Logo
>

Terbuka Peluang Indonesia Geliatkan Investasi Semester II

Ditulis oleh Syahrianto
Terbuka Peluang Indonesia Geliatkan Investasi Semester II

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ekonom dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Etikah Karyani mengatakan, Indonesia berpeluang menggeliatkan kembali investasi pada semester II tahun 2024.

    Etikah mengungkapkan syarat agar hal tersebut tercapai salah satunya dengan menurunnya tingkat inflasi yang didorong oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate pada periode semester II mendatang.

    "Diperkirakan inflasi 2024 akan meningkat menjadi sebesar 3,20 persen. Jika BI Rate diturunkan pada Q2, inflasi dapat turun lebih cepat karena meningkatkan investasi dan pengeluaran," katanya kepada Kabar Bursa, Jumat, 22 Maret 2024.

    Geliat investasi tersebut juga akan dirasakan oleh industri sektor riil dan keuangan. Menurut Etikah, BI Rate memang dapat mengurangi minat berinvestasi dan menaikkan biaya pinjaman.

    "BI Rate 6 persen sebenarnya masih tinggi ... Ini dipertahankan pada tingkat yang tinggi untuk mengendalikan inflasi," paparnya.

    Etikah, yang juga menjabat Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menyampaikan bahwa masyarakat akan mengerem belanja pada kondisi tersebut sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi.

    "(BI Rate) dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengeluaran konsumen, dan menurunkan investasi perusahaan," ujar Etikah.

    Di sisi lain, penanaman modal asing (PMA) diharapkan terjadi seiring terkendalinya inflasi. Ini akan berakibat terhadap menguatnya nilai tukar mata uang.

    Adapun, Etikah meyakini BI mengambil langkah tersebut setelah mempertimbangkan pengaruh dari Amerika Serikat, khususnya The Federal Reserve (The Fed). Ada beberapa pengaruh terhadap Indonesia.

    "The Fed pengaruhi perekonomian Indonesia melalui pasar saham, suku bunga, dan aktivitas ekonomi," papar dia.

    "Dan, BI sangat tergantung dengan kebijakan The Fed terkait kebijakan penentuan BI Rate," imbuhnya.

    Oleh karena itu, peneliti senior CORE Indonesia menekankan bahwa BI mengambil langkah tepat dengan melihat kondisi pasar terkini. Untuk semester II, BI dapat mengambil kebijakan berikutnya yang sesuai dengan keadaan saat itu.

    Sebelumnya, BI masih mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate untuk periode Maret pada level enam persen melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG).

    "Pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diselenggarakan tanggal 19–20 Maret 2024, keputusan telah diambil untuk mempertahankan BI Rate pada level enam persen, suku bunga Deposit Facility 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility pada level 6,75 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers setelah RDG, Rabu, 20 Maret 2024. (ari/prm)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.