KABARBURSA.COM - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) meningkatkan porsi kepemilikan sahamnya di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Hal ini dilakukan melalui pembelian 53,36 juta saham MDKA pada Jumat, 13 Desember 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, transaksi tersebut dilakukan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp2.273 per saham. Dengan demikian, Saratoga mengalokasikan dana sebesar Rp121,28 miliar untuk menyelesaikan pembelian ini.
Setelah transaksi tersebut, jumlah saham MDKA yang dimiliki Saratoga meningkat menjadi 4,69 miliar saham, yang setara dengan 19,18 persen dari total saham beredar.
Sebelumnya, Saratoga memiliki 4,64 miliar saham atau sekitar 18,96 persen kepemilikan. Artinya, transaksi ini menambah kepemilikan Saratoga sebesar 0,22 persen.
Menurut Sandi Rahaju, Corporate Secretary PT Saratoga Investama Sedaya Tbk., langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi investasi perusahaan.
"Transaksi ini dilakukan untuk kepentingan investasi," ujarnya singkat, dikutip Sabtu, 14 Desember 2024.
Dengan tambahan kepemilikan ini, Saratoga terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemegang saham utama di Merdeka Copper Gold.
Keputusan ini juga mencerminkan keyakinan perusahaan terhadap prospek jangka panjang MDKA.
Kinerja Keuangan SRTG
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,22 triliun pada kuartal III 2024, menunjukkan pemulihan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal III-2023, perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp10,60 triliun. Dengan hasil ini, laba bersih per saham Saratoga mencapai Rp383,70 per lembar.
Pendapatan Saratoga dalam sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24) tercatat sebesar Rp6,7 triliun, jauh lebih baik dibandingkan pendapatan negatif Rp11,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya (9M23).
Pendapatan yang pulih ini berdampak pada pencapaian laba bruto dengan margin sebesar 100 persen, mencerminkan efisiensi tinggi dalam pengelolaan biaya perusahaan.
EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) Saratoga pada 9M24 mencapai Rp6,5 triliun, dengan margin EBITDA sebesar 97 persen. Kinerja ini mencerminkan efisiensi operasional yang solid, yang berkontribusi pada pemulihan signifikan dari kerugian EBITDA sebesar Rp11,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pada sisi laba bersih, Saratoga mencatat margin bersih sebesar 77,6 persen, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan dari setiap pendapatan yang diperoleh.
Secara kuartalan, kinerja perusahaan juga menunjukkan tren yang positif. Pada kuartal III-2024, laba bersih meningkat 162,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, di mana perusahaan sempat mengalami kerugian sebesar Rp446,4 miliar.
Pemulihan kinerja Saratoga sepanjang 2024 mencerminkan keberhasilan strategi manajemen dalam mengelola portofolio investasi dan memanfaatkan peluang pasar.
Dengan marjin keuntungan yang tinggi dan perbaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, Saratoga semakin kokoh dalam menghadapi tantangan pasar dan diharapkan terus mencatatkan hasil positif di kuartal mendatang.
Kinerja ini menunjukkan keyakinan Saratoga terhadap prospek investasi di Indonesia, yang didukung oleh kebijakan strategis dan fokus pada diversifikasi portofolio.
Kinerja Keuangan MDKA
Dalam laporan keuangannya, diketahui PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berhasil mencatatkan perbaikan signifikan di kuartal kedua tahun 2024. Meski masih mencatat rugi bersih sebesar Rp205,3 miliar, angka ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kala itu,perusahaan mencatat rugi bersih Rp739,5 miliar.
Perbaikan ini tercermin pula dari penurunan rugi bersih per saham menjadi Rp8,38 per lembar dari sebelumnya Rp30,17 per lembar.
Pada semester pertama 2024, pendapatan MDKA melonjak hingga Rp17,96 triliun, naik 130,8 persen dibandingkan Rp7,8 triliun pada semester pertama 2023. Pertumbuhan ini menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan volume produksi dan penjualan, meskipun masih menghadapi tantangan fluktuasi harga komoditas global.
Laba kotor MDKA juga naik signifikan menjadi Rp1,46 triliun dari Rp693,3 miliar dan menghasilkan margin kotor sebesar 8,3 persen.
EBITDA MDKA pada periode ini tercatat sebesar Rp2,46 triliun, meningkat 127,3 persen dibandingkan Rp1,1 triliun pada tahun sebelumnya. Dengan margin EBITDA sebesar 13,9 persen, MDKA menunjukkan upaya efektif dalam mengendalikan biaya operasional dan memperbaiki efisiensi.
Namun, beban bunga yang tinggi, sebesar Rp877 miliar, masih menjadi salah satu tantangan utama perusahaan, mengingat rasio EBITDA terhadap beban bunga hanya mencapai 2,81 kali.
Dari sisi neraca keuangan, MDKA mencatat total aset sebesar Rp80,89 triliun, dengan kas setara Rp5,7 triliun. Meski kas cukup kuat, struktur utang perusahaan menunjukkan beban keuangan yang signifikan, dengan total utang jangka pendek Rp13,62 triliun dan utang jangka panjang Rp20,09 triliun.
Rasio utang terhadap ekuitas berada di level moderat 0,71 kali, sedangkan rasio utang terhadap total modal tercatat 0,42 kali.
Kinerja pasar saham MDKA tetap menarik perhatian. Dengan harga saham Rp2.660 per lembar, kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp65,09 triliun.
Meski demikian, rasio Price to Earnings Ratio (PER) menunjukkan angka negatif -317,42 kali akibat rugi bersih yang masih tercatat. Namun, rasio Price to Book Value (PBV) sebesar 1,38 kali mencerminkan valuasi yang relatif wajar dibandingkan nilai buku per saham sebesar Rp1.927,95.
Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing berada di angka -0,25 persen dan -0,44 persen. Kondisi ini menunjukkan perusahaan masih dalam tahap pemulihan.
Namun, langkah MDKA yang berhasil menekan kerugian hingga 72,2 persen secara tahunan memberikan sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan berada di jalur yang tepat untuk memperbaiki kinerja jangka panjangnya. (*)