Logo
>

Strategi Efisiensi dan Kualitas Kredit BBYB dalam Naikkan Profitabilitas di 2024

Ditulis oleh Syahrianto
Strategi Efisiensi dan Kualitas Kredit BBYB dalam Naikkan Profitabilitas di 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC terus menunjukkan momentum positif dalam perjalanan bisnisnya, meskipun di tengah persaingan ketat di sektor perbankan digital. Salah satu pencapaian signifikan yang berhasil diraih bank ini adalah peningkatan efisiensi operasional dan kualitas kredit, yang tercermin dalam proyeksi laba yang terus meningkat pada kuartal III dan Oktober 2024.

    Salah satu langkah strategis yang diambil oleh manajemen BNC untuk mencatatkan laba dan mengurangi risiko adalah dengan memperketat kriteria penerimaan risiko dalam penyaluran kredit. Sejak Juni dan Juli 2024, bank ini mulai lebih selektif dalam memberikan pinjaman, terutama pada segmen underserved atau unbanked. Hal ini tercermin pada perbaikan signifikan dalam rasio Non-Performing Loan (NPL), yang menunjukkan penurunan kualitas kredit yang lebih baik.

    “Sejak awal tahun ini, kami fokus pada peningkatan kualitas pinjaman. Kami memilih untuk lebih selektif dalam menyalurkan kredit, yang tentunya berdampak positif pada penurunan NPL. Di sisi lain, kami tetap berupaya untuk melayani segmen-segmen yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan perbankan konvensional,” ujar Eri Budiono, Direktur Utama BBYB, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 Desember 2024.

    Dengan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam memberikan pinjaman, BNC berhasil menjaga kualitas aset dan meminimalkan risiko yang dapat membebani profitabilitas bank ke depan. Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis BNC, yang kini memiliki lebih dari 27 juta pengguna terdaftar.

    Selain fokus pada kualitas kredit, BNC juga berhasil melakukan efisiensi biaya operasional. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menurunkan anggaran untuk biaya pemasaran yang kurang terarah. Dengan strategi pemasaran yang lebih terfokus dan lebih tepat sasaran, bank ini berhasil mengoptimalkan biaya pemasaran tanpa mengurangi dampaknya terhadap akuisisi nasabah baru.

    “Keberhasilan kami dalam mencapai laba hingga Oktober 2024 juga didorong oleh efisiensi dalam pengeluaran operasional, termasuk biaya pemasaran. Kami lebih memfokuskan pemasaran pada nasabah yang sudah ada, serta melakukan program referral yang efektif. Dengan demikian, kami dapat menekan biaya sambil tetap menjaga pertumbuhan nasabah,” tambah Eri.

    BBYB, yang sebelumnya dikenal dengan pemberian bunga tinggi untuk menarik nasabah baru, kini mulai menurunkan tingkat bunga dan memperpanjang jangka waktu pinjaman. Ini adalah bagian dari upaya untuk mengurangi biaya dana dan memperkuat posisi keuangan bank di pasar yang semakin kompetitif.

    Tantangan dan Peluang di 2025

    Meski BBYB berhasil mengatasi tantangan di tahun 2024, prospek tahun depan menghadirkan tantangan baru, baik dari sisi regulasi maupun dinamika pasar. Salah satunya adalah dampak dari kenaikan PPN yang direncanakan sebesar 12 persen, yang diperkirakan dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan mengubah pola transaksi di sektor perbankan digital.

    Namun, BNC tetap optimistis dengan proyeksi ke depan. Dalam menghadapi tahun 2025, bank ini berencana untuk terus mengembangkan fitur-fitur baru pada aplikasi neobank mereka, serta memperluas basis nasabah dengan menawarkan layanan yang lebih beragam. Fokus BNC ke depan adalah pada pengembangan produk pinjaman yang lebih tersegmentasi dan meningkatkan kualitas layanan digital bagi nasabah milenial dan Gen Z yang kini mendominasi pangsa pasar.

    “Di 2025, kami akan terus berinovasi dengan produk yang lebih relevan bagi nasabah. Salah satunya adalah produk pinjaman berbasis data yang lebih akurat dan pemanfaatan teknologi untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih cepat dan aman,” ungkap Eri.

    Meningkatkan Profitabilitas di Tengah Tantangan

    BNC juga menekankan pentingnya menjaga rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sehat, yang saat ini berada di kisaran 65 persen. Hal ini memberi fleksibilitas bagi BNC dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Selain itu, bank ini berencana untuk lebih fokus pada peningkatan profitabilitas dengan mengoptimalkan pemanfaatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang lebih efisien.

    “Upaya-upaya kami untuk mengurangi biaya dan memperbaiki kualitas kredit diharapkan akan terus mendukung pencapaian profitabilitas yang lebih baik ke depan,” tambah Direktur Utama BBYB itu.

    Dengan pendekatan yang lebih hati-hati dalam pemberian kredit, efisiensi biaya, dan inovasi produk yang berkelanjutan, BNC berusaha untuk mempertahankan posisi sebagai salah satu bank digital terdepan di Indonesia. Ke depannya, bank ini berharap dapat mencatatkan laba yang lebih besar serta meningkatkan kepuasan nasabah melalui solusi keuangan yang lebih tepat sasaran.

    BBYB menunjukkan bahwa bank digital tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di tengah persaingan yang ketat. Dengan strategi efisiensi yang terukur, peningkatan kualitas kredit, dan fokus pada inovasi produk, BNC berkomitmen untuk terus meningkatkan profitabilitasnya. Meski tantangan di 2025 masih akan besar, BNC siap menyongsong tahun depan dengan optimisme yang tinggi. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.