Logo
>

Soal Tiga Sesi Perdagangan, Pengamat: Belum Terlalu Urgent!

Keputusan untuk menambah jam perdagangan menjadi tiga sesi dirasa memerlukan kajian yang matang.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Soal Tiga Sesi Perdagangan, Pengamat: Belum Terlalu Urgent!
Ilustrasi pengunjung melihat papan pantau di BEI. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) dikabarkan tengah mengkaji dibukanya tiga sesi perdagangan dalam sehari buntut banyaknya hari libur dan cuti bersama. 

Pengamat Pasar Modal Desmond Wira mengaku aktivitas transaksi bulanan di bursa bakal terpengaruh akibat banyaknya libur dan cuti bersama di Indonesia. 

"Tentu saja (libur panjang) mempengaruhi (transaksi). Semakin panjang masa libur, semakin berkurang nilai transaksi bulanan di periode tersebut," ujar dia kepada KabarBursa.com, Jumat, 30 Mei 2025.

Meski libur panjang berdampak terhadap transaksi, Desmond menyatakan rencana BEI untuk membuka perdagangan tiga sesi belum terlalu urgent. Menurut ia apabila tujuannya hanya untuk meningkatkan nilai transaksi, masih ada banyak cara lain yang bisa dilakukan BEI. 

Salah satu contohnya yakni mengubah beberapa aturan yang tidak transparan dan cenderung memberikan sentimen negatif bagi pelaku pasar. 

"Misalnya membuka kode broker dan domisili, UMA, suspensi, FCA. Ketiga aturan terakhir UMA, suspensi dan FCA adalah termasuk biang kerok MSCI mengurangi porsi saham di Indonesia, artinya otomatis mengurangi nilai transaksi di BEI," jelasnya. 

Desmon menambahkan, keputusan untuk menambah jam perdagangan menjadi tiga sesi dirasa memerlukan kajian yang matang. Dia melihat ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan BEI. 

"Pertama, kebutuhan pasar. Apakah memang perlu? Apakah memang urgent? Belum tentu para pelaku pasar setuju untuk melakukan hal ini," urai dia. 

Kedua, kapasitas infrastruktur. Hal ini, kata Desmond, untuk memastikan bahwa infrastruktur teknologi dan sistem perdagangan BEI mampu mendukung sesi tambahan tanpa mengurangi kualitas layanan dan keamanan transaksi.

Ketiga, analisis dampak ekonomi. Ia menilai BEI harus melakukan analisis dampak terhadap perekonomian, termasuk potensi peningkatan aktivitas pasar modal dan dampaknya terhadap likuiditas serta volatilitas pasar.

"Keempat, melakukan konsultasi dengan berbagai pihak, misalnya investor, sekuritas dan lain-lain. Contohnya apakah investor mau. Apakah sekuritas sanggup tiga sesi, yaitu infrastruktunya, tenaga kerjanya. Kalau tiga sesi kan berarti ada lembur, berati tambahan gaji, insentif dan lain-lain," pungkas dia. 

Bos BEI Tertarik Perdagangan Dibuka Tiga Sesi

Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, mengaku tertarik perdagangan bursa dibuka tiga sesi dalam sehari. 

Hal tersebut disampaikan Iman ketika ditanya mengenai efek banyaknya libur di Indonesia terhadap perdagangan di bursa. Ia menyebut, pihaknya saat ini masih mengkaji terkait dibukanya tiga sesi perdagangan. 

"Sekarang kan di New York juga sudah 24 jam. Kami pasti akan pelajari, kami akan lihat marketnya dan akan berdiskusi," kata Iman saat ditemui di gedung BEI, Jakarta, Jumat, 23 Mei 2025.

Iman mengatakan, implementasi tiga sesi perdagangan tidak bisa diambil secara terburu-buru. Sebab, pihaknya akan melihat dulu keuntungan yang bisa diambil dari cara tersebut. 

Namun begitu, Iman menyatakan BEI akan selalu terbuka terhadap masukan-masukan, terutama dari para pelaku pasar.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.