Logo
>

Tarik Menarik BHIT-KPIG, Siapa menyelamatkan Siapa?

Ditulis oleh Yunila Wati
Tarik Menarik BHIT-KPIG, Siapa menyelamatkan Siapa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten MNC Group milik konglomerat Hary Tanoesudibjo, sedang menjadi perhatian. Tarik menarik antara PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) membeli saham PT MNC Land Tbk (KPIG) disisipkan cerita penolakan dari BHIT. Ada apa sebenarnya?

    Diketahui, BHIT membeli saham KPIG sebanyak 7.665.400 (0,01 persen) pada 11 Juli 2024. Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), MNC Asia Holding yang berstatus sebagai pengendali, membeli saham KPIG dengan tujuan untuk meningkatkan penyertaan saham di KPIG.

    Dengan pembelian saham KPIG tersebut, maka kini kepemilikan saham BHIT bertambah dari sebelumnya 18.971.694.180 lembar menjadi 18.979.359.680 lembar.

    Keberatan PT MNC Asia Holding Tbk

    Cerita dimulai dengan keberatan dari PT MNS Asia Holding Tbk (BHIT) atau MNC Group atas masuknya emiten properti PT MNC Land Tbk (KPIG) dalam kategori unusual market activity (UMA) atau pergerakan saham tak wajar. Keberatan itu tentang pengumuman BEI pada 9 Juli kemarin. Dalam pengumuman, KPIG ditetapkan masuk radar UMA karena terjadi peningkatan harga yang sangat signifikan.

    Menurut Direksi BHIT, perusahaan telah melakukan pembelian saham KPIG dengan jumlah terbanyak. Tujuannya, untuk meningkatkan kepemilikan perusahaan. Mereka juga berargumen, bahwa pembelian saham dilanjutkan perusahaan, sehingga berdampak pada peningkatan harga saham KPIG.

    BHIT mengumumkan bahwa harga saham PT MNC Land Tbk (KPIG) saat ini masih tergolong murah, hanya sekitar 35 persen dari nilai buku ekuitas (equity book value) KPIG. Selain itu, kepemilikan saham BHIT di KPIG saat ini baru mencapai sekitar 20 persen, sementara idealnya diharapkan mencapai 25 persen.

    “Atas dasar inilah kami memutuskan untuk meningkatkan saham di KPIG melalui pembelian saham KPIG di Bursa,” ujar Direksi BHIT dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.

    Pihak BHIT telah mengumumkan rencana pembelian saham KPIG sejak 1 Juli 2024 dan melaporkan perkembangan dengan surat masing-masing tertanggal 4, 8, dan 9 Juli 2024. Direksi BHIT juga menyatakan bahwa mereka masih berencana untuk melanjutkan pembelian saham KPIG dan meminta penjelasan terkait hal tersebut kepada pihak terkait.

    Mengutip RTI Business, saham KPIG memang menunjukkan reli sepanjang bulan Juli ini, dengan penutupan di zona hijau dari 1 Juli hingga 9 Juli, sebelum BEI mengumumkan bahwa saham tersebut masuk kategori Unusual Market Activity (UMA). Pada 10 Juli, KPIG ditutup stagnan di posisi Rp95 per saham.

    Sebulan lalu, saham KPIG bertengger di Rp50. Kenaikan harga saham ini dimulai pada 1 Juli 2024, dengan penutupan naik 12 persen. Dalam sebulan terakhir, KPIG telah naik 90 persen.

    Sebagai informasi, BHIT dikendalikan oleh Hary Tanoesoedibjo, yang secara langsung menggenggam 2,59 persen saham di emiten tersebut. Hary Tanoe juga tercatat sebagai direktur utama BHIT.

    Dengan langkah ini, BHIT berharap dapat meningkatkan nilai investasinya di KPIG dan memanfaatkan potensi pertumbuhan saham KPIG yang tengah menunjukkan tren positif.

    KPIG Masuk Kategori UMA

    PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT) atau MNC Group menyatakan keberatan atas masuknya emiten properti PT MNC Land Tbk. (KPIG) dalam kategori unusual market activity (UMA) atau pergerakan saham tak wajar.

    MNC Group, selaku pemegang saham pengendali KPIG, menyampaikan rasa keberatan tersebut terhadap pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2024 lalu. Pengumuman tersebut menetapkan KPIG masuk radar UMA karena terjadi peningkatan harga signifikan. Dalam sepekan terakhir hingga pukul 13.30 WIB kemarin, saham KPIG melesat 21,79 persen ke level Rp95. Bila dibandingkan dengan posisi akhir bulan, KPIG telah naik 90 persen.

    Direksi BHIT menjelaskan bahwa perusahaan telah melakukan pembelian saham KPIG dalam jumlah besar dengan tujuan untuk meningkatkan kepemilikan perusahaan. Mereka berargumen bahwa pembelian saham KPIG tersebut dilanjutkan perusahaan, sehingga berdampak pada peningkatan harga saham KPIG.

    "Bagi BHIT, harga saham KPIG masih terbilang murah, hanya sekitar 35 persen dari equity book value KPIG. Di samping itu, penyertaan saham KPIG oleh BHIT masih sekitar 20 persen, dan idealnya kepemilikan saham BHIT di KPIG mencapai 25 persen," ujar Direksi BHIT dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis, 11 Juli 2024.

    "Atas dasar inilah kami memutuskan untuk meningkatkan saham di KPIG melalui pembelian saham KPIG di Bursa," lanjut mereka.

    Direksi BHIT melanjutkan bahwa pihaknya telah mengumumkan pembelian saham KPIG sejak 1 Juli 2024 dan melaporkan perkembangan dengan surat masing-masing tertanggal 4, 8, dan 9 Juli 2024.

    "Selanjutnya, mohon kami dapat diberikan penjelasan terkait hal tersebut, mengingat kami masih berencana untuk melanjutkan pembelian saham KPIG," tutup Direksi BHIT.

    Mengutip RTI Business, saham KPIG memang menunjukkan reli sepanjang bulan Juli ini. KPIG ditutup di zona hijau sepanjang 1 Juli hingga 9 Juli, sebelum BEI mengumumkan saham itu masuk kategori UMA. Pada 10 Juli, KPIG ditutup stagnan di posisi Rp95 per saham.

    Sebulan yang lalu, saham KPIG bertengger di Rp50. Peningkatan saham ini dimulai pada 1 Juli 2024, dengan ditutup naik 12 persen. Tercatat, dalam sebulan terakhir KPIG naik 90 persen.

    Sebagai informasi, BHIT dikendalikan oleh Hary Tanoesoedibjo. Secara langsung dia menggenggam 2,59 persen saham di emiten tersebut. Hary Tanoe juga tercatat sebagai direktur utama BHIT.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79