KABARBURSA.COM— Meski sempat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Soho Global Health Tbk (SOHO) memastikan kinerja operasional tetap solid dan berjalan sesuai rencana bisnis.
Direktur sekaligus CFO & COO SOHO Piero Brambati memaparkan, hingga semester I 2025 perseroan membukukan penjualan bersih Rp5,17 triliun, tumbuh 6 persen dibandingkan Rp4,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba kotor meningkat 12 persen menjadi Rp861 miliar, dengan margin naik ke 16,7 persen.
"Kenaikan laba kotor yang lebih cepat dari pertumbuhan penjualan disebabkan kontribusi lebih tinggi dari bisnis ber-margin besar, terutama dari segmen Professional Product dan Alliance," ujarnya dalam public ekspose secara daring dikutip Selasa, 11 November 2025.
Ia mengatakan beban operasional tercatat naik 8 persen menjadi Rp530 miliar, namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan laba kotor, sehingga laba sebelum pajak naik 29 persen menjadi Rp285 miliar. Laba bersih perusahaan juga tumbuh 29 persen menjadi Rp225 miliar, didukung oleh efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan keuangan hingga 279 persen menjadi Rp37 miliar.
Dari sisi segmen, Professional Product mencatat kenaikan penjualan 19,9 persen dan peningkatan margin menjadi 81,2 persen, sedangkan Alliance Business melonjak 42,2 persen dengan pertumbuhan laba kotor 39 persen.
Segmen Consumer Health mengalami penurunan moderat akibat perubahan perilaku konsumen pasca-pandemi, namun tetap memberikan kontribusi stabil terhadap total pendapatan.
"Untuk 2025, kami menargetkan pertumbuhan EBITDA dua digit, memperluas jangkauan pasar, serta mempertahankan posisi kepemimpinan kami di kategori spesialis," ujar Piero.
Strategi utama SOHO mencakup pengembangan produk baru, optimalisasi kanal penjualan online dan medis, serta efisiensi biaya melalui platform PPGOS 3.0.
SOHO juga melanjutkan inisiatif brand rejuvenation untuk merek seperti KUMA Plus, KUMA Plus Imono, dan Neuroid, serta memperkuat distribusi produk vitamin dan suplemen melalui kanal digital. "Fundamental kami kuat, posisi kas sehat, dan fleksibilitas keuangan tetap terjaga," katanya.
Hingga akhir Juni 2025, kas dan surat berharga SOHO mencapai Rp1,51 triliun, naik 12,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Rasio utang tetap terkendali, dengan modal kerja meningkat menjadi Rp649 miliar.(*)