KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) bersiap menempuh langkah strategis besar. Perusahaan pelat merah ini menargetkan penyederhanaan struktur bisnis dengan memangkas jumlah entitas anak, cucu usaha, dan afiliasi dari sekitar 60 menjadi hanya 22 perusahaan pada 2027 mendatang.
Langkah ini menjadi bagian dari peta jalan konsolidasi portofolio, sebuah manuver strategis yang dirancang untuk menajamkan fokus bisnis sekaligus mengatrol efisiensi operasional secara menyeluruh.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra, mengungkapkan bahwa saat ini perseroan mengendalikan langsung 49 anak usaha (control subsidiary), memiliki kepemilikan mayoritas di enam perusahaan, serta menggenggam saham minoritas di lima entitas lainnya.
Salah satu contoh kepemilikan minoritas tersebut adalah keterlibatan Telkom di PT Pefindo Biro, di mana saham yang dimiliki hanya sebesar 6 persen. Status tersebut menempatkan Telkom semata sebagai pemegang saham non-pengendali.
"Jumlahnya akan kami pangkas dari sekitar 60 menjadi di kisaran 20-an, mungkin di angka low twenties. Itu target kami," ujar Angelo dalam sesi diskusi bersama awak media di Jakarta, dikutip Kamis 14 Agustus 2025.
Proses penggabungan dan rasionalisasi entitas ini dirancang dilakukan secara bertahap. Namun, Telkom mempertimbangkan pelaksanaan awal dilakukan serentak untuk seluruh entitas, meski dengan penyelesaian yang berbeda-beda tergantung kompleksitas dan skala masing-masing perusahaan.
Menurut Angelo, tidak semua anak usaha akan melalui proses konsolidasi dengan kecepatan yang sama. Beberapa diproyeksikan rampung pada 2026, sementara lainnya berlanjut hingga 2027, bahkan 2028.
“Penyelesaiannya akan bervariasi. Ada yang selesai 2026, ada yang tuntas 2027, dan sebagian bisa sampai 2028. Karena ukuran dan kompleksitas tiap entitas memang tidak seragam,” pungkasnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.