    Pembayaran oleh SMIP kepada SMRA akan dilakukan sesuai kesepakatan yang ditentukan dari waktu ke waktu. Ketiga perjanjian ini berlaku selama 10 tahun dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua pihak.

    Lydia Tjio, Corporate Secretary SMRA, menjelaskan bahwa karena SMIP merupakan entitas terkendali dengan kepemilikan 99,99 persen, transaksi ini termasuk transaksi afiliasi yang dikecualikan dari kewajiban regulasi OJK, namun tetap harus dilaporkan kepada OJK paling lambat 2 hari setelah tanggal transaksi.

    Catatan Laba Bersih

    PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti, akan membagikan dividen kepada para pemegang saham yang memenuhi syarat pada Jumat, 19 Juli 2024.

    Menurut pengumuman di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dividen yang dibayarkan berasal dari laba bersih tahun buku 2023 dengan total nilai Rp148,57 miliar. Setiap pemegang saham SMRA yang berhak akan menerima dividen sebesar Rp9 per lembar saham.

    Keputusan mengenai pembagian dividen ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 20 Juni 2024. Laba bersih yang digunakan untuk pembagian dividen ini mencapai Rp765,96 miliar untuk tahun buku 2023.

    “Menyetujui pembagian dividen tunai kepada pemegang saham perseroan, yaitu sebesar Rp148.577.115.222 atau sebesar Rp9 setiap saham dan sesuai dengan ketentuan Pasal 22 dari Anggaran Dasar Perseroan,” tulis manajemen.

    Kinerja SMRA 2024

    Untuk kinerja 2024, SMRA menorehkan peningkatan laba bersih secara signifikan pada kuartal I 2024. Capaian tersebut diraih berkat pertumbuhan di seluruh segmen bisnis perusahaan. Melansir laporan keuangan akhir Maret lalu, SMRA membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp441,39 miliar. Secara tahunan (year-on-year/yoy), perolehan ini meningkat hingga 62,45 persen.

    Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung, Jemmy Kusnadi, mengatakan kenaikan laba ditopang oleh pendapatan bersih SMRA yang melonjak 42,3 persen yoy atau dari posisi Rp1,5 triliun menjadi Rp2,13 triliun.

    “Pertumbuhan pendapatan bersih perseroan mendukung kenaikan secara menyeluruh di laba kotor, laba usaha, dan laba bersih perseroan,” ujar Jemmy.

    Dia memerinci bahwa segmen pengembangan properti mengalami peningkatan sebesar 58,3 persen yoy menjadi Rp1,44 triliun. Torehan ini ditopang dari meningkatnya penjualan properti yang berhasil diserahterimakan kepada pembeli pada kuartal I 2024.

    Selanjutnya, segmen properti investasi meningkat 21,5 persen yoy, atau dari Rp394,94 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp479,84 miliar pada tahun ini. Kenaikan pendapatan sewa mal dan biaya layanan menjadi penopang pertumbuhan segmen tersebut.

    Sementara itu, segmen leisure, pelayanan, dan lainnya meraup Rp212,31 miliar alias meningkat 9,7 persen secara tahunan yang disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan hotel. Di sisi lain, Summarecon Agung mencatat pendapatan pra penjualan atau marketing sales mencapai Rp1,5 triliun hingga periode Mei 2024.

    “Sampai Mei 2024 itu Rp1,5 triliun kita capai. Tapi kita yakin kita akan capai itu (target) karna proyek kami akan segera jalan untuk tutup (target akhir tahun sebesar) Rp5 triliun,” tuturnya.

    Seiring pendapatan yang naik, maka beban pokok penjualan SMRA juga ikut meningkat 21,31 persen yoy menjadi Rp3,29 triliun pada 2023. Sehingga, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp3,35 triliun atau tumbuh sebesar 11,99 persen dibandingkan dengan 2022.

    Adapun total aset sebesar Rp31,16 triliun atau meningkat sebesar 9,62 persen secara tahun. Liabilitas tumbuh 13,08 persen menjadi Rp18,86 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp12,3 triliun atau meningkat 4,71 persen secara tahunan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.