Logo
>

Strategi SMRA Bidik Tambahan Laba dari Ekspansi Serpong-Bekasi

Summarecon (SMRA) targetkan tambahan marketing sales hingga Rp15 triliun dari proyek pengembangan township di Serpong dan Bekasi dengan dukungan recurring income baru.

Ditulis oleh Syahrianto
Strategi SMRA Bidik Tambahan Laba dari Ekspansi Serpong-Bekasi
Wilayah yang dikelola oleh PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) (Foto: Dok. Summarecon)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menyiapkan langkah ekspansi besar di Serpong, Tangerang Selatan, Banten dan Bekasi, Jawa Barat sebagai sumber pertumbuhan baru. 

    Dengan penguasaan lahan lebih dari 1,2 juta meter persegi di Serpong dan 3,35 hektare di Bekasi, perseroan membidik potensi penjualan properti bernilai triliunan rupiah dalam lima tahun ke depan. 

    Proyeksi bisnis ini menjadi kelanjutan langsung dari rangkaian transaksi afiliasi senilai Rp4,6 triliun yang dituntaskan pada akhir Juni 2025.

    Jika seluruh pengembangan berjalan sesuai skenario, potensi marketing sales dari proyek Serpong bisa menembus angka Rp10 hingga Rp15 triliun. Perhitungan ini mengasumsikan pembangunan sekitar 10.000 unit rumah, dengan kisaran harga jual rata-rata Rp1 miliar hingga Rp1,5 miliar per unit. 

    Pendapatan ini bersifat satu kali (one-off), namun akan diperkuat oleh kontribusi pendapatan berulang dari fasilitas komersial seperti pusat perbelanjaan, ritel, dan penyewaan ruang usaha.

    Direktur Utama SMRA, Adrianto Pitojo Adi, menyatakan bahwa Serpong tetap menjadi kawasan prioritas pengembangan. “Tingkat hunian dan daya beli masyarakat di wilayah Tangerang Selatan serta Kabupaten Tangerang masih tinggi, dan hal ini menciptakan peluang bagi pengembangan kota mandiri baru,” kata Adrianto dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, 12 Juni 2025. 

    Ia menambahkan bahwa pengembangan akan dilakukan bertahap dengan kombinasi produk residensial dan komersial.

    Salah satu anak usaha yang disiapkan untuk mengelola pendapatan berulang dari sektor ritel adalah PT Serpong Cipta Lestari (SPCL). Perusahaan ini merupakan joint venture antara SMRA dan mitra afiliasinya, yang akan bertanggung jawab membangun pusat perbelanjaan atau mal baru di kawasan proyek. 

    Dalam keterbukaan informasi, manajemen menyebut bahwa recurring income dari SPCL akan menjadi pilar baru bagi portofolio pendapatan berulang SMRA yang saat ini berasal dari pusat perbelanjaan Summarecon Mall Serpong dan Bekasi.

    Kontribusi dari proyek pengembangan lahan di Bekasi diproyeksikan berada pada kisaran Rp800 miliar. Lahan seluas 3,35 hektare yang dikuasai melalui akuisisi PT Multitotal Bumipersada (MTBA) akan dikembangkan menjadi klaster hunian tapak kelas menengah. 

    Direktur Keuangan SMRA, Eugenia Kurniawati, menjelaskan bahwa akuisisi MTBA dan penyertaan modal senilai total Rp48 miliar dilakukan dengan proyeksi margin laba kotor minimal 35 persen. 

    “Bekasi tetap menjadi bagian penting dari strategi kota mandiri Summarecon karena kami sudah memiliki ekosistem yang siap di kawasan Margahayu,” ujarnya dalam paparan publik pada 20 Juni 2025.

    Laporan keuangan kuartal I-2025 menunjukkan bahwa total pendapatan usaha SMRA tumbuh 7,3 persen menjadi Rp1,67 triliun dibanding periode sama tahun lalu. Pendapatan dari segmen pengembangan properti masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 67 persen, sementara recurring income dari pusat perbelanjaan berkontribusi sekitar 21 persen. Sisa pendapatan berasal dari hotel, fasilitas rekreasi, dan pendapatan manajemen properti .

    Manajemen menargetkan marketing sales tahun 2025 sebesar Rp5 triliun. Namun dengan masuknya proyek Serpong dan Bekasi, angka tersebut diperkirakan bisa meningkat 20 hingga 30 persen jika penjualan berjalan agresif mulai semester II 2025. 

    Dalam catatan internal yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), SMRA menyebutkan bahwa mayoritas infrastruktur dasar seperti jalan utama, drainase, dan jaringan listrik sudah tersedia di beberapa bagian lahan Serpong, yang dapat mempercepat proses pengembangan.

    Kapasitas keuangan SMRA untuk mendanai ekspansi ini juga relatif kuat. Per akhir Maret 2025, kas dan setara kas perusahaan tercatat sebesar Rp2,1 triliun. Liabilitas jangka panjang bersih tercatat menurun dibanding akhir 2024, sedangkan arus kas operasional tercatat positif senilai Rp426 miliar. 

    Hal ini memperkuat keyakinan investor bahwa proyek pengembangan dapat dilakukan tanpa tekanan pembiayaan eksternal yang berlebihan .

    Dengan diversifikasi pendapatan melalui recurring income dan potensi marketing sales yang signifikan, ekspansi di Serpong dan Bekasi menjadi fondasi baru bagi pertumbuhan SMRA dalam lima tahun ke depan. 

    Selain itu, strategi ini sejalan dengan pola pengembangan yang telah sukses diterapkan sebelumnya di Kelapa Gading, Serpong lama, dan Summarecon Bandung. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.